Fakta Memilukan di Balik Kematian Tragis Bocah Aqila di Tangan 3 Wanita Sadis
Aqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita.
Aqilatunnisa Prisca Herlan, bocah usia 5 tahun tewas mengenaskan di tangan tiga orang wanita. Ketiga wanita sadis itu adalah Saena (38), Rahmi (38), dan Emi (23).
Pelaku menghabisi nyawa korban di sebuah ruangan kosong yang tak jauh dari tempat tinggal Aqila. Bocah itu adalah warga Jalan Kamboja BBS II, Kelurahan Ciwedus, Kota Cilegon.
Di ruangan kosong itulah, pelaku membekap mulut korban menggunakan boneka. Tubuh mungilnya kemudian diduduki dan dilempar dengan shockbreaker.
Aksi sadis itulah yang akhirnya menghilangkan nyawa Aqila. Aksi ketiga wanita itu rupanya dibantu dua pria, yakni Ujang (22) dan Yayan (32). Keduanya berperan menghanyutkan jasad Aqila.
Kini, kelima pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Undang-Undang Nomor 23 2022 Pasal 80 ayat 3 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
Berikut fakta memilukan di balik kematian bocah Aqila.
Korban Diculik Sebelum Dibunuh
Sebelum dibunuh, Aqila rupanya diculik terlebih dahulu oleh para pelaku. Saat penculikan terjadi, ibunda Aqila sedang pergi.
Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP Wisnu Adicahya menyebut, pelaku SH yang menculik korban. Sementara pelaku RH dan EM menunggu di gudang.
Pelaku SH dan RH membawa korban yang sudah tidak bernyawa ke Cihara Lebak.
"Pakai tas ransel yang ada besinya itu. RH yang bawa tas," ujar Wisnu kepada wartawan, Senin (23/9).
Korban Dibunuh dengan Cara Sadis
Polisi mengungkap cara sadis para pelaku membunuh bocah perempuan Aqilatunnisa Prisca Herlan (5) di Cilegon, Banten. Korban dibunuh di ruangan yang tak jauh dari kontrakan korban dan ibunya tinggal.
Kasat Reskrim Polres Cilegon, AKP Hardi Meidikson menyebut, korban dipukul dengan shockbreaker motor, dibekap pakai boneka lalu diduduki oleh pelaku.
"Di situ sudah dieksekusi dipukul menggunakan shockbreaker di belakang, setelah dipukul korban juga ditutup mukanya pakai bantal boneka kemudian didudukin," kata Hardi.
Korban Sempat Mau Dibakar
Sebelum akhirnya menghanyutkan jasad Aqila, para pelaku sempat berniat mengubur dan membakar jasad korban. Namun, karena berbagai pertimbangan, pelaku membuang jenazah korban di jembatan Cihara.
"Mereka sempat ingin mengubur dan membakar korban," tutur Wisnu.
Wisnu mengatakan, pelaku membawa mayat korban menggunakan tas ransel ke Cihara dari Cilegon. Mereka sempat mampir di Pandeglang ke kontrakan YN dan UJ.
"Pakai tas ransel yang ada besinya itu. RH yang bawa tas," ujar Wisnu.
Wisnu mengungkapkan, jarak Cilegon ke Cihara bila ditempuh menggunakan sepeda motor bisa mencapai 3 hingga 4 jam.
Satu Pelaku Dekat dengan Ibu Korban
Hardi mengungkapkan, salah satu dari lima pelaku diketahui dekat dengan ibu korban. Bahkan, sebelum melakukan aksi sadis, pelaku masih berkomunikasi dengan ibu korban.
"Tersangka kebetulan dikenal sama ibu korban, masih ada hubungan pertemanan. Dulu sempat bertetangga, tapi masih berhubungan sampai dengan sebelum kejadian hilang di tanggal 17. Yang kenal dengan ibu korban 1 pelaku,” katanya.
Motif Pembunuhan
Kapolres Cilegon AKBP Kemas Indra Natanegara mengatakan, motif pembunuhan karena pelaku sakit hati oleh ibu korban yang berinisial A. Sakit hati dilatari sejumlah faktor yakni anak pelaku SH sering dimarahi oleh ibu korban.
Selain itu, SH mempunyai utang pinjol berjumlah RP75 juta dari akun ibu korban. Kemudian, ada motif SH cemburu oleh ibu korban karena dekat dengan RH, karena SH dan RH memiliki hubungan sesama jenis.
"Itu sakit hati karena perjuangan dari ibu korban yakni saudari A. Saudari A ini sering memerahi anak dari SH dan berkaitan dengan utang pinjol. SH dan RH ini punya utang pinjol dari akun A. Kecemburuan dengan A karena sering dekat dengan RH. Ada dugaan penyimpangan sesama jenis," ujar dia.
Kemas mengatakan pelaku sudah merencanakan pembunuhan sejak satu bulan sebelumnya. Mulanya yang menjadi target adalah ibu korban.
"Tiga pelaku sudah merencanakan satu bulan sebelumnya. Sasaran pertama adalah ibunya, dan berganti ke korban," kata Kemas.
Berita ini ditulis oleh reporter magang: Maria Hermina Kristin.