Fakta Nitrogen Cair Dalam Jajanan Cikibul
Merdeka.com - Jajanan ciki ngebul atau Cikibul memiliki efek samping. Sejumlah kasus ditemukan di Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Korban mengalami mual, muntah bahkan lambung bocor usai mengonsumsi cikibul.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelaskan, kandungan nitrogen cair atau liquid nitrogen (LN) pada jajanan cikibul memiliki titik didih minus 195 derajat Celcius, sementara titik beku minus 200 derajat Celcius, atau berkriteria sangat dingin.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM RI Rita Endang menuturkan, pada titik tersebut, berpotensi memicu tenggorokan terasa seperti terbakar, karena suhu yang teramat dingin dan langsung bersentuhan dengan organ tubuh.
-
Kenapa makan makanan cepat saji bisa bikin perut kembung? Kandungan sodium yang tinggi pada makanan cepat saji dapat mengikat air dan garam di dalam perut, sehingga meningkatkan risiko terjadinya perut kembung.
-
Makanan apa yang sering bikin cegukan? Makan makanan pedas atau panas dapat merangsang saraf di tenggorokan dan menyebabkan reaksi cegukan.
-
Bagaimana benda asing bisa menyebabkan lambung bocor? Benda asing yang dimaksud berbentuk benda padat dan zat kimia. Kedua bahan ini yang bisa melukai lambung dan membuatnya menjadi bocor.
-
Apa aja bahaya jajan sembarangan? Jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebiasaan jajan sembarangan pada anak: Keracunan Makanan Diare Tipes Kekurangan Gizi Masalah Gigi Radang Tenggorokan Obesitas Kerusakan Usus Kematian
-
Kenapa jajan sembarangan berbahaya? Risiko terkena tipes dapat meningkat karena kelelahan dan jajan sembarangan. Bakteri yang menyebabkan demam tifoid biasanya hidup di dalam air yang terkontaminasi dengan feses, dan bisa menempel pada makanan atau minuman yang Anda konsumsi akibat jajan sembarangan.
-
Apa saja efek buruk ceker ayam? Risiko Kesehatan dari Konsumsi Ceker Ayam Berlebihan Tri Kurniawati menekankan bahwa mengonsumsi ceker ayam dalam jumlah yang berlebihan atau terlalu sering dapat berisiko bagi kesehatan. 'Bila dikonsumsi secara terus-menerus, kadar kolesterol dapat meningkat, yang pada akhirnya membuat tubuh mudah lelah,' jelasnya.
LN adalah cairan diatomik yang berada dalam keadaan cair pada suhu yang sangat rendah.
LN berupa cairan jernih tak berwarna untuk mempercepat pembekuan, namun berisiko menyebabkan radang dingin. Efek kesehatan karena menghirup nitrogen secara berlebihan dapat mengakibatkan pusing, mual, muntah, kehilangan kesadaran, pernapasan cepat, sesak napas tanpa peringatan dan kematian.
"Jika terjadi kontak kulit dan mata dapat menyebabkan luka bakar dingin yang parah dan radang dingin," kata Rita Endang. Dikutip dari Antara, Minggu (15/1).
Untuk itu, peracik maupun produsen harus membuat peringatan khusus bagi konsumen tentang risiko bahaya dari kandungan LN pada pangan olahan.
"Tidak boleh dalam kondisi sangat dingin, pastikan LN hilang dengan melihat kepulan uapnya. Nitrogen harus tidak ada uap, diamkan dulu sampai uapnya hilang," ujarnya.
Bagi konsumen, khususnya anak-anak, kata Rita, harus didampingi orang tua yang memahami tentang faktor risiko.
"Tidak boleh dikonsumsi karena mengandung gas sangat tinggi, LN pada pangan olahan bisa 700 kali tekanan. Ini sangat bahaya, jika terkena kulit bisa melepuh dan kalau tertelan melukai lambung," jelasnya.
Komponen tersebut, menurut Rita, sangat berbahaya bagi konsumen yang sedang menderita asma.
Rita mengatakan LN masih boleh dipakai dalam pangan olahan selama prosedur yang diterapkan sesuai dengan rekomendasi berlaku.
"Kalau tidak ikut aturan, kami rekomendasikan ke dinas kesehatan selaku otoritas pengawas. BPOM berikan rekomendasi agar Dinkes beri edukasi," ujar Rita.
Untuk itu, BPOM bersama sejumlah otoritas terkait telah menyusun pedoman produksi pangan olahan mengandung LN.
"Surat edaran sudah kami sampaikan ke seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM di daerah. Mereka melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dan edukasi kepada pemerintah daerah, khususnya anak sekolah," katanya.
Kebijakan itu diterapkan usai laporan kejadian keracunan produk Cikibul yang kini digandrungi konsumen dari kalangan anak.
Kemenkes melaporkan hingga saat ini terdapat 29 laporan kasus keracunan Cikibul di sejumlah daerah, seperti Ponorogo, Bekasi dan Tasikmalaya, yakni 10 kasus bergejala dan 19 lainnya tanpa gejala.
"BPOM juga sudah evaluasi kejadian Ciki Ngebul ini sejak 6 Januari 2022. Sudah ada pengawasan dan dilakukan pembinaan," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keracunan diduga akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
Baca SelengkapnyaDeretan makanan ini bikin kentut jadi bau. Apa saja makanan yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaPetugas kesehatan sudah mengamankan sampel makanan nasi kuning utuh dan muntahan pasien.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data, ada 364 warga mengalami keracunan usai menyantap nasi boks saat acara reses anggota DPRD Kota Cimahi.
Baca SelengkapnyaHondo mengatakan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal ini sudah ditangani oleh pihak Dinkes Kabupaten Sukabumi serta aparat kepolisian.
Baca SelengkapnyaKonsumsi makanan pedas bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan yang diterimanya dari pasien yang mendapatkan perawatan, seluruhnya mengaku menyantap nasi kotak.
Baca SelengkapnyaPara korban diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal diidentifikasi atas nama Binti Tri Wahyuni (55), warga Dusun Pasir, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Mayang Ely Febriyanto mengatakan warganya melakukan bakti sosial dengan membagi-bagikan takjil di tepi jalan secara gratis.
Baca SelengkapnyaMasuk angin merupakan masalah yang kerap dialami banyak orang dan bisa diredakan dengan sejumlah minuman sehat.
Baca Selengkapnyawarga di lokasi kejadian menyebutkan bau gas beracun yang menyebar ke area pemukiman warga
Baca Selengkapnya