Diguncang gempa 4.1 SR, Gunung Agung makin kritis
Merdeka.com - Pergerakan gempa tremor hingga overscale terus terjadi secara menerus dalam beberapa menit hari ini, hingga sempat menghasilkan gempa magmatik dengan kekuatan 4.1 SR. Hal itu menjadikan Gunung Agung di Bali makin tambah kritis.
Laporan dari BMKG, gempa kekuatan 4.1 SR terjadi di 48 kilometer barat laut wilayah Karangasem. Gempa dengan kedalam 10 km ini terjadi pada pukul 10.58 WITA dan dirasakan warga di wilayah Nusa Dua dan Kabupaten Buleleng.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulakonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syabana mengatakan, bahwa suplai magma saat ini terus tumbuh ke permukaan.
-
Berapa kekuatan gempa di Bali? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Bagaimana gempa Bali terjadi? Hasil analisa BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat. Jenis itu diketahui setelah memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
-
Bagaimana getaran gempa di Bali dirasakan? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
-
Mengapa gempa Bali terasa di beberapa wilayah? Dia menyebut, meski berkekuatan kecil, getaran gempa begitu dirasakan warga di sejumlah wilayah.
-
Dimana gempa Bali terjadi? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali mencatat kerusakan ringan dampak gempa berkekuatan 4.9 magnitudo di Kabupaten Gianyar.
-
Kapan gempa di Bali terjadi? Gempa terjadi pukul 08.51 WITA dan getarannya terasa hingga beberapa detik.
Menurutnya aktivitas tinggi Gunung Agung diindikasikan dengan masih terekamnya kegempaan vulkanik dalam. Artinya masih ada tekanan berlebih di Gunung Agung.
Selain gempa vulkanik dalam, Devy menyebut seismograf yang dipasang di sekeliling Gunung Agung juga masih merekam adanya gempa low frekuensi yang mengindikasikan terjadinya pertumbuhan lava di permukaan. Menurutnya, gempa low frekuensi terekam masih amat banyak.
"Kemarin, perekaman gempa low frekuensi terbanyak yakni 44 kali. Sekarang dalam 12 jam terakhir sudah ada 17 gempa low frekuensi, gempa vulkaniknya 11 kali. Salah satu indikasi lain bahwa Gunung Agun masih pada masa kritis," papar dia di Pos Pengamatan Gunung Agung, di desa Rendang, Karangasem, Bali, Rabu (6/12).
Menurutnya, gempa tektonik lokal yang terekam bukan gempa yang disebabkan oleh stres pada sesar.
"Yang terjadi itu tergantung posisinya di mana. Tapi itu adalah stres yang dilepaskan oleh sesar. Tapi sumber sesarnya sendiri masih dalam kaitannya dengan aktivitas Gunung Agung. Stres itu bisa terbentuk karena adanya tekanan dari magma," jelas dia. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa itu terjadi hari ini, Sabtu (14/9) pukul 00.19 WIB.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa cukup kuat dirasakan karena terjadi di darat.
Baca SelengkapnyaSesar Ciremai merupakan sesar aktif. Sesar ini menurut Pusgen (2017) memiliki magnitudo tertarget mencapai 6,5 dengan laju geser sesar 0,1 milimeter per tahun.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut cukup terasa karena terjadi di darat
Baca SelengkapnyaSelain Garut, gempa bumi juga mengguncang Jayapura, Papua.
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet yang saat ini masih berstatus waspada atau level II dipantau secara visual dan instrumental.
Baca SelengkapnyaGunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan"
Baca SelengkapnyaGempa bumi magnitudo 6,1 yang mengguncang Kupang tak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaGempa ini membuat 10 bangunan terdampak, rinciannya sembilan rumah dan satu fasilitas umum berupa mushala.
Baca SelengkapnyaEpisenter gempa terletak pada koordinat 7.35 LS dan 106.49 BT
Baca SelengkapnyaPVMBG tetap melakukan pemantauan secara berkala terhadap Gunung Ciremai, meskipun sampai sekarang statusnya masih aman.
Baca Selengkapnya