Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diam di Rumah Selama Pandemi, Warga Banyuwangi Tanam Vanili di Pekarangan

Diam di Rumah Selama Pandemi, Warga Banyuwangi Tanam Vanili di Pekarangan Warga Banyuwangi Tanam Vanili di Pekarangan. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Warga di Kabupaten Banyuwangi berupaya tetap kreatif dan produktif meski hanya menghabiskan waktu di rumah selama menghadapi pencegahan virus corona (Covid-19). Salah satunya dengan memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk bercocok tanam vanili dengan hasil menggiurkan, hingga jutaan rupiah.

Mustofa, warga Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, sejak beberapa bulan terakhir coba menanam vanili di pekarangan rumahnya. Mustofa tergiur dengan harga jual vanili kering yang bisa mencapai Rp 12 juta per kilogramnya. Tidak heran bila vanili dijuluki sebagai 'emas hijau'.

"Kalau harga kering per kg Rp 12 juta, cuma karena imbas corona ini, lagi turun Rp 3 juta. Kalau basah Rp 300 ribu," ujar Mustofa saat dihubungi, Rabu (6/5).

Mustofa tidak hanya sendiri, dia berhasil mengajak 11 orang di desanya untuk turut menanam vanili di pekarangan rumahnya. Apalagi saat ini banyak warga yang memiliki waktu luang di rumah masing-masing selama menghadapi wabah Covid-19.

"Memang belum terbentuk kelompok, tapi sudah ada 11 orang yang saya ajak tertarik untuk menanam di pekarangan rumahnya. Ada yang nanam 600 sampai 1000 pohon. Dari 11 orang itu ada 3 yang masih pemuda," ujarnya.

warga banyuwangi tanam vanili di pekaranganWarga Banyuwangi Tanam Vanili di Pekarangan ©2020 Merdeka.com

Mustofa memiliki cara untuk menanam vanili agar mengurangi resiko gagal panen. Dia memanfaatkan serabut kelapa yang ada di sana sebagai media tanam, sehingga akar akan berkembang tidak hanya di tanah namun juga di serabut kelapa. Serabut kelapa tersebut ada juga yang ditaruh ke dalam timba sebagai media tanam.

Sebagai tegakkan tanaman vanili, Mustofa menambahkan pipa, ditambah serabut kelapa di bagian luar dan dibungkus para para kawat. Pipa tersebut menjadi jaringan instalasi untuk mengalirkan nutrisi organik pada vanili.

"Metode ini untuk mengurangi penyakit pembusukan pada batang vanili. Untuk kebutuhan air, konsep ini lebih irit air. Dalam satu hari saya hanya membutuhkan 50-100 liter untuk 100 tanaman. Penyiramannya cukup tiga hari sekali," katanya.

Air yang disiramkan ke serabut kelapa sebagai media tanam, telah diberi formula organik dari dedaunan yang pahit. Dia juga menggunakan fermentasi rebung sebagai perangsang pertumbuhan.

"Perawatan, tidak terlalu rumit. Penyakitnya busuk batang, bawah pakai serabut kelapa dan tegakkan pakai serabut kelapa, karena tanaman ini karakternya seperti anggrek. Saya pakai mikroba, bikin sendiri dari daun daunan, segala daun yang pahit. Itu diambil airnya, diolah," ujarnya.

Saat ini Mustofa memanfaatkan lahan 4 x 22 meter yang menampung 100 tegakkan vanili di pekarangan rumahnya. Masing-masing tegakkan berisi 3-4 pohon vanili dengan jarak tanam antar tegakkan 1,5 meter.

"Ada juga yang luas 4X6 meter saya isi 30 tegakkan pas di halaman rumah, dengan jarak 1,5 meter. Itu saya gunakan media timba untuk menanam," jelasnya.

n efendiVanili©Liputan6.com

Mustofa sendiri menghabiskan biaya untuk pembelian bibit, instalasi paranet dan semua media tanam Rp 9 juta. Harga tersebut bisa ditekan bila penanaman vanili dilakukan di bawah rindang pohon, sebab tidak membutuhkan 100 persen cahaya matahari langsung.

"Yang mahal atapnya, kita pakai besi, paranet. Jadi matahari nggak langsung 100 persen terkena. Kalau di bawah pohon pohon bisa tanpa paranet," ujarnya.

Lama usia panen vanili rata rata mencapai 12 bulan dengan produktivitas 10 kilogram per pohon. Bila sudah panen, pohon vanili bisa diremajakan kembali dengan dipotong bagian batang yang kurang produktif.

"Dan kalau sudah panen, dipotong bisa tumbuh lagi, seperti pohon buah naga. Jadi tidak harus tanam dari awal lagi," katanya.

Usia tanam vanili milik Mustofa sendiri sudah 5 bulan. Meski baru 5 bulan, dia sudah bisa membuat pembibitan sendiri dan menjualnya ke beberapa daerah.

"Saya juga pembibit juga. Kemarin kirim ke Palangkaraya 1000 bibit, meski belum panen saya sudah bisa jual bibitnya. Harga setinggi 20 Cm Rp 8000," ujarnya.

Warga Papring lain yang menanam vanili di halaman rumahnya yakni Rasid. Dia juga menggunakan kaleng bekas cat sebagai media tanam untuk memanfaatkan lahan terbatas.

Seperti milik Mustofa, dia membuat 50 ember plastik bekas yang diberi media serabut kelapa, kotoran sapi yang telah difermentasi, kawat, serta piva PVC dengan ketinggian 180 cm.

"Era 80 sampai 90-an seluruh petani Papring Kalipuro menanam vanili. Hingga tahun 2007 harganya anjlok sampai Rp 3000 rupiah, akhirnya beralih ke tanaman lain," katanya.

Untuk pemasaran, Mustofa dan Rasid saat ini tidak khawatir karena prospek vanili sudah cukup bagus karena sudah ada serapan industri. Bahkan para pengepul telah memburu vanili itu sejak dalam kondisi basah.

"Tak sulit memasarkan. Harga jualnya juga tinggi," jelasnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Stabil dan Banyak Diminati, Banyuwangi Pacu Produksi Pisang Cavendish
Harga Stabil dan Banyak Diminati, Banyuwangi Pacu Produksi Pisang Cavendish

Di Banyuwangi, pisang Cavendish juga dikembangkan di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, dan Muncar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Warga Cipinang Melayu Akhirnya Menikmati Hasil Panen Cabai Rawit Seberat 300 Kilogram di Kolong Tol Becakayu
FOTO: Warga Cipinang Melayu Akhirnya Menikmati Hasil Panen Cabai Rawit Seberat 300 Kilogram di Kolong Tol Becakayu

Dari pemanfaatan lahan di kolong Tol Becakayu, warga dapat memanen cabai sebanyak 300 kilogram.

Baca Selengkapnya
Cara Menanam Durian yang Benar, Dijamin Cepat Berbuah
Cara Menanam Durian yang Benar, Dijamin Cepat Berbuah

Penanaman durian sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan untuk memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup.

Baca Selengkapnya
Panen Ratusan Biji Tiap Hari! Serunya Berwisata ke Kebun Durian Bawor  Pati, Jumlah Pohonnya Capai Seribu
Panen Ratusan Biji Tiap Hari! Serunya Berwisata ke Kebun Durian Bawor Pati, Jumlah Pohonnya Capai Seribu

Durian bawor sendiri terkenal karena rasanya yang khas, daging buahnya yang tebal, dan biji yang tipis.

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang Pohon Pinang Raup Omzet Rp6 Juta per Hari Jelang HUT ke-78 Indonesia
Cerita Pedagang Pohon Pinang Raup Omzet Rp6 Juta per Hari Jelang HUT ke-78 Indonesia

Pinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ubah Kemarau Jadi Berkah, Ini Kisah Petani Jombang Tanam Melon Cuannya Capai Rp 35 Juta
Ubah Kemarau Jadi Berkah, Ini Kisah Petani Jombang Tanam Melon Cuannya Capai Rp 35 Juta

Kemarau panjang jadi bencana bagi petani karena tidak bisa menanam padi. Hal ini tidak terjadi dengan petani Jombang. Mereka justru cuan puluhan juta.

Baca Selengkapnya
FOTO: Semangat Penyandang Difabel Panen dan Jual Sayuran Hasil Kebun Hidroponik
FOTO: Semangat Penyandang Difabel Panen dan Jual Sayuran Hasil Kebun Hidroponik

Kebun hidroponik, yang sudah berjalan lebih dari 6 tahun, menjadi sarana pembelajaran murid penyandang disabilitas untuk menanam hingga memanen sayuran di YPAC.

Baca Selengkapnya