Destinasi Wisata di Banyuwangi Tutup Cegah Wabah, Penyu Lebih Bebas Bertelur
Merdeka.com - Tutupnya destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi sejak sejak 16 Maret 2020 untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) justru membuat penyu-penyu semakin tenang naik ke tepi pantai untuk bertelur. Hal ini lantaran pantai menjadi sepi tidak ada wisatawan berkunjung. Saat ini, pada Bulan April hingga Juni merupakan masa penyu bertelur.
Panjang garis pantai di Kabupaten Banyuwangi yang mencapai 175 kilometer, terdapat puluhan destinasi wisata pantai mulai dari ujung utara hingga selatan. Pantai-pantai tersebut sebagian besar menjadi tempat bertelurnya penyu.
Organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi penyu, Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) menyebut terdapat 4 jenis penyu yang mendarat ke pantai di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Yaitu penyu sisik, lekang, belimbing dan hijau.
-
Dimana penyu bertelur di Banyuwangi? Pantai Sukamade merupakan tempat favorit bagi para penyu untuk mendarat dan bertelur.
-
Apa saja jenis penyu di Sukamade? Empat jenis penyu yang dapat ditemui di Pantai Sukamade adalah Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivaceae), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae).
-
Apa saja jenis ikan di Banyuwangi? 'Spotnya tidak terlalu dalam, tapi potensi ikannya variatif. Lengkap, mulai ikan karang, ikan plagis (permukaan) ada semua,' tuturnya, dikutip dari Liputan6.com.
-
Dimana penyu lebih banyak ditemukan? Penyu lebih banyak ditemukan di daerah dengan iklim tropis dan semitropis, seperti di benua Afrika dan Amerika.
-
Bagaimana cara melihat penyu di Pantai Minang Rua? Pantai ini menjadi lokasi favorit bagi penyu untuk bertelur.Ketika kamu berada di pantai ini, sempatkanlah untuk melihat anak-anak penyu yang menetas dari telurnya lalu berjalan menuju lautan lepas. Jika momennya pas, kamu juga bisa melepaskan penyu bersama dengan kelompok sadar wisata setempat.
-
Siapa yang mengelola penangkaran penyu di Pulau Pandan? Pulau Pandan terpilih menjadi tempat penangkaran penyu semi alam yang dikelola langsung oleh Kementarian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"4 Jenis di Banyuwangi itu dari total ada 7 di dunia, dan 6 di Indonesia.Dan biar pun 6 jenis, yang dua jenis (penyu tempayan dan pipih) hanya cari makan saja, tidak bertelur di Indonesia, jadi yang benar benar bertelur di Indonesia yang empat jenis itu," ujar Pembina BSTF Wiyanto Haditanojo saat dihubungi via telepon, Senin (27/4).
Wiyanto membenarkan bahwa berkurangnya aktivitas manusia di pantai akibat ditutupnya destinasi wisata memang berdampak positif terhadap habitat penyu yang akan mendarat untuk bertelur lebih tenang.
"Yang jelas seperti itu, kegiatan wisata sudah tidak ada. Penyu akan mendarat untuk bertelur dengan tenang," ujarnya.
Pada Bulan April ini, kata Wiyanto, musim bertelur penyu sudah mulai berlangsung. Hanya saja, tahun ini diperkirakan intensitas bertelurnya cenderung terlambat dan bakal mencapai masa puncak tertinggi di bulan Juni.
"Kebetulan tahun ini agak terlambat datangnya. Sampai Kamis (23/4) ini baru ada tiga sarang di BSTF. Di Pantai Cemara saya tanya juga sama ada tiga sarang. Ada lagi yang memeti (mau bertelur), melihat lokasi, kalau bagus dia akan datang bertelur," ujarnya.
"Biasanya puncak di Juni, April sama Mei sudah mulai. Kalau mundur telurnya barengan, jadi sehari bisa sampai 10 sarang. Tetap puncaknya Juni," tambahnya.
©2020 Merdeka.comWiyanto menjelaskan, sejak tahun 2011, BSTF aktif melakukan konservasi penyu di luar zona pantauan taman nasional yang ada di kawasan Kabupaten Banyuwangi maupun perbatasan seperti Alas Purwo, Meru Betiri dan Taman Nasional Baluran.
"BSTF melakukan konservasi di luar dari insitu Alas Purwo, Baluran, Sukamade. Kalau yang saya kelola untuk penyelamatan, mulai dari Ketapang sampai Pantai Rejo," katanya.
Dari pengalaman dan wawasan tentang penyu yang Wiyanto pelajari, kawasan kota Banyuwangi mulai panjang pantai dari Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro hingga Pantai Bomo di Kecamatan Blimbingsari, sejauh ini hanya ditemukan penyu jenis lekang.
"Kalau di Pantai Boom dan Banyuwangi sekitar itu (kawasan kota) penyu lekang. Mulai dari Ketapang sampai Bomo, itu masih penyu Lekang," ujarnya.
Baru kemudian di Taman Nasional Alas Purwo dan Merubetiri terdapat 4 jenis penyu lengkap mulai dari lekang, sisik, belimbing dan hijau.
"Sampai di Taman Nasional Alas Purwo, penyu sisik, lekang dan penyu belimbing satu dua, dan hijau ada sedikit. Kalau di Sukamade (TN Merubetiri), banyak penyu hijau, lekang, sisik, belimbing juga ada. Sukamade paling lengkap," tuturnya.
Jenis penyu lekang sendiri dinilai tidak terlalu sensitif terhadap keramaian manusia dibandingkan tiga jenis penyu lain di Banyuwangi.
"Penyu lekang mau di pantai kawasan kota karena dia tidak sesensitif penyu hijau, jadi biarpun di antara keramaian, pernah ada waktu jazz festival di pantai tetap mau naik," ujarnya.
Wiyanto melanjutkan, meski kondisi destinasi wisata pantai saat ini sedang tidak ada wisatawan, kemungkinan besar jenis penyu yang mendarat di kawasan kota Banyuwangi tetap sama, yakni lekang. Alasannya cukup sederhana, dimana penyu tersebut menetas dan melanjutkan hidup ke laut, hanya di situlah dia akan kembali untuk bertelur setelah dewasa.
"Kalau yang di pantai boom, untuk penyu hijau dan lainnya saya rasa enggak naik. Meski kondisinya sekarang sepi wisatawan, karena dimana dia menetas, kembali ke laut, kembali ke situ. Karena waktu dulu dulunya yang naik penyu lekang," jelasnya.
Sementara waktu yang dibutuhkan penyu mulai dari menetas hingga kembali ke laut dan siap kembali ke tempat asal untuk bertelur membutuhkan waktu hingga puluhan tahun.
"Jenis penyu lekang butuh waktu 15-20 tahun, sama dengan penyu sisik. Kalau penyu hijau lebih lama lagi 25 tahun. Kalau penyu belimbing bisa 40-50 tahun, baru naik," paparnya.
Data tahun 2019, BSTF telah menyelamatkan telur penyu sebanyak 13.052 butir untuk dipindah-sarangkan ke penangkaran semi alami untuk meningkatkan keberhasilan tetas telur dan mengurangi resiko ancaman. Jumlah tersebut diperoleh dari temuan 130 sarang hasil kerjasama bersama masyarakat yang diajak kerjasama turut menjaga di sepanjang pantai kawasan kota Banyuwangi mulai dari Mirah, Boom, Santen, Sari, Pondok Nongko dan Pantai Sobo.
"Pertama, kalau masyarakat menemukan penyu bertelur akan telepon saya, dan saya langsung koordinasi dengan BKSDA Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi, untuk telur tersebut dipindah sarangkan ke tempat penetasan semi alami di BSTF Pantai Boom," ujarnya.
Setelah menetas, dua pekan kemudian tukik tukik tersebut akan dilepasliarkan ke laut. Hanya 10 persen yang biasanya tetap dipelihara untuk pelajar, instansi maupun masyarakat yang ingin melepas liar tukik secara langsung. Bila tidak ada pihak luar yang melepas, maksimal usia dua bulan akan dilepas-liarkan semua.
"Setelah 46-50 hari kan menetas, nah itu sebagian besar langsung kita lepas-liarkan. Sebagian kecil saja yang kita pelihara. Itu untuk menyediakan bila ada yang mau terlibat melepaskan penyu, biasanya Anak anak sekolah, instansi dan lainnya dengan tujuan sosialisasi dan edukasi. Supaya mereka lebih berkesan, melepas langsung," paparnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pantai ini menjadi lokasi konservasi penyu di Jawa Timur
Baca SelengkapnyaKombinasi antara pantai yang indah dan kehadiran penyu-penyu yang mendarat untuk bertelur menjadikan pantai ini sebagai tempat menarik untuk dikunjungi
Baca SelengkapnyaPantai Kili-Kili yang berlokasi di Desa Wonocoyo, Kabupaten Trenggalek, merupakan rumah bagi penyu untuk bertelur.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaPelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaTeluk ini berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan Selat Bali
Baca SelengkapnyaKepulauan ini merupakan favorit wisatawan mancanegara.
Baca SelengkapnyaWilayahnya terdiri dari hutan bambu, hutan pantai, hutan bakau, hutan tanaman, hutan alam, dan padang rumput.
Baca SelengkapnyaMrdeka.com merangkum informasi tentang wisata Balikpapan alam yang indah dan wajib dikunjungi.
Baca SelengkapnyaWisatawan bisa diving hingga menyeberang pulau indah.
Baca SelengkapnyaBerikut beberapa pilihan destinasi wisata anak di Bali yang bisa Anda jadikan sebagai referensi buat liburan keluarga.
Baca Selengkapnya