Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

DPR soal Pria Coba Bunuh Diri Protes PPKM: Rumit, Karena Tak Tahu Covid Sampai Kapan

DPR soal Pria Coba Bunuh Diri Protes PPKM: Rumit, Karena Tak Tahu Covid Sampai Kapan Ketua Asosiasi Kafe dan Resto di Bandung diduga mencoba bunuh diri. ©2021 Merdeka.com/Aksara Bebey

Merdeka.com - Insiden miris terjadi di depan depan Kantor Balai Kota Bandung, dimana aksi nekat dari Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR), Gan Bonddilie atau yang akrab disapa Bondbond, diduga hendak melakukan pencobaan bunuh diri.

Untungnya aksi dari Bondbond bisa dicegah dan kini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk mendapat perawatan. Diduga, aksi nekat itu dia lakukan karena kecewa terhadap Pemerintah Kota Bandung dan kebijakan PPKM yang merugikan banyak pelaku usaha.

Merespons kejadian itu, Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay menyampaikan prihatin dan menilai bahwa kondisi saat ini memanglah rumit. Ketika pilihan memperpanjang PPKM diberlakukan guna mencegah penyebaran Covid, pastinya akan memberi dampak yang sangat luas.

Orang lain juga bertanya?

Namun disisi lain, jaring pengamanan atau bantuan sosial yang disalurkan pemerintah dirasa belum menyentuh seluruh kalangan yang tepat. Sedangkan masyarakat sendiri merasakan penanganan Covid-19 seperti tak kunjung berikan kepastian.

"Rumit juga dan sekaligus sulit karena kita tidak tahu sampai kapan Covid ini akan berakhir. Sehingga yang terjadi justru dirasakan masyarakat adalah ini covid dibuat bertermin, atau bertahap," ujar Saleh saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/8).

Sehingga, lanjut Saleh, hal itu bisa mengganggu dan akan berdampak pada agenda yang dirancang masyarakat maupun pengusaha. Sementara pada lain sisi, masyarakat agak kesulitan untuk mencari alternatif pemasukan lain, karena semua sektor terdampak.

"Jadi mereka ini, masyarakat kadang-kadang merasa dia sudah masuk titik jenuh atas aturan yang ditetapkan dari pemerintah. Maka dari situlah mereka berharap ini segera berakhir. Inilah yang saya kira kesulitanya," tuturnya.

Oleh sebab itu, Saleh yang juga Ketua Fraksi PAN tersebut mendesak kepada pemerintah melakukan berbagai macam upaya antisipasi, dan langkah cepat bila ada penolakan dari masyarakat dalam bentuk apapun.

"Penolakan itu ekspresinya macam-macam ada yang mengibarkan bendera putih, ada yang mencoba melakukan upaya bunuh diri, kemudian ada ekspresi-ekspresi lain, yang dalam bentuk penolakan di media sosial dan seterusnya," sebutnya.

"Saya kira itu harus dijawab pemerintah, ya terutama dengam melakukan sosialisasi, edukasi yang benar kepada masyarakat. sosialisasi, bahwa kita ini belum selesai persoalan kita masih panjang masalah kita ini, bukan cuman kita seluruh dunia juga merasakan misalnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Saleh juga meminta kepada pemerintah untuk segera memberikan edukasi kepada masyarakat berupa pelatihan-pelatihan yang memberikan efek ketahanan dalam menjalani kehidupan selama pandemi Covid-19.

"Berikan edukasi bagaimana untuk tetap bisa bertahan, termasuk diantaranya edukasi di masyarakat bahwa pemerintah kan memiliki bantuan sosial, bansos itu yang merata dan tepat sasaran. Nah saya kira itu faktor penting untuk diperhatikan pemerintah," terangnya.

Pada kesempan berbeda, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera melihat kondisi tersebut bisa sebagai kritik atas kehadiran pemerintah yang belum seluruhnya dirasakan masyarakat dalam pandemi Covid-19.

"Tanda negara belum hadir sepenuhnya," kata Mardani.

Walau demikian, Mardani meminta kepada pemerintah agar segera mengatasi masalah ini. Selain itu dia juha mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berusaha dan bersabar walaupun kondisi pandemi sangat memberikan dampak besar terhadap kehidupan.

"Ayo Pak Jokowi kesempatan mewujudkan 911 versi Indonesia sehingga siapapun yg punya masalah bisa disapa dan diurus oleh negara," ujarnya.

"Kondisi memang berat. Semua mesti disiplin. Dan saat yg sama jaga kedekatan dg Allah SWT. Perasaan ikhlas dan legowo sambil terus sabar berikhtiar insya Allah menyehatkan kondisi psikis kita semua," lanjutnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Resto (AKAR), Gan Bonddilie atau Bondbond, ditemukan dengan luka di sekitar perut dan leher di depan pintu masuk Balai Kota Bandung. Ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk mendapat perawatan.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Rudy Tri Handoyo mengaku belum bisa keterangan lebih detil mengenai peristiwa ini. "Betul (ada percobaan bunuh diri)" kata dia melalui pesan singkat, Rabu (4/8).

Salah seorang saksi, Jajang Jaenudin (35) mengaku sempat dihubungi oleh Bondbond mengenai aksi unjukrasa di depan Balai Kota Bandung. Ia kemudian menyusul Bondbond hingga menemukannya dengan keadaan terluka. Di sekitar tubuh Bondbond ada sebilah pisau yang diduga digunakan untuk melukai diri.

"Sudah tergeletak di tengah Jalan Wastukencana dengan luka pada leher sebelah kiri dan perut sebelah kanan," ucap dia.

Di kalangan wartawan, tersebar pesan suara diduga dari Bondbond. Pesannya berisi mengenai kegelisahan para pelaku usaha yang operasionalnya terkendala dengan kebijakan PPKM. Ia pun kecewa kepada Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana yang tidak memenuhi janji.

Selain itu, isi pesan suara tersebut berisi permintaan maaf kepada rekan seprofesi serta organisasi karena tidak berhasil memperjuangkan untuk memperbaiki situasi usaha di masa PPKM. Perminataan maaf pun disampaikan untuk anak dan istrinya.

Berikut Isi Rekaman Diduga Suara Bondbond

Selamat siang wartawan, beserta teman teman AKAR semuanya, PHRI. Tidak banyak yang bisa saya sampaikan, pastinya berharap, saya selaku Ketua Harian AKAR Jabar berharap PPKM ini bisa memberikan kelonggaran kita, khususnya di Kota Bandung beserta daerah-daerah lainnya, sehingga teman­-teman insan pariwisata serta yang lainnya dapat membuka usahanya dengan protokol yang ketat.

Pada hari ini, luar biasa perjuangan, tetapi, informasi yang kita ketahui, di Kota Bandung khususnya, bahwasannya pemerintah tetap mengikuti anjuran dari pemerintah pusat. Bahkan yang saya, selaku wakil ketua, kemarin kita sudah mediasi Kang Yana (Wakil Wali Kota Bandung) siap pasang badan. Tetapi, sangat disesalkan Pemerintah Kota Bandung tetap mengikuti pusat, tidak berani mengambil tindakan yang tepat.

Saya selaku pengurus, tetap memberikan yang terbaik untuk teman-teman. Perjuangan ini belum berakhir. Jika memang perjuangan terakhir ini saya lakukan, semoga keinginan yang kita tuangkan dalam selembar kertas dapat diizinkan, dapat di-deal-kan oleh pemerintah sehingga kita bisa dine in kembali.

Mendengar keluhan teman-teman aja saya sudah tidak kuat. Selaku pengurus saya mohon maaf jika selama ini saya kurang bisa memberikan sesuatu yang terbaik untuk teman teman. Percayalah pengorbanan ini mungkin yang terbaik yang bisa kami lakukan selaku pengurus. Hatur nuhun semuanya.

Untuk wartawan kami hanya, inginkan hanya dine in saja dengan protokol yang tepat yang kuat, tidak ada yang lainnya. Kalau yang lainnya hanya bisa mengikuti saja. Mohon maaf sekali lagi, semoga perjuangan kita akan mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Untuk anak-anakku, mohon maaf kalau ayah belum bisa memberikan yang terbaik, percayalah, tanpa ayah juga. Ayah yakin kalian bisa tumbuh dan bisa menjadi anak yang soleh dan solehan. Untuk istriku, terimakasih, mohon maaf, bondbond belum bisa jadi ayah yang baik. Perjuangan ini, akan tetap kibarkan bendera putih dan bendera kuning sebagai pengorbanan kita untuk semuanya. Terima kasih.

Beberapa hari sebelumnya, AKAR merilis pernyataan mengenai kondisi usaha restoran dan cafe yang luluh lantak karena Pandemi Covid-19. Banyak dari pengusaha pun memutuskan menutup bisnisnya.

Dalam rilis tersebut, Ketua Harian AKAR Gan Bonddilie menilai pemerintah kota Bandung perhatiannya masih sangat kecil karena tidak pernah diajak untuk berdiskusi di masa PPKM.

"Perwal PPKM tidak berpihak kepada kita, karena secara aturan kafe dan restoran itu sudah melakukan yang dianjurkan oleh pemerintah, mulai dari protokol kesesehatan yang sangat ketat seperti dibuatkannya tempat cuci tangan, penyediaan handsanitizer, pengecekan suhu tubuh kepada pelanggan dengan sangat baik hingga jarak dan kapasitas yang dibatasi," tulis dalam rilis tersebut.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Aksi Demo Tolak Revisi UU Pilkada Masih Memanas hingga Malam Hari, Pengunjuk Rasa Tembakan Petasan ke Aparat
FOTO: Aksi Demo Tolak Revisi UU Pilkada Masih Memanas hingga Malam Hari, Pengunjuk Rasa Tembakan Petasan ke Aparat

Hingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.

Baca Selengkapnya
Deretan Aksi Nyeleneh Caleg Gagal Dapat Suara, Bakar Petasan hingga Bongkar Makam
Deretan Aksi Nyeleneh Caleg Gagal Dapat Suara, Bakar Petasan hingga Bongkar Makam

Beberapa Caleg yang diduga tak meraup suara banyak pun mengalami kekecewaan.

Baca Selengkapnya
Awal Mula dan Makna Gambar 'Peringatan Darurat' yang Menggema di Medsos
Awal Mula dan Makna Gambar 'Peringatan Darurat' yang Menggema di Medsos

Gambar lambang Burung Garuda berlatar biru dengan tulisan 'Peringatan Darurat' membanjiri media sosial. Apa maknanya?

Baca Selengkapnya
VIDEO: Api Berkobar di Gerbang, Pendemo Tolak Hasil Pemilu Lempar Botol ke Gedung DPR
VIDEO: Api Berkobar di Gerbang, Pendemo Tolak Hasil Pemilu Lempar Botol ke Gedung DPR

Ratusan massa membentangkan spanduk di gerbang lalu membakarnya

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ganas Bintang Emon Lawan DPR soal RUU Pilkada
VIDEO: Ganas Bintang Emon Lawan DPR soal RUU Pilkada "Kita Dianggap Tolol Dipaksa Telan Keputusan!"

Bintang lantang berorasi mengajak pendemo melawan keputusan DPR.

Baca Selengkapnya
Sempat Dihujat Netizen, Raffi Ahmad Akhirnya Buka Suara 'Saya Mengawal Bagaimana Keputusan MK'
Sempat Dihujat Netizen, Raffi Ahmad Akhirnya Buka Suara 'Saya Mengawal Bagaimana Keputusan MK'

Raffi Ahmad sempat ramai dihujat netizen karena dinilai tak turut buka suara soal RUU Pilkada yang akhirnya dibatalkan.

Baca Selengkapnya
Situasi Terkini di Depan Gedung DPR: Gerbang Dijebol hingga Ledakan Petasan Menggema, Dibalas Watercannon
Situasi Terkini di Depan Gedung DPR: Gerbang Dijebol hingga Ledakan Petasan Menggema, Dibalas Watercannon

Aksi massa yang menuntut DPR untuk mematuhi Putusan MK terkait pencalonan kepala daerah dan batas usia calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Orasi Tom Lembong Panas-panasan Ungkit Kemarahan Kawal Putusan MK saat Demo di DPR
VIDEO: Orasi Tom Lembong Panas-panasan Ungkit Kemarahan Kawal Putusan MK saat Demo di DPR

Thomas Lembong ikut dalam barisan unjuk rasa #KawalputusanMK di Gedung DPR

Baca Selengkapnya
Potret Para Komika saat Ikut Aksi Demo di Senayan, Ada Arie Kriting Hingga Abdel
Potret Para Komika saat Ikut Aksi Demo di Senayan, Ada Arie Kriting Hingga Abdel

Hal itu terungkap dari video yang dibagikan Adjis Doaibu di akun X. Adjis Doaibu sendiri merupakan Presiden Stand Up Indo.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Situasi Terkini Api Berkobar Dekat DPR, Massa Aksi Bertahan Hingga Malam Hari
VIDEO: Situasi Terkini Api Berkobar Dekat DPR, Massa Aksi Bertahan Hingga Malam Hari

Mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan mengepung gedung DPR/MPR, Kamis 22 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD
Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD

Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.

Baca Selengkapnya
Demonstrasi di MK Bubar, Massa Pindah ke DPR RI
Demonstrasi di MK Bubar, Massa Pindah ke DPR RI

Mereka memilih untuk bergerak melanjutkan gerakan kawal putusan MK.

Baca Selengkapnya