Film silat ini, muncul di era modern
Merdeka.com - Pada tahun 1980-an, Film Silat seolah menjadi tontonan primadona buat masyarakat di Tanah Air. Pernah berjaya selama sepuluh tahun, mendadak film sillat hilang begitu saja.
Sekitar tahun 2010-an, rupanya sineas mulai rindu menyaksikan film yang menceritakan pertarungan dengan menonjolkan seni bela diri. Film laga kembali kembali bangkit.
Berbeda dengan dulu, cerita laga zaman ini tampil lebih menarik dengan cerita dan kualitas gambar yang ciamik. Tak cuma dilayar kaca produksi serius film laga juga menjalar ke layar lebar.
-
Apa jenis kualitas film yang terbaik? Jenis kualitas film yang pertama adalah Bluray/BRRip. Bluray/BRRip merupakan jenis kualitas tertinggi untuk resolusi sebuah film. Kualitas gambar dan audio dari film Bluray/BRRip sangat jernih.
-
Apa yang sering terlihat di film? Ketika logo produk tersebut ditampilkan secara jelas atau tanpa sensor, besar kemungkinan perusahaan ponsel tersebut membayar kepada pihak media.
-
Di mana Lamang Katan populer? Makanan ini cukup populer di wilayah Sumatra Barat, serta berkembang menjadi hidangan khas lokal.
-
Siapa aja yang cinlok di film? Nah, siapa saja aktor dan aktris yang cinlok saat syuting film dan perpisahannya bikin penonton gagal move on?
-
Siapa pemeran utama di film ini? Pesan Bermakna Jilid III masih berfokus pada kehidupan seorang hakim bernama Dimas yang diperankan oleh Donny Alamsyah.
-
Siapa saja yang terlibat dalam perkelahian? Dua kelompok pemuda yang bentrok tersebut ialah dari kelompok Markus (21) dengan kelompok Jony (24).
Berikut ini Film Laga yang tenar di era modern:
Merantau
Bangkitnya film laga di Tanah Air ditandai dengan dirilisnya film Merantau ada tahun 2009. Sutradara Gareth Evans menyuguhi aksi bela diri agar film ini jadi lebih menarik untuk ditonton.Judul Merantau dia ambil bukan tanpa alasan. Gareth sebenarnya ingin menceritakan tradisi turun temurun dari Suku Minangkabau yang masyarakatnya masih banyak menganut etnis Matrilineal (menarik keturunan pihak ibu), yang mengakibatkan pihak lelaki mendapat sedikit harta pusaka dari ibunda sehingga harus merantau.Dibintangi Iko Uwais sebagai Yuda, seorang pendekar silat aliran harimau ini harus meninggalkan keluarganya dan mencari eksistensi dirinya di ibu kota.
The Raid dan The Raid 2: Berandal
Sukses dengan film Merantau, sutradara kembali memilih genre laga untuk film garapan berikutnya. Dia memproduksi The Raid pada tahun 2012.Di Film ini, banyak adegan yang menampilkan aksi seni bela diri. Dia masih mendaulat artis Iko Uwais untuk bermain dalam film ini.Sebelum dirilis di Indonesia, film ini sempat dipublikasikan sebagai pembuka Festival Film Internasional Toronto tahun 2011. Beberapa penghargaan internasional diraih film ini.Tayang selama 101 menit, film yang masih dibintangi Iko Uwais ini menceritakan soal kerasnya kehidupan di Kota Jakarta. Di mana segala bisnis yang halal sampai haram ada di sini, seperti bisnis narkoba dan prostitusi.Serapatnya bisnis itu tertutup sampai akhirnya polisi bisa mengungkap jaringan mereka.Sukses dengan film The Raid, Gareth tak butuh waktu lama untuk berpikir menggarap The Raid 2: Berandal. Masih menonjolkan seni bela diri silat, di film kali ini menceritakan tentang perburuan pada gengster yang ingin menghabisi nyawa seseorang.Di film ini, Gareth masih menggandeng pemain yang sama dengan The Raid pertama. Banyak yang tak tahu, sebenarnya film ini adalah sekuel dari film The Raid yang justru lebih awal tayang.
Guardian
Sempat terdiam beberapa tahun, film laga di tahun 2014 kembali bersinar. Di pertengahan tahun ini, Sutradara Helfi Kardit mencoba memproduksi film laga Guardian.Mengajak sejumlah bintang tenar Tanah Air, film ini disebut-sebut menampilkan aksi-aksi menegangkan yang memacu adrenalin. Mulai dari kejar-kejaran di jalanan utama Jakarta, tembak-tembakan dan tentunya adegan laga yang menegangkan. Kabarnya, mirip film Hollywood.Agar akting pertarungan para pemain terlihat natural, mereka digembleng selama beberapa bulan.
Kacaunya dunia persilatan
Berbeda dengan adegan laga lainnya yang serius dan menegangkan, di film itu hal itu justru tak ditemukan. Di film ini, justru penonton dibuat lebih rileks karena adegan laga yang disajikan berbalut komedi.Film ini sendiri akan tayang Januari 2015 nanti. Film ini menceritakan tentang hilangnya pedang langit perguruan silat Kera Mas yang kemudian dimanfaatkan kaum golongan hitam untuk berbuat kekacauan di mana-mana.Di film itu, Darius menjadi Brama Kumbara dan Tora Sudiro menjadi Si Buta. Keduanya diminta menemukan pedang tersebut, agar dunia kembali damai.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mulai dari film Inception sampai The Dark Knight karya Nolan.
Baca SelengkapnyaWilly Dozan bukan hanya seorang aktor terkenal di Indonesia, tetapi juga di luar negeri.
Baca SelengkapnyaSilat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSilat Pelintau, kesenian tradisional bela diri khas masyarakat Suku Tamiang Aceh.
Baca SelengkapnyaPermainan ini memadukan kelincahan kaki serta gerakan Silek atau pencak silat.
Baca SelengkapnyaNonton aksi perdana Livi Ciananta dalam cinematography pertarungan bela diri apik besutan sutradara Agus H Mawardy.
Baca SelengkapnyaSebagian besar menerima penghargaan hingga nominasi di ajang penghargaan.
Baca SelengkapnyaMereka juga terlihat tangguh saat mengikuti latihan tinju.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaPemilik nama Hubertus Barry Knoch Prima ini dikenal sebagai aktor laga legendaris yang kini menginjak usia 69 tahun.
Baca SelengkapnyaTari Kain, kesenian tradisional yang mirip dengan gerakan-gerakan silat dan dimainkan oleh kaum pria di Pesisir Selatan.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca Selengkapnya