Fakta Terbaru Sekeluarga Tewas di Kalideres, Sebentar Lagi terungkap?
Merdeka.com - Misteri kematian keluarga di perumahan Kalideres mulai menemui titik terang. Fakta-fakta baru mulai ditemukan oleh petugas kepolisian melalui berbagai metode scientific crime investigation.
Diketahui, sebelumnya warga sempat mencium bau busuk pada Kamis (10/11) yang berujung pada penemuan mayat di salah satu rumah di kawasan Kalideres. Mayat itu terdiri dari sepasang suami-isti RG (71)-RM (66), anak perempuan D (42), dan adik suami atau ipar BG (68).
Bagaimana perkembangan penyelidikan yang dilakukan selama lebih dari sepekan? Berikut rangkumannya.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Dimana mayat ditemukan? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
1. Temuan Kapur Barus dan Lilin di Meja Makan
Polisi menemukan lilin yang diletakkan di meja makan saat polisi kembali olah TKP, Jumat (11/11). Ketua RT setempat menduga lilin tersebut digunakan sebagai alternatif penerangan saat listrik hendak diputus PLN. Selain itu, dua barang yang berfungsi sebagai penghilang bau, yakni kapur barus dan sisa bedak bayi juga ditemukan dalam penyelidikan.
"Ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter, itu untuk menghilangkan bau," ujar Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar.
Dilihat dari tingkat kebusukan, Kapolres Metro Jakarta Barat, Pasma menduga keempat mayat ini sudah meninggal sejak tiga pekan sebelum ditemukan. Meski demikian, ada kemungkinan mereka tewas dalam rentang waktu yang berbeda. Hasil forensik juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan dalam keempat mayat tersebut.
Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko menduga orang yang pertama meninggal ialah suami (71) yang kemudian ditaburi kapur barus oleh anggota lain, lalu disusul istri, ipar, dan yang terakhir anak.
2. Sempat Pinjam Uang Rp50 Juta
Salah satu tukang jamu langganan keluarga yang tewas di Kalideres mengaku pernah menerima pesan dari salah satu keluarga, yakni Dian (anak) untuk meminjam uang. Uang sebesar 50 juta yang ingin dipinjam itu disebut akan digunakan untuk operasi.
"Dia pernah WhatsApp ke saya minjam duit Rp50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," kata R. Saat R menyarankan ke korban untuk meminjam uang, korban mengaku tidak memiliki barang yang dapat digunakan sebagai jaminan.
R juga kaget saat dua bulan lalu bertemu dengan Dian. Saat itu Dian terlihat berjalan kaki dan tampak lebih kurus. Sebelumnya, keluarga itu terkenal lebih sering mengendarai motor atau mobil dan sangat jarang berjalan kaki. Ia sama sekali tidak menyapa R. Padahal, sebelum berhenti langganan jamu saat Corona tahun 2020, korban digambarkan sebagai sosok yang tinggi, gemuk dan ramah. Korban juga tidak lagi mengenakan perhiasan yang biasanya dipakai.
3. Mobil Brio Dijual pada Januari 2022
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Pasma Royce menemukan fakta baru bahwa mobil Brio dengan nopol B 2601 BRK milik ipar telah dijual 20 Januari 2022 bulan seharga Rp160 juta.
"Bahwa kendaraan tersebut telah dijual langsung oleh Budyanto Gunawan selaku pemiliknya," kata Pasma dalam keterangannya, Selasa (15/11).
Dalam penyelidikan itu, polisi juga menyita sejumlah buku tabungan diduga milik salah satu mayat sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Namun, di antaranya tidak ada atas nama Budyanto.
"Beberapa buku tabungan ada (di TKP Kalideres), tapi bukan atas nama Budyanto. Masih kita dalami semuanya, masih dalam penyelidikan," ungkap Pasma.
4. Polisi Temukan Gunungan Sampah
Polisi kembali menemukan barang bukti berupa gunungan sampah ketika melakukan olah TKP. Tumpukan sampah itu berada di belakang ruangan rumah. Mengingat kembali penuturan warga yang menyebut keluarga itu sangat tertutup, Hengki berasumsi bahwa gunungan sampah menunjukkan keluarga tersebut terindikasi mengisolasi diri.
“Artinya ini menunjukkan yang bersangkutan dengan tetangga dan lain sebagainya apakah sifatnya ini mengurung diri dan lain sebagainya," ujarnya Hengki.
Terbaru, Polda Metro Jaya menggandeng ahli entomologi atau ahli serangga untuk menyelidiki kapan tewasnya keluarga tersebut berdasarkan temuan belatung pada mayat.
"Dan ini bisa mengarahkan kapan dia (mayat sekeluarga di Kalideres) meninggal. Nah ini tim ahli," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
Selain itu, temuan-temuan dari metode penyelidikan digital forensik juga dinilai memberikan petunjuk yang sangat penting. Hengki menambahkan, hasil temuan dari metode induktif dan metode deduktif nantinya akan digabungan.
"Karenanya kita cari keidentikan dari masing-masing metode penyelidikan ini. Nanti akan kami jelaskan rinci setelah semua lengkap, tidak boleh satu-persatu," ujar dia.
Reporter Magang: Aslamatur Rizqiyah
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres, oleh karenanya pola sama, ditemukan jenazah sudah rusak," kata Kombes Pol Hengki.
Baca SelengkapnyaPetugas ekspedisi tidak melaporkan kepada satpam perumahan karena menduga aroma busuk itu bau bangkai binatang.
Baca SelengkapnyaWarga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaPenyebab kematian kedua korban masih diselidiki dengan autopsi dan olah TKP.
Baca SelengkapnyaKematian ibu dan anak tinggal tulang itu baru diketahui warga setempat setelah kurang lebih satu bulan.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaPenemuan bermula dari kecurigaan warga yang melihat rumah tersebut seperti tidak ada penghuninya.
Baca SelengkapnyaAroma anyir seperti bau bangkai mengitari kediaman keluarga tersebut setelah empat anak ditemukan tewas pada Rabu (6/12).
Baca SelengkapnyaKematian keduanya terungkap dari kecurigaan tetangga yang lama tidak melihat penghuni rumah.
Baca SelengkapnyaLaporan kasus KDRT tersebut diterima Polsek Jagakarsa sebelum penemuan mayat.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaEmpat bocah malang itu dibunuh oleh ayah kandungnya sendiri
Baca Selengkapnya