DPRD Jabar akan Buat Perda Agar Dokter Tak Cuma Ramai di Perkotaan
Merdeka.com - DPRD Jabar mengkritisi sebaran dokter yang banyak di daerah perkotaan. Padahal, Jabar disebut tak kekurangan tenaga medis. Dinas Kesehatan (Dinkes) diminta segera melakukan langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan tersebut.
Wakil Ketua Pansus IV DPRD Jabar Yod Mintaraga menyebut, dokter di Provinsi Jawa Barat jumlahnya mencapai sekitar 25 persen dari total jumlah dokter di Indonesia. Tetapi, masih mengalami krisis dokter, khususnya spesialis.
"Keberadaan dokter spesialis hanya terpusat di wilayah perkotaan. Kondisi ini sudah berlangsung lama dan berdampak pada masyarakat," ucapnya, Selasa (2/7).
-
Bagaimana cara Jokowi ingin mengatasi kekurangan dokter spesialis? '2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional,' tutur Jokowi.
-
Kenapa jumlah dokter di Indonesia masih rendah? Mengutip pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD saat memberikan materi di acara yang sama, saat ini rasio jumlah dokter Indonesia masih tergolong sangat kecil, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk. 'Angka ini jauh di bawah standar WHO yang minimalnya 1 dokter per 1.000 penduduk,' ujar Dante.
-
Bagaimana IDI mengatasi kurangnya dokter di daerah terpencil? 'Apresiasi dari daerah masih belum merata padahal biaya kebutuhan ekonomi di setiap daerah berbeda,' kata Adib.
-
Bagaimana Prabowo mengatasi kekurangan dokter? Salah satu langkah yang ia usulkan adalah meningkatkan jumlah fakultas kedokteran dari 92 menjadi 300 di seluruh Indonesia.
-
Kenapa Jokowi ingin segera melengkapi dokter spesialis di rumah sakit daerah? 'Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi,' kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
-
Siapa yang terdampak dari kurangnya dokter? Pandemi Covid-19 telah menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya mempersiapkan perlindungan baik jiwa maupun kesehatan demi menjaga stabilitas keuangan keluarga.
Pihaknya mengaku sudah melakukan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyelenggaraan Kesehatan dengan melibatkan stakeholder terkait di antaranya Dinkes Jabar, Dinkes kabupaten/kota se-Jabar, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jabar, pakar dan praktisi kesehatan, serta unsur pendukung lainnya.
Namun, Dinas Kesehatan harus segera membuat program strategis untuk mengatasi permasalahan ini, khususnya di kawasan terpencil.
"Jawa Barat itu tidak kekurangan dokter. Seperempat dari jumlah dokter di Indonesia ada di Jawa Barat, tetapi adanya kesenjangan jumlah dokter spesialis di kabupaten/kota," katanya.
"Kita akan coba mengatur hal ini dalam perda (peraturan daerah), sehingga tidak ada lagi keluhan-keluhan terkait kekurangan dokter spesialis," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaRencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaJokowi tak mau peralatan kesehatan yang sudah ada tak digunakan karena tak ada dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terjadi karena pemerintah ingin mengambil dokter asing untuk mengabdi di Indonesia
Baca SelengkapnyaIndonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaIDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.
Baca SelengkapnyaKekurangan dokter dirasakan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Gunungkidul. Lantas berapa jumlah dokter yang dibutuhkan di sana?
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi berharap Indonesia tidak lagi kekurangan tenaga dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaRSUD Tamiang Layang harus memiliki dokter sepesialis untuk penyakit-penyakit kritikal.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaJangan sampai nanti kita ingin mengejar kuantitas, tapi kualitasnya acak kadut gitu," kata Piprim.
Baca Selengkapnya