Diduga kelelahan, Mapala Amikom tewas saat rapling
Merdeka.com - Dwi Aprilianda (18) mahasiswa semester 1 jurusan D3 Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta meninggal dunia saat mengikuti kegiatan Mayapala Jungle School. Dwi meninggal dunia saat sedang mengikuti kegiatan rapling di Jembatan Babarsari, Depok, Sleman, Rabu (31/1).
Wakil Rektor III Universitas Amikom Yogyakarta, Ahmad Fauzi membenarkan meninggal dunianya Dwi saat mengikuti kegiatan mahasiswa pecinta alam (Mapala) Amikom. Dwi meninggal saat mengikuti kegiatan di hari pertama.
"Saat rapling sedang naik tali sudah tinggal sedikit itu yang bersangkutan kecapaian mungkin terus lemas. Pokoknya lemas sudah tidak bisa naik lagi. Tidak terjatuh kok. Safety. Semuanya. Tidak ada luka apa-apa," ujar Fauzi saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (1/2) malam.
-
Dimana korban disekap? Penyidik Satreskrim Polres Lampung Utara, Lampung, segera merampungkan berkas enam tersangka penyekapan dan perkosaan siswi SMP inisial NA (15).
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
-
Di mana korban disekap? Menurut pengakuan dari korban, setelah pertemuan kedua dan seterusnya ini mereka tinggal satu rumah di daerah Solo. Nah pada saat itu mereka melakukan suatu hubungan dan membuat video ataupun foto-foto,' Arifin mengatakan pada 11 Mei 2023, ada video dan foto yang dikirim oleh terduga tersangka JR.
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
-
Apa yang terjadi jika pendaki jatuh? 'Yang sering naik dan yang sering bikin konten, ini ke bawahnya sangat jauh, bisa sampai puluhan meter. Makanya yang jatuh kami pastikan tidak akan dievakuasi apapun alasannya. Karena apapun alasannya, ini sangat berbahaya,' terang pencinta alam tersebut.
Fauzi menuturkan usai melihat Dwi lemas di tali, pihak Mapala segera memberikan pertolongan pertama. Usai mendapatkan pertolongan pertama, Dwi pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Hermina.
"Sekitar pukul 15.30 WIB meninggal dunianya. Penyebabnya kami belum tahu. Saat kami minta diagnosis resmi kepada dokter, dokter bilang akan memberikan diagnosis resmi kepada keluarga, sehingga pihak kampus jika ingin mengetahui hasil pemeriksaan bisa minta izin ke keluarga," terang Fauzi.
Fauzi menjabarkan usai kejadian meninggalnya Dwi, untuk sementara waktu kegiatan Mapala dihentikan. Sebab, lanjut Fauzi, masih dalam suasana berduka.
"Kami akan melakukan evaluasi internal. Meskipun demikian kita tidak akan membentuk tim khusus karena ini bukan kejadian luar biasa. Tetapi mahasiswa meninggal karena sakit saat ikut kegiatan mapala" tutup Fauzi.
Jenazah Dwi sendiri sudah dimakamkan oleh pihak keluarga pada Kamis (1/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Dwi dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Sambilegi yang berada tak jauh dari rumah duka.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pendaki mengalami hipotermia saat menuruni puncak Gunung Bawakaraeng.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaSebelum peristiwa itu, kru helikopter bernama Oktraman Menderosap atau Oki rupanya memiliki firasat buruk.
Baca SelengkapnyaTim Reaksi Cepat Satuan Lalu Lintas Polres Malang yang bertugas dalam Operasi Ketupat Semeru 2024 langsung mengevakuasi lansia itu ke RS Saiful Anwar Malang.
Baca SelengkapnyaLokasi kejadian perkara merupakan perlintasan sebidang tanpa ada palang pintu.
Baca Selengkapnya