Epidemiolog: Gap Kasus Covid-19 di Lapangan dan Data Pemerintah Capai 34 Persen
Merdeka.com - Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia menyampaikan tiga catatan kepada pemerintah terkait kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Catatan pertama, masih terjadi selisih atau gap antara data kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di lapangan dengan data yang dilaporkan pemerintah setiap hari.
"Berapa besar selisihnya? Antara 20 sampai 34 persen," ungkap Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane dalam diskusi virtual, Selasa (28/9).
"Ini harus menjadi catatan. Mestinya tidak boleh terjadi gap antara kasus yang ada di lapangan dengan kasus yang dilaporkan secara resmi setiap hari," sambungnya.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Catatan kedua, testing atau pemeriksaan yang dilakukan pemerintah belum menjangkau seluruh kasus suspek Covid-19 yang ada di lapangan. Meskipun, jumlah testing Covid-19 di Indonesia sudah mengalami peningkatan dibanding beberapa bulan lalu.
Data Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, testing baru menyentuh sepertiga sampai setengah kasus suspek Covid-19.
"Artinya, masih cukup banyak suspek yang belum dites. Kita harus ingat, yang harus dites itu prioritas adalah suspek. Jadi sepanjang seluruh suspek ini belum dites, ditunjukkan dengan kalau setiap hari diumumkan oleh pemerintah berapa jumlah suspek, berapa jumlah orang yang dites, maka itu masih menjadi PR kita," tegasnya.
Catatan ketiga, lanjut Masdalina, tracing atau pelacakan kasus kontak erat dengan pasien Covid-19 masih rendah. Berdasarkan data di 49 kabupaten dan kota, tracing yang dilakukan pemerintah baru mencapai 69,7 persen.
"Itu masih kurang dari 80 persen," katanya.
Karena itu, menurut Masdalina, wajar aplikasi PeduliLindungi masih mendeteksi ribuan kasus hitam yang berkeliaran di tempat publik. Kasus hitam menandakan kasus positif Covid-19 atau kontak erat dengan pasien Covid-19.
"Sebenarnya menurut WHO, yang menjadi standar dari tracing itu adalah persentase kasus konfirmasi yang mampu dilakukan tracing sampai dengan isolasi dan karantina," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya