Dianggap Buang-Buang Duit, Segini Ongkos Pasang Baliho Kampanye Pemilu di Bali
Merdeka.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali, Dewa Agung Gede Lidartawan mengusulkan agar partai politik tidak menggunakan baliho saat kampanye. Hal ini karena dinilai hanya buang-buang uang negara.
Lidartawan menjelaskan, untuk memasang satu baliho membutuhkan anggaran sekira Rp10 juta. Sebagai gantinya, dia meminta kepada partai agar membuat perubahan saat pemilu dengan pemanfaatan teknologi.
"Kampanye, bagaimana kita membuat sebuah perubahan di Bali ini, tidak usah pakai baliho. Kita pakai yang lain, karena pemasangan baliho menyulitkan banyak orang terutama Bawaslu yang harus menghitung satu persatu (Baliho) di desa, itu lebih atau tidak," kata Lidartawan di Denpasar, Selasa (14/2).
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Siapa yang didukung PKB di Pilgub Bali? 'Saya patuh terhadap DPP, tetapi tanda-tandanya ke Pak Wayan Koster,' kata Bambang, saat ditemui di acara Sekolah Pemimpin Perubahan (SPP) PKB Wilayah III di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu (17/7).
-
Kenapa Bupati Kutai Timur mengajak masyarakat perangi korupsi? 'Ini sebagai upaya memerangi korupsi. Apalagi korupsi bertentangan dengan hak asasi manusia. Mudah-mudahan dengan hadirnya kita mampu menjauhkan diri kita dari korupsi,' katanya.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Bagaimana Bupati Kutai Timur mengajak masyarakat perangi korupsi? Dengan mengambil tema Sinergi Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju, kegiatan itu dilaksanakan di halaman Polder Ilham Maulana, Sabtu (9/12) pagi.
Nantikan update berita Pemilu di Liputan6.com
"Kemudian, Satpol PP harus menurunkan (baliho) yang lebih dan kemudian harus melihat stempel yang sudah distempel atau punya KPU yang tidak bisa diturunkan. Ini luar biasa banyak kerjaan kita," imbuhnya.
Dia menyebutkan, bahwa partai saat memasang baliho juga harus mengeluarkan uang untuk pemasangan dengan membelikan makan dan minuman bagi yang memasang.
"Teman-teman juga begitu pasang baliho satu mengabiskan Rp10 juta, karena harus membeli makanan minuman untuk yang pasang dan lain sebagainya," bebernya.
Sementara, di sisi lain menurutnya untuk di Pulau Bali, sudah 54 persen pemilihnya adalah kaum milenial yang familiar dengan gadget.
"Artinya begini, pemilih kita hampir 54 persen sudah milenial. Belum lagi bapak-ibu kita yang bukan golongan milenial tapi sudah membawa gadget. Hampir 100 persen, saya komunikasi dan sosialisasi tentang pemilu kepada kaum milenial, jawabannya hanya satu, buatkan kami video untuk mengenal para kandidat. Sehingga kami tidak ditipu oleh makelar-makelar politik, sehingga kita tahu apa yang kami pilih apa visi-misinya," ujarnya.
"Jadi sekali lagi, saya menyampaikan keluhan dari anak-anak muda kita. Sekarang internet sudah ada, web sudah ada dan teman-teman tinggal mempromosikan dirinya lewat website-website pribadi atau channel-channel pribadi," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa para kandidat bisa mempromosikan dirinya lewat akun YouTube, podcast, website pribadi atau di akun sosial media serta lainnya. Meski di Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017, KPU masih memberikan peluang untuk memasang dan memfasilitasi partai mendapatkan baliho.
"Kami hanya mencetakkan saja, baliho kita cetak, spanduk kita cetakan oke-oke saja. Tapi kalau 30 persen dari yang kami cetak tidak diambil, bagaimana ceritanya bangsa dan negara ini buang-buang uang untuk hal-hal yang tidak penting," ujarnya.
"Silakan ke kantor KPU kabupaten dan kota, banyak DPD partai yang balihonya masih ada, bagus terlipat di kantor KPU kabupaten dan kota, karena tidak diambil dan tidak ada ongkos pasang. Apalagi ongkos bongkar nantinya," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Bali memberikan penjelasan terkait pencopotan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang kedatangan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaSupaya Bali yang menjadi destinasi wisata ini lebih apik dan tidak terlalu carut marut dengan adanya baliho," kata Koster
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menyinggung pertemuan Presiden Jokowi dengan para Pj Gubernur Bali sebelum pencopotan baliho Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca Selengkapnya"Enggak ada baliho tidak apa-apa yang penting inilah pemimpin yang bersih daripada ada baliho duitnya dari mana, dari korupsi?," kata Hasto
Baca SelengkapnyaDampak dari penurunan baliho pasangan Capres-cawapres tersebut kini mendapat sorotan tajam publik
Baca SelengkapnyaMenurut Prabowo, hal itu merusak keindahan alam Bali.
Baca SelengkapnyaKasatpol PP Bali, Nyoman Rai Dharmadi mengatakan perintah pencopotan dari pejabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya
Baca SelengkapnyaPenjelasan Bawaslu soal baliho Prabowo-Gibran terpasang di ikon Welcome to Batam
Baca SelengkapnyaTB Hasanuddin tersinggung dengan pencopotan baliho bendera PDI Perjuangan dan baliho Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaTodung Lubis meminta pejabat negara yang ingin terlibat dalam Pilpres mengajukan cuti.
Baca SelengkapnyaBawaslu meminta peserta Pemilu 2024 untuk tidak memasang stiker kampanye di fasilitas publik.
Baca Selengkapnya