Gatot ingatkan masyarakat gunakan media sosial secara bijak
Merdeka.com - Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo mengajak masyarakat khususnya kaum milenial untuk dapat menggunakan sosial media dengan baik dan benar. Pernyataan ini disampaikan kala dia menghadiri pengajian Ramadan yang digelar oleh Pemuda (PP) Muhammadiyah di Universitas Uhamka, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Di hadapan ratusan peserta acara tersebut, Gatot mengatakan, agar pengguna sosial media dapat merujuk surat Al-Hujarat ayat 6, 11 dan 12. Di mana dalam surat tersebut, masyarakat harus dapat tabayun, melarang untuk mencela, menghina dan merendahkan orang lain.
"Serta bisa menghindari prasangka dan gibah. Niscaya kita dapat gunakan sosial media dengan bijak agar kita termasuk dalam orang-orang yang beruntung," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (28/5).
-
Siapa yang menyampaikan amanat? Pada kesempatan pagi hari ini, izinkan saya untuk memberikan amanat pembina upacara dengan mengambil tema motivasi belajar bagi para siswa siswi di sekolah.
-
Siapa yang dihujat oleh netizen? Anak Sarwendah, Betrand Putra Onsu, merasa sedih mengetahui bahwa ibunya sedang dihujat di media sosial oleh netizen.
-
Siapa yang dilarang melakukan ghibah? Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka.
-
Siapa saja yang bisa ditegur? Pastikan niat Anda murni untuk memberikan nasihat demi kebaikan, bukan untuk mempermalukan atau menghina orang yang ditegur.
-
Siapa saja yang perlu menerapkan sikap tasamuh? Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
-
Siapa yang dihujat oleh warganet? Meskipun jarang membaca komentar dari warganet, Sarwendah mengakui bahwa saat itu ia tidak sengaja menemukan hujatan terhadap dirinya dan Onyo, yang langsung membuatnya mengambil langkah dengan melayangkan somasi.
Gatot mengungkapkan, semua posting-an di sosial media harus dapat diubah dengan sifat yang mencerahkan dan bisa dipertanggungjawabkan. "Lalu juga tidak bertentangan dengan ajaran agama serta norma sosial dan etika ke Indonesia-an untuk mewujudkan soliditas," imbuhnya.
Selain itu dalam kesempatan yang sama, Gatot menyinggung masalah persatuan agar jangan sampai terkoyak. Persatuan Islam dan nasionalis mampu melahirkan negara kesatuan republik Indonesia.
"Nah sekarang semua tergantung kita bersatu kembali seperti perjuangkan kemerdekaan dengan semboyan Merdeka atau mati. Saya katakan itu lantaran semakin ke sini jurang semakin terpisah. Namun kalau kita kembali ke masa nuansa kemerdekaan maka kita akan bersatu. Persatuan umat Islam dan nasionalis akan membawa kejayaan dan kebangkitan untuk negeri," tegas Gatot.
Gatot mengingatkan, persatuan lahir karena dialog tanpa henti dan kesadaran kuat untuk hidup bersama. Hal ini untuk menjamin adanya keadilan dan kepastian hukum dan semua hukum itu untuk manusia.
"Mari luruskan syaf dan rapatkan barisan dalam jaga Indonesia. Kita jangan memikirkan presiden dan wakil presiden nya tetapi bagaimana cara koalisi umat yang buat rakyat Indonesia ini menang. Satukan Hati Untuk Indonesia," tutupnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Galih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang surat Al Hujurat ayat 12, asbabun nuzul, dan tafsirnya yang penting untuk diketahui.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaAgar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaMemperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.
Baca SelengkapnyaDi dalam pesannya terselip larangan untuk menjelek-jelekkan orang. Bahkan Yudo juga memberikan pemahaman tentang adanya kemajuan teknologi media sosial.
Baca SelengkapnyaKartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaKartika Putri meminta maaf kepada publik soal pernyataannya tentang capres mengaji.
Baca Selengkapnya