Mengurai Alur Jaringan Gembong Narkoba Freddy Pratama
Dia terkenal kerap memakai alat komunikasi, BlackBerry Messenger Enterprise, Threema, dan Wire.
Meskipun hasil pengungkapan itu tergolong sebagai capain luar biasa, namun tugas besar memburu Freddy masih berlanjut.
Mengurai Alur Jaringan Gembong Narkoba Freddy Pratama
Jaringan sindikat peredaran narkoba Freddy Pratama sedikit demi sedikit mulai dilucuti. Lewat operasi 'Escobar' Bareskrim Polri setidaknya telah menciduk 39 orang kaki tangan Freddy, mengamankan 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi senilai Rp10,5 triliun.
Meskipun hasil pengungkapan itu tergolong sebagai capain luar biasa, namun tugas besar memburu Freddy masih berlanjut.
"Jaringan Fredy Pratama ini benar-benar sebuah jaringan yang rapi, pengungkapan dilakukan berdasarkan pada adanya kesamaan modus operandi," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, Selasa (12/9) lalu.
merdeka.com
Tercatat masih ada tiga nama yakni; Freddy selaku mastermind; Frans Antony (FA) dan Petra Niasi (PN) yang merupakan pasangan suami istri (pasutri) diduga pengendali uang dari penjualan hasil barang haram tersebut.
Perburuan itu dilakukan sejalan dengan terbitnya red notice, Mei 2023 dalam proses memberangus seluruh jaringan dari sindikat narkoba Freddy.
Dia terkenal kerap memakai alat komunikasi, BlackBerry Messenger Enterprise, Threema, dan Wire.
"Ini adalah sebagai orang-orang keuangannya. Yang cewek sama cowok. Suami istri, kaki tangannya dong Warga Negara Indonesia semua. (Diduga( Masih di luar negeri," kata Direktur Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa kepada wartawan.
merdeka.com
Tangkap Sang Ayah
Walau masih memiliki tugas besar, namun beberapa kaki tangan Freddy berhasil dibekuk. Salah satunya, Lian Silas (LS), ayah dari gembong narkoba yang diduga terlibat dalam pencucian uang hasil bisnis haram tersebut.
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan, Fredy kerap mengirimkan sebagian uang hasil mengedarkan narkoba ke ayahnya yang dipakai untuk membuka berbagai usaha dan membeli aset.
Selain LS, adapula Tri Wahyuning Tirto Handono dan Yusa Hendriyatmoko yang menjadi ladang pencucian uang Freddy. Dengan berbagai aset yang berhasil disita yakni 29 aset tanah dan bangunan, 3 unit apartemen, 7 unit mobil, dan 2 motor semuanya bernilai Rp109,79 miliar.
"Dia menyalurkan melalui bapaknya, digunakan untuk usaha-usaha tempat karaoke, hotel, restoran dan sebagainya," kata Mukti.
"Ada juga tanah-tanah yang dibeli bapaknya sebagai aset daripada pencucian uang yang dilakukan oleh Fredy pratama terhadap uang uang tersebut," tambah dia.
Tim Operasional Indonesia Dibekuk
Di sisi lain, polisi juga berhasil menangkap koordinator wilayah barat dan timur Indonesia. Yakni, KIF (Muhammad Rivaldo Miliandri Silondae) untuk wilayah barat mencakup Sumatera dan Jawa, sementara WJ untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
"Jadi Fredy Pratama ini punya dua kaki tangan, yang menguasai wilayah barat dan timur," kata Mukti.
Bahkan guna memuluskan seluruh peredaran narkoba, KIF turut bekerjasama dengan seorang anggota polisi, AKP Andri Gustami, eks Kasatnarkoba Polres Lampung Selatan. Dibantu sang Ratu Narkoba Palembang, selebgram Adelia Putri Salma (APS) dan David (suaminya).
Mereka berperan memuluskan pasokan wilayah barat dan wilayah timur untuk penyebaran sabu-sabu dan ekstasi. Dengan membuat KTP palsu atau identitas palsu, lalu diamankan Andri selaku aparat saat melewati pelabuhan Bakauheni.
"Sama seperti suami ADP (David, suami Adelia Putri Salma), dia (Andri) juga berhubungan langsung dengan Kif," jelas Dirresnarkoba Polda Lampung, Kombes Erlin Tangjaya.
Mertua Diduga Kartel Narkoba Golden Triangle
Lebih lanjut dari hasil pengungkapan sejauh ini, polisi menduga bila mertua dari Fredy Pratama adalah kartel narkotika di Thailand dan Kawasan Kawasan Segitiga Emas (Golden Triangle).
Yakni kawasan Segitiga Emas julukan untuk wilayah bagian utara Asia Tenggara yang meliputi Burma (Myanmar), utara Laos dan utara Thailand.
"Mertuanya diduga adalah kartel narkotika di daerah Thailand," kata Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa saat dikonfirmasi.
Dengan Freddy adalah bandar narkotika jenis ekstasi dan sabu wilayah operasi Indonesia dan Malaysia. Polisi pun menduga kalau Freddy masih berada di Thailand, sebab istrinya adalah warga negara Thailand.
"Kita yakin bahwa yang bersangkutan masih ada di wilayah Thailand karena istri adalah orang Thailand, warga negara Thailand," ungkapnya.
Agar memaksimal perburuan, kekinian Polri pun mulai melebarkan operasi 'Escobar' ke wilayah sekitar negara Thailand. Seperti beberapa negara perbatasan, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Malaysia.
"Prioritas pertama Thailand, berikut nya negara-negara tetangga di sekitar Thailand," kata Wadir Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol. Jayadi saat dikonfirmasi.
Meskipun begitu, Jayadi mengaku pihaknya tetap akan mencari keberadaan Freddy. Dengan menjalin kerjasama ke beberapa negara lain yang kemungkinan menjadi tempat persembunyian Freddy.
Kerjasama itu dilakukan melalui kerjasama ICPO-Interpol. Sebagai tindaklanjut diterbitkannya red notice terhadap Freddy yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Dugaan sementara demikian tetapi juga kita tidak fokus wilayah itu. Negara lain juga akan terus komunikasi. Akan terus bekerjasama dengan kepolisian di lintas melalui interpol untuk mencari keberadaan yang bersangkutan," katanya.