Polri Sebut Fredy Pratama Satu-satunya Pemasok Pil Yaba ke Indonesia
Pil yaba adalah jenis narkoba yang sudah ada sejak 2002 di Bangladesh.
Pil yaba merupakan jenis narkoba kombinasi dari caffeine dan methapethamine.
Polri Sebut Fredy Pratama Satu-satunya Pemasok Pil Yaba ke Indonesia
Polri kembali mengungkap temuan baru terkait buron narkoba jaringan Internasional, Fredy Pratama. Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, Fredy merupakan pemasok pil yaba ke Indonesia.
"Iya betul pil yaba. Pil yaba golongan satu. Iya betul satu-satunya kalau dari Thailand dia (Fredy Pratama) sendiri," ujar Mukti saat dikonfirmasi, Sabtu (16/9).
Pil yaba adalah jenis narkoba yang sudah ada sejak 2002 di Bangladesh. Melansir dari laman BNN, pil yaba merupakan kombinasi dari caffeine dan methapethamine (stimulan yang kuat dan adiktif), dalam bahasa Thailand Yaba sendiri memiliki arti ‘Obat Gila atau Crazy Pil’.
Menurut Mukti, pil yaba sudah acap kali diungkapkan oleh kepolisian. Temuan sementara, peredaran pil yaba sama dengan sabu.
"Jalurnya (peredaran pil yaba) sama kayak (edarkan) sabu," kata dia.
Tergabung Jaringan Segitiga Emas
Mukti menyebut, Fredy Pratama tergabung dalam jaringan narkoba segitiga emas atau 'Golden Triangel'. Fredy Pratama mengambil barang haram itu dari sindikat 'Golden Triangel' kemudian diedarkan di Indonesia.
"Betul (terafiliasi dengan jaringan segitiga emas)," ungkap Mukti.
"Narkoba dibeli si segitiga emas, dipacking di Thailand dalam teh cina dan dikirim ke Malaysia dan kirim ke Indonesia," tambah dia.
Mukti menyebut, Fredy tidak memiliki gudang untuk menampung narkoba. Namun, dia berperan sebagai pengendali antara produsen narkotika luar negeri dengan distributor di Indonesia.
Menurut Mukti, narkoba yang selama ini dikendalikan Fredy yang mendapat julukan ‘Escobar' Indonesia tersebut didapatkan di kawasan segitiga emas.
"Iya, (pabrik diduga ada) di Golden Triangle," pungkas Mukti.
Diketahui, Golden Triangel di Asia Tenggara merupakan merupakan pusat perekonomian narkoba yang dianggap penting. Sementara negara yang dianggap masuk dalam Golden Triangle itu di antaranya Thailand, Laos, dan Myanmar.
Mertua Fredy Kartel Segitiga Emas
Mukti mengungkapkan, afiliasi Fredy Pratama dengan jaringan 'Golden Triangle' tidak lepas dari peran mertuanya. Sang mertua merupakan gembong kartel narkoba Thailand.
"Mertuanya Fredy kan kartel di sana (segitiga emas)," beber Mukti.
Mertua Fredy berasal dari Thailand seperti halnya juga dengan istri Fredy. Atas dasar itu, Mukti masih meyakini target operasi Escobarnya masih berada di Thailand.
"Tapi kita yakin bahwa yang bersangkutan masih ada di wilayah Thailand karena istri adalah orang Thailand, dan mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand," jelas mantan Dirnarkoba Polda Metro Jaya itu.
"Kita melakukan kerja sama dengan Interpol, dengan kepolisan dari Thailand, dari Malaysia dan Imigrasi Thailand-Malaysia untuk mengetahui keberadaan Fredy Pratama,".
sambung Mukti.
merdeka.com
Sebelumnya, Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Komisaris Besar Jayadi menjelaskan, Fredy hanya berperan sebagai pengendali antara produsen narkotika luar negeri dengan distributor di Indonesia. Ia mengendalikan pemilik barang haram yang berada di luar negeri lalu menghubungkan dengan jaringan di Indonesia.
“Kepastian sumber barang masih dalam penyidikan,” ucap Jayadi saat dikonfirmasi, Jumat (15/9).
Jaringan Fredy dalam sindikat narkoba itu pun terbilang tapi, mulai dari menyusun komunikasi dengan sangat rapi melalui penggunaan aplikasi yang jarang digunakan oleh masyarakat umum. Selain itu pengendaliannya juga secara terstruktur di mana masing peran sudah mengetahui tugasnya masing-masing.
Selain itu, banyak pula rekening dari berbagai bank yang digunakan. Sekiranya, sudah ada 406 dengan saldo Rp28,7 miliar yang telah dilakukan pemblokiran.
Pengungkapan itu pun bermula saat seorang selebgram asal Palembang yakni Adelia Putri Salma yang sudah ditangkap polisi terkait aliran uang hasil kejahatan narkoba, ternyata memiliki keterkaitan dengan Fredy Pratama.
"Kita kenal APS ini adalah sebagai seorang Selebgram di Palembang, dikenal juga sebagai ratu narkoba," tutur Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika di Jakarta Selatan, Selasa (12/9).
Menurut Helmy, terungkapnya keterlibatan Adelia sendiri berawal dari pemeriksaan suaminya atas nama David alias Khadafi, yang merupakan pengendali bisnis narkoba internasional.
Meski ditangkap dan ditahan di Nusakambangan, David tetap leluasa mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji besi dan aliran dananya masuk ke Adelia.
Belakangan, David diketahui memiliki keterkaitan dengan Fredy Pratama. Lebih dari itu, ada ratusan terpidana kasus narkoba yang terafiliasi dengan tersangka DPO itu.
Adelia sendiri ditangkap Direktorat Reserse Narkoba Polda Lampung pada Sabtu, 26 Agustus 2023.
"Dibawa ke Lampung, terus mengaku tersangka APS menikmati hasil penjualan," jelas dia.
Penyidik pun menyita 13 mobil mewah, perhiasan, barang-barang mahal, kios minimarket, hingga empat rumah dari Adelia Putri Salma.
"Kami tidak berhenti, jadi kalau ternyata ditemukan ada hal lainnya, Insya Allah akan kami tindaklanjuti," Helmy menandaskan.