Fredi Budiman cuma sekelas kacang dalam bisnis narkoba
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut, dalam bisnis narkoba di Indonesia, gembong teroris terpidana mati Fredi Budiman belum ada apa-apanya. Fredi hanya orang kecil dalam kolam bisnis narkotika di Indonesia.
"Pak Budi Waseso (Kepala BNN) menyampaikan 72 jaringan narkotika di Indonesia. Ini kalau dari sisi kelas, Fredi belum apa-apa, masih ada yang lebih tinggi. Fredi mah sekelas kacang," kata Kabag Humas BNN, Slamet Pribadi dalam diskusi bertajuk Hitam Putih Pemberantasan Narkoba di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (6/8).
Slamet menyebut sosok yang lebih besar bisnisnya dari Fredi yakni Akiong. Akiong kini mendekam di Lapas Cipinang. Dia merupakan penyandang dana untuk bisnis Fredi. "Akiong alias Chandra Halim. Kalau cuman Fredi terlalu gampang lah," ucapnya.
-
Siapa yang melindungi Fredy Pratama? 'Fredy Pratama keberadaannya masih terindikasi di Thailand. Kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan, karena saya bilang tadi, dari kemarin dia dilindungi oleh gangster, katakanlah 'orang tuanya' adalah bagian dari sindikasi narkoba di daerah Thailand,' Mukti, Jumat (29/12/2023).
-
Bagaimana Fredy Pratama menyelundupkan narkoba ke Indonesia? Modus operansi mereka adalah dengan menyamarkan narkotika dalam kemasan teh.
-
Apa yang Fredy Pratama gunakan untuk mencuci uang hasil kejahatan? Pihak kepolisian mengungkap bahwa Fredy Pratama mencuci uang hasil kejahatannya dengan cara menyalurkannya kepada ayahnya. Uang tersebut kemudian digunakan untuk mendirikan tempat hiburan seperti tempat karaoke, hotel, dan restoran.
-
Mengapa Fredy Pratama dituduh melakukan pencucian uang? Aset yang dihasilkan dari kejahatan narkotika ini mencapai Rp 10,5 triliun, menggambarkan skala bisnis ilegal yang sangat besar.
-
Di mana Fredy Pratama bersembunyi? 'Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan,' kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Dimana Fredy Pratama diduga bersembunyi? Polri mengungkap bahwa Fredy Pratama diduga tengah berada di Thailand.
Sosok Fredi muncul sebagai gembong narkoba karena aksi-aksinya selama ini. Padahal di belakang Fredi justru ada Akiong yang lebih kuat perannya di bisnis narkoba.
"Karena kepandaian dia (Fredi) memainkan sensasi, actionnya jago, maka dia yang terlihat. Akiong itu yang jalan langsung ke luar," tambahnya.
Disinggung sosok lain yang lebih kuat selain Fredi dan Akiong, Slamet enggan memaparkan.
"Tinggal buktikan dan tangkap, saya belum bisa mengungkap. Tapi kan kepolisian kita ketika kelihatan, langsung habisi," paparnya.
Di tempat sama, mantan Deputi Pemberantasan BNN, Irjen (Purn) Benny Mamoto mengakui jika Fredi hanya bagian kecil dalam bisnis narkoba di dalam negeri. Orang yang berkomunikasi dan memesan 1,4 juta pil ekstasi adalah Chandra Halim.
Dia menceritakan, Chandra alias Akiong memiliki koneksi dengan seseorang bernama Yu Tang. Chandra memesan langsung ke China.
"Baru pembicaraan berikutnya kirim orang namanya Yu Tang ke lapas Cipinang untuk nego. Jadi dalam konteks ini, dalam isi curhat Fredi ada 2 orang anggota ke China untuk ngecek, ini agak janggal, karena 6 polisi China sudah ada cek ke kita. Kalau kita cek ke sana buat apa? Cek pabrik? Itu mah gampang. Itu langsung Fredi ke China," tutupnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri memburu gembong narkoba kelas kakap, Fredy Pratama bekerjasama dengan kepolisian lintas negara.
Baca SelengkapnyaKesulitan untuk menangkap Fredy Pratama karena dilindungi oleh gangster.
Baca SelengkapnyaKaki tangan berinisial WJ, bertugas menyebarkan narkoba sekitar Kalimantan dan Sulawesi.
Baca SelengkapnyaPolri berhasil menangkap kaki tangan sindikat narkoba kelas kakap, Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama, gembong narkoba kelas kakap masuk dalam daftar buruan Interpol.
Baca SelengkapnyaUang tersebut didapat AKP Andri Gustami setelah berhasil membantu penyelundupan narkoba melewati Pelabuhan Bakauheni dengan bayaran Rp8 juta setiap 1 kg sabu.
Baca Selengkapnya'Paman' Fredy Pratama juga diputus membayar denda Rp2 miliar subsider tiga bulan kurungan.
Baca SelengkapnyaAfiliasi Fredy Pratama dengan jaringan ‘Segitiga Emas’ tidak lepas dari peran mertuanya.
Baca SelengkapnyaPolri tengah membongkar jaringan narkoba Ferdy Pratama. Salah satu yang ditangkap adalah mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami
Baca SelengkapnyaPil yaba adalah jenis narkoba yang sudah ada sejak 2002 di Bangladesh.
Baca SelengkapnyaKeterangan AKP AG uang didapat dari membantu Fredy Pratama digunakan untuk kepentingan pribadi.
Baca Selengkapnyapolri menggandeng polisi di berbagai negara untuk memburu Fredy.
Baca Selengkapnya