Dewan Pers sebut jurnalis bebas berkarya tapi bertanggung jawab
Merdeka.com - Khusus untuk Indonesia, kebebasan pers begitu dirasakan setelah negara meneriakkan reformasi. Meski tak ada hambatan, Dewan Pers tetap meminta media di Tanah Air tetap jadi penyedia informasi yang bebas tapi tetap bertanggung jawab.
"Ada dua soal mengenai kemerdekaan pers di Indonesia. Dari satu sudut itu sebuah kenikmatan, anugerah. Tapi sebagian orang nyatanya harus dipikul dari kebebasan pers," papar Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (4/5).
Bagir menyadari saat ini masih banyak rekan pers yang dalam kinerjanya mengalami kekerasan. Karena itulah, keberadaan AJI diharapkan bisa membantu para jurnalis yang mengalami kekerasan.
-
Kenapa kita harus menjaga kemerdekaan Indonesia? Kemerdekaan adalah buah dari perjuangan dan pengorbanan. Mari kita jaga dengan terus berkontribusi untuk bangsa dan negara. Selamat HUT RI!
-
Siapa yang berjuang mempertahankan kemerdekaan di Padang? Bagindo Aziz Chan sendiri adalah tokoh penting bagi Kota Padang saat pihak kolonial Belanda menjajah wilayah tersebut.
-
Bagaimana peran media massa di Tegal-Brebes saat perjuangan kemerdekaan? Pada masa perjuangan kemerdekaan, banyak media pers di kawasan ini yang berperan dalam membakar semangat kemerdekaan.
-
Siapa pelopor pers nasional? Ya, jawabannya adalah Tirto Adhi Soerjo.
-
Siapa yang dukung perjuangan kemerdekaan Indonesia? Sebelum kemerdekaan Indonesia, Palestina telah memberikan dukungan terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan pada tahun 1944.
-
Kenapa kita harus terus berjuang? Hidup ini seperti berjuang di medan perang, tapi kamu memiliki kekuatan untuk membuatnya jadi lebih indah.
"AJI termasuk yang membuat daftar yang bagus dan atas itu AJI sudah menobatkan juga bahwa musuh nomor satu jurnalis adalah polisi. Atas pernyataan tersebut tidak tahu nantinya akan membaik atau bagaimana," lanjutnya.
Lebih lanjut, Bagir menyatakan, pers ke depan semakin banyak tantangan. Karena itulah, para pekerja jurnalistik jangan lupa pada kode etik mereka dan mempertanggungjawabkan atas karyanya.
"Pers yang bebas tetap harus tunduk pada ketertiban-ketertiban umum dan bangsa yang harmonis pada umumnya. Kalau pers bisa salah, pers bisa dimintai pertanggungjawabannya. Kita tetap harus teguh memperjuangkan kemerdekaan pers, pengertian teguh di sini adalah kita bisa bertanggung jawab karena pers bisa salah. Jika salah kita bisa buktikan sesuai dengan prosedur," tutup Bagir. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ninik menegaskan mandat penyelesaian karya jurnalistik itu seharunya ada di Dewan Pers.
Baca SelengkapnyaGanjar mengingatkan, kebebasan pers dijamin oleh negara
Baca SelengkapnyaKejagung dan Dewan Pers memperkuat kolaborasi dalam upaya melindungi jurnalis dari kekerasan dan intimidasi.
Baca SelengkapnyaNinik pun meminta kepada siapapun agar memahami dan bisa menghormati kerja-kerja dari jurnalis.
Baca SelengkapnyaAnggota Dewan Pers Yadi Hendriana menyebut, ada perbedaan mendasar antara KPI dengan Dewan Pers
Baca SelengkapnyaPolemik RUU Penyiaran terus bergulir, ragam penolakan masih terus berdatangan
Baca SelengkapnyaDewan Pers mengadakan riset Indek Kemerdekaan Pers untuk Tahun 2023 secara nasional.
Baca SelengkapnyaAlasan tetap melekat status sebagai jurnalis, kata Aiman, karena posisinya masih sebagai wartawan dengan status cuti.
Baca SelengkapnyaDewan Pers bersama segenap masyarakat pers siap melakukan ‘Deklarasi Kemerdekaan Pers’ di Hall Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat pada Sabtu (10/2).
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Bicara Revisi UU Penyiaran: Yang Penting Kebebasan Pers Tidak Terkendala
Baca SelengkapnyaPada peringatan Hari Kebebasan Pers diharapkan dapat melindungi seluruh lapisan yang berkecimpung di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAda tiga rekomendasi yang diberikan untuk pemerintah dalam pembentukan komite publisher rights.
Baca Selengkapnya