Fakta Alquran Raksasa Seberat 160 Kilogram di Probolinggo
Merdeka.com - Ada yang unik saat para penghapal Alquran di Kota Probolinggo, Jawa Timur membaca kitab suci. Mereka membaca Alquran berukuran raksasa yang sangat spesial dalam pembuatannya.
Alquran raksasa dengan ukuran 1 meter x 1,5 meter itu diberikan Yayasan Pendidikan Ilmu Al Quran Wonosobo kepada Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, pada saat pembukaan Musabaqah Tilawah Quran (MTQ) tingkat Kota Probolinggo ke XXX pada Desember 2022.
Alquran raksasa itu urutan ke 12 pembuatannya yang ditulis dengan tangan oleh tiga dosen Universitas Sain Al Quran (Unsiq) Wonosobo yang dikerjakan selama tujuh bulan, mulai Maret hingga November 2022.
-
Kenapa Alquran raksasa dibaca di Banyuwangi? Seperti masjid-masjid pada umumnya, Masjid Agung Baiturrahman di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, juga memiliki tradisi tadarus Alquran selama bulan suci Ramadan.
-
Bagaimana Alquran raksasa dibaca? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Dimana Alquran raksasa disimpan? Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Apa keunikan Alquran di Banyuwangi? Namun, menariknya adalah Alquran yang digunakan terlihat tak biasa. Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Kapan tadarus Alquran raksasa dimulai? Tadarus menggunakan Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman ini sudah berlangsung sejak 2010 lalu.
-
Bagaimana cara para santri di Ponpes Raudlotul Quran belajar Al-Quran? Di sana para santri harus menyetor hafalan Al-Qur’an kepada ustaz tiga kali sehari.
Tidak hanya itu, kertas yang digunakan dalam Alquran itu merupakan kertas khusus dari percetakan Kudus dan pembuatannya menghabiskan tinta sekitar 20 liter, sehingga total bobot Al Quran mencapai 160 kilogram.
Penulis Tidak Boleh Sembarangan
Para penulis kitab suci tersebut juga tidak boleh sembarangan saat menulis karena mereka harus dalam kondisi suci (berwudu), bahkan penulis juga harus berpuasa saat menggoreskan tinta untuk menulis ayat-ayat suci Alquran.
Ketua BAZNAS Kota Probolinggo Hakimuddin mengatakan, Alquran raksasa tersebut dibaca oleh puluhan hafiz-hafizah (penghapal Alquran) dengan metode tartil, sehingga setiap harinya sebanyak 2 jus yang dibaca dalam waktu 1,5 jam, yakni mulai pukul 08.00-09.30 WIB.
Alquran raksasa itu berada di rumah dinas Wali Kota Probolinggo yang biasa disapa Habib Hadi, sehingga hafiz-hafizah secara bergantian membaca ayat-ayat suci di sana dan khotmil Alquran itu disiarkan langsung melalui akun media sosial Pemerintah Kota Probolinggo.
Pada awal khotmil Alquran dilakukan Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Ustaz KH Abdul Aziz RM, bergantian dengan Ustaz Amanal Hoifin dan Ustaz H Yusuf Zainul Anwar.
Butuh Dua Orang untuk Membuka Halaman
Khotmil Quran itu disiarkan langsung melalui akun media sosial Pemerintah Kota Probolinggo yang dilaksanakan setiap hari selama Ramadhan dengan melibatkan sebanyak 93 orang hafiz-hafizah di Kota Probolinggo.
"Hafiz-hafizah itu membaca ayat-ayat suci Alquran raksasa dengan sangat hati-hati per huruf dengan metode tartil, karena merupakan pembacaan perdana sekaligus koreksi kitab suci tersebut," kata Hakimuddin. Dikutip dari Antara, Rabu (12/4).
Bahkan untuk membuka lembaran ayat suci itu harus dibantu oleh dua orang agar lembaran tersebut tidak rusak atau terlipat sesuai dengan pesan dari pihak penulis, penerbit dan Wali Kota Probolinggo agar ekstra berhati-hati saat membuka lembaran Alquran raksasa itu.
Karena ketika lembarannya itu rusak, maka sulit untuk mendapatkan Alquran raksasa yang sangat spesial dalam pembuatannya karena mulai dari kertas dan tulisannya itu tidak bisa sesuai dengan apa yang sudah didapatkan sebelumnya.
Butuh Penyempurnaan
Hakimuddin melanjutkan, bahwa kegiatan membaca Alquran raksasa tersebut bisa menjadi contoh dan mendorong masyarakat untuk berlomba-lomba memperbanyak bertilawah Alquran selama bulan Ramadan agar mendapatkan pahala.
Dalam pembacaan Alquran raksasa itu tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penulisan, namun hanya perlu disempurnakan seperti titik, harakat yang tidak jelas, dan koreksi kecil saja yang sifatnya hanya penyempurnaan.
Para hafiz-hafizah yang diberikan amanah membaca perdana Al Quran raksasa itu mengaku sangat bangga bisa membacanya sekaligus mengoreksi kitab suci yang pembuatannya sangat spesial, serta dapat mengoreksi hafalannya secara bersama-sama.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tadarus menggunakan Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi, sudah berlangsung sejak 2010 lalu.
Baca SelengkapnyaKabarnya, seluruh mushaf di Al Quran tersebut ditulis tangan oleh ustaz pondok pesantren bernama Kiai Ahmad Basarudin Bin Ali Jaya di tahun 1990-an silam
Baca SelengkapnyaDalam kegiatan yang dilaksanakan selama Ramadan, para santri difabel tunarungu itu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat.
Baca SelengkapnyaMasjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Baca SelengkapnyaAl Quran yang diserahkan tersebut diberi nama Ir H Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaDi Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.
Baca SelengkapnyaAlquran tersebut ditemukan warga saat sedang melakukan aktivitas perendaman bibit padi di saluran irigasi.
Baca SelengkapnyaJemaahnya tidak hanya berasal dari Indonesia, ada juga dari mancanegara.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah jadi bagian dari masyarakat Betawi dan kini masuk kategori Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Baca SelengkapnyaTak biasa, di masjid tersebut telah melaksanakan salat tarawih dengan durasi terlama.
Baca SelengkapnyaJika biasanya Alquran dibuat menggunakan tinta dan kertas, ada Alquran yang justru unik nan berbeda dari biasanya.
Baca SelengkapnyaKapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim pun dibuat kagum dengan suara merdu Ridho.
Baca Selengkapnya