Front Pancasila tuding ada agenda terselubung Simposium Tragedi 65
Merdeka.com - Simposium Nasional bertajuk 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan' mendapat penolakan gerakan massa yang mengatasnamakan Front Pancasila. Mereka menuding ada agenda terselubung.
"Simposium dimanfaatkan untuk menekan pemerintah agar menyatakan permintaan maaf selanjutnya memberikan rehabilitasi dan kompensasi terhadap eks PKI," kata koordinator Front Pancasila, Ali Hamzah dalam orasinya, di depan Tugu Tani, tepat di depan lokasi simposium, Hotel Arya Duta, Senin (18/4).
Dia juga menuding simposium dimanfaatkan untuk menghidupkan kembali paham komunis. padahal paham tersebut jelas-jelas bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia dan UUD 1945.
-
Siapa yang membantu Sido Muncul dalam acara simposium? Untuk mensosialisasikan penggunaan obat herbal dan pengembangan serta pemanfaatannya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman menggelar Simposium Nasional bertemakan 'Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat'.
-
Kenapa Sido Muncul mengadakan simposium tentang obat herbal? Untuk mensosialisasikan penggunaan obat herbal dan pengembangan serta pemanfaatannya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulannya Tolak Angin bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman menggelar Simposium Nasional bertemakan 'Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat'.
-
Apa tujuan pertemuan PDIP di Bali? 'Hari ini Ibu Megawati akan memimpin langsung konsolidasi PDIP di Bali, di mana seluruh kader partai dihadirkan untuk mengompakkan suatu semangat juang dan kita lihat Bali ini militansinya sangat tinggi.'
-
Siapa yang memimpin diskusi tentang pencegahan hoax di Pekanbaru? Kolaborasi ini terwujud dalam diskusi santai antara Satreskrim Polresta Pekanbaru, dipimpin oleh Kasat Reskrim Kompol Bery Juana Putra, dan sejumlah admin media sosial di salah satu kafe di Pekanbaru.
-
Apa yang dibahas di seminar Kowani? 'Yang kita bicarakan, diskusi tentang macam macam kebaya, dan sinergitas menuju Unesco dan untuk dapatnya goal kebaya Indonesia diakui oleh dunia sebagai warisan tak benda,' tuturnya.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
Aksi massa kurang dari 100 orang tersebut berakhir rusuh. Dari pantauan merdeka.com, tiga orang pengunjuk rasa digelandang ke truk polisi.
Menyikapi aksi demonstrasi tersebut, Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi santai penolakan terhadap simposium Tragedi 1965. "Tentu tidak bisa semua orang setuju. Kita dalam keluarga, ada pro dan kontra," kata Luhut.
Pemerintah akan menyelesaikan pelanggaran HAM di Indonesia. Salah satunya peristiwa 1965. "Tapi spirit kita adalah untuk mencari penyelesaian yang menyeluruh supaya ini tidak menjadi beban sejarah buat generasi yang akan datang," ujarnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat dan Pemerintah diharapkan memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap gerakan kelompok terlarang.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaOrganisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca SelengkapnyaMaklumat Bersama Aktivis 98 dikeluarkan menjelang peringatan 26 tahun reformasi.
Baca SelengkapnyaDiskusi Konsolidasi Pro Demokrasi ini digelar untuk menolak Politik Dinasti, Pelanggaran HAM serta bangkitnya Neo Orba.
Baca SelengkapnyaBNPT menyebut sejak resmi dibubarkan pada tahun 2017, HTI bukan berarti telah tumbang. Gerakan ini terus melakukan kegiatan bawah tanah
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAcara itu sedianya dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di mancanegara dengan sejumlah tokoh atau aktivis.
Baca SelengkapnyaIstilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaSoekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.
Baca Selengkapnya