Galang Dukungan, ASDI Ajak Masyarakat Lawan Dinasti Politik dan Korupsi
Memilih calon pemimpin masa depan yang bersih terhadap persoalan kejahatan masa lalu.
Memilih calon pemimpin masa depan yang bersih terhadap persoalan kejahatan masa lalu.
Galang Dukungan, ASDI Ajak Masyarakat Lawan Dinasti Politik dan Korupsi
Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) menyampaikan peryataan sikap terhadap situasi terkini terkait hak asasi manusia (HAM) dan pemberantasan korupsi yang terjadi di Republik Indonesia.
Pernyataan sikap itu disampaikan di sela-sela Panggung Rakyat bertema Bongkar yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (9/12) malam.
Awalnya, acara diisi dengan penyampaian orasi dari sejumlah tokoh pro demokrasi, seperti Usman Hamid, Ikrar Nusa Bhakti, Inayah Wahid hingga Faisal Basri.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PRD Petrus Hariyanto, Tokoh dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya, Aida Leonardo bersama perwakilan Aktivis 98 naik ke atas panggung acara.
Dalam kesempatan itu, Petrus yang duduk di atas kursi roda, menyampaikan perasannya soal sikap yang diambil oleh sahabatnya, yakni Budiman Sudjatmiko.
Petrus pun mengutip peryataan Budiman yang meminta agar kasus pelanggaran HAM masa lalu agar dilupakan, dan fokus pada masa depan Indonesia.
Dia pun mengecam pernyataan Budiman tersebut. Menurutnya, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu perlu dituntaskan.
"Saya Petrus, teman satu sel dalam penjara, Budiman Sudjatmiko. Saya bersama Budiman Sudjatmiko membangun gerakan bersama kawan-kawan lain melawan kediktaktoran Soeharto," kata Petrus.
"Tetapi, beberapa hari yang lalu, kawan seiring seperjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan lupakan kasus penculikan, kami tidak punya utang pada masa lalu, hanya punya utang pada masa depan. Itu kata sahabat saya," sambung Petrus.
Petrus pun menegaskan, bahwa dirinya bersama para aktivis memiliki utang terhadap masa lalu, dimana harus menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dan kasus penculikan.
Sebab, dia menilai, tidak akan ada masa depan yang cerah bagi bangsa, jika utang masa lalu tidak dituntaskan.
"Kami punya utang terhadap masa depan, masa depan yang mencintai hak asasi manusia. Masa depan yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan. Masa depan yang menjunjung tinggi demokrasi," tegas Petrus.
"Maka dari itu kami menyerukan, kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu, pelanggaran HAM berat masa lalu, khususnya juga kasus penculikan tidak boleh ditutup. Kasus HAM tidak boleh dipendam," lantang Petrus.
Dia pun menyerukan memilih calon pemimpin masa depan yang bersih terhadap persoalan kejahatan masa lalu.
"Kembalikan kawan kami. Tolak politik imunitas. Tolak dinasti politik. Tolak korupsi, tolak nepotisme, tolak kolusi. Hanya ada satu kata, lawan," tutup Petrus.