Din Syamsudin mundur dari jabatan utusan khusus Presiden untuk dialog antaragama
Merdeka.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin mengirimkan surat pengunduran diri sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. Surat itu ia kirimkan pada Jumat (21/9) kemarin langsung ke pihak Istana Kepresidenan.
"Saya sudah mengajukan pengunduran diri sebagai utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antaragama dan peradaban. Tadi suratnya sudah saya sampaikan," kata Din di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/9).
Din mengungkap alasan di balik pengunduran dirinya itu. Menurutnya, pengunduran diri ini terjadi karena Presiden Jokowi telah resmi menjadi calon presiden di Pilpres 2019. Sedangkan, lembaga yang pernah ia pimpin yakni, Muhammadiyah telah memutuskan untuk bersikap netral di pilpres mendatang.
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
-
Kapan PDIP umumkan pemecatan Jokowi? Pada tanggal 16 Desember 2024, Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, secara resmi mengumumkan pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari keanggotaan partai.
-
Bagaimana PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution telah diumumkan secara resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) melalui Surat Keputusan dengan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
-
Siapa yang pecat Jokowi? Pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Jakarta.
"Sementara, satu, organisasi yang pernah saya pimpin, Muhammadiyah, sekarang juga masih pemimpin Muhammadiyah tingkat ranting, punya khittah tidak terlibat dalam politik kekuasaan. Maka dia harus bersifat netral, bukan netral tidak memilih, nanti hak pilih ya kita salurkan pada waktunya nanti," ungkapnya.
Din mengaku belum bertemu dengan Jokowi setelah mengirimkan surat tersebut. Rencananya ia akan bertemu mantan Gubernur DKI Jakarta itu Senin (24/9) pekan depan.
"Sudah ke Istana. Saya belum ketemu beliau. Mungkin baru Senin depan," tuturnya.
Dia juga mengucapkan selamat pada pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden baik Jokowi-Ma'ruf ataupun Prabowo-Sandiaga yang telah mendapatkan nomor urut Pilpres 2019. Din berharap para pasangan calon bisa bertarung secara sehat.
"Bersaing sehat sehat merebut kebaikan dan sebagai anak-anak bangsa kita jangan terpecah belah. Sayang sekali agenda lima tahunan ini akan memecah belah di antara kita. Padahal kita mau maju," ucapnya.
Din berharap kedua pasangan calon bisa bertarung secara adil. Serta menggunakan cara yang baik dan beradab saat berkampanye.
"Itu juga perlu melakukan cara-cara, langkah-langkah ya, yang ya yang baik, begitu pula pihak Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin sebagai petahana juga melakukan cara-cara yang baik," ungkapnya.
Menurutnya, tidak boleh menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan ataupun mempertahankan kekuasaan untuk mendapatkan kursi pemimpin Indonesia. Hal itu, kata mantan Ketua PP Muhammadiyah ini akan menggangu sistem demokrasi Indonesia.
"Janganlah merebut kekuasaan maupun mempertahankan kekuasaan dengan cara-cara yang disebut dengan menghalalkan segala cara. Itu akan menciptakan demokrasi kita demokrasi yang tidak bermoral," ucapnya.
Diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melakukan telah melakukan pengundia nomor urut capres-cawapres di Pilpres 2019. Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan nomor 01 sedangkan Prabowo-Sandi nomor 02.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai langkah pengunduran diri Mahfud MD lebih dilandasi kepentingan elektoral, bukan etis.
Baca SelengkapnyaDin menyatakan keyakinannya bahwa warga Muhammadiyah dukung Anies-Cak Imin depan Ketua Umum PKS.
Baca SelengkapnyaRay juga menyebut ada keuntungan lain dari sisi elektoral yang bisa didapat dari Mahfud jika keluar dari kabinet.
Baca SelengkapnyaSebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai kepala negara, presiden merupakan penyelenggara pemilihan.
Baca SelengkapnyaPada Pilpres 2019, Aminuddin bergabung dengan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf.
Baca SelengkapnyaMahfud MD menyiapkan surat pengunduran diri sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.
Baca SelengkapnyaRencananya, Mahfud akan mengantarkan surat tersebut pada Kamis (1/2) besok.
Baca SelengkapnyaMahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaDin sempat ambruk saat hendak menunaikan salat Zuhur berjemaah di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha
Baca SelengkapnyaMahfud disebut akan menjalankan tanggung jawabnya sesuai aturan.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, perdebatan keputusannya baru mundur menjelang pencoblosan atau sebelum dicalonkan sebagai cawapres Ganjar merupakan hal lazim dalam politik.
Baca SelengkapnyaDin Syamsuddin temui Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta
Baca Selengkapnya