Epidemiolog Sarankan Penyintas Covid-19 Cukup Dapat Satu Dosis Vaksin
Merdeka.com - Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menyarankan pemerintah memberikan satu dosis vaksin saja kepada penyintas Covid-19. Usulan ini merujuk pada hasil studi yang dipublikasikan jurnal, di antaranya British Medical Journal (BMJ) dan Nature.
"Ini akan sangat membantu vaksinasi di tengah keterbatasan global ini. Ini juga membuat penyintas Covid-19 cepat sekali, dia enggak repot kan, cuma satu dosis," katanya kepada merdeka.com, Kamis (25/11).
Menurut Dicky, tidak sulit bagi pemerintah untuk memberikan satu dosis vaksin kepada penyintas Covid-19. Pemerintah, telah memiliki data seroprevalensi orang yang sebenarnya sudah terjangkit Covid-19.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung ini menuturkan, pemerintah bisa menyuntikkan vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca kepada penyintas Covid-19. Berdasarkan hasil studi, vaksin mRNA dan AstraZeneca dapat meningkatkan tingkat imunitas penyintas Covid-19.
Sementara vaksin merek lain bisa disuntikkan kepada masyarakat yang belum terpapar Covid-19.
"Ini sangat membantu percepatan vaksinasi," sambungnya.
Saat ini, ada 11 jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Yakni, Sinovac, Vaksin Covid-19 PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Sputnik V, Zifivax, Johnson & Johnson, Convidecia, dan Covovax.
Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan sebetulnya ada 16 juta orang di Indonesia yang sudah terinfeksi Covid-19. Temuan ini berdasarkan hasil seroprevalensi.
Seroprevalensi merupakan perhitungan jumlah individu dalam suatu populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit berdasarkan spesimen serologi atau serum darah. Seroprevalensi ini ditentukan dengan mengukur titer antibodi.
"Hasil seroprevalensi kita, itu menunjukkan angka prevalensi Covid-19 itu 14 persen. Jadi kalau kita lihat jumlah penderita Covid-19 sekarang dilaporkan sekitar 4.253.598, itu kemungkinan sekitar 15 juta atau 16 juta sebenarnya," kata Nadia, Selasa (23/11).
Meski jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 sudah banyak, Nadia menegaskan herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia belum terbentuk. Sebab, capaian vaksinasi Covid-19 baru menyentuh 65,02 persen untuk dosis pertama atau 135.417.063 dari target 208.265.720 orang.
Sedangkan vaksinasi dosis kedua baru 43,32 persen atau setara 90.227.782 orang. Herd immunity baru terbentuk jika 70 persen masyarakat di Indonesia sudah divaksinasi dosis dua atau lengkap.
"Terinfeksi alamiah itu tidak menjadi faktor dalam perhitungan target vaksinasi untuk mengendalikan atau menurunkan laju penularan Covid-19," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca Selengkapnya