Gelar Coffee Processing Festival, Banyuwangi Tingatkan Daya Saing Pelaku Usaha Kopi
Merdeka.com - Pemkab Banyuwangi ajeg menggelar pelatihan pengolahan kopi. Seperti tahun ini, di mana puluhan pelaku usaha kopi dilatih untuk ditingkatkan kualitasnya, mulai dari pengolahan hingga pengemasan produk agar siap memasuki industri kopi.
Pelatihan yang dikemas dalam Coffee Processing Festival ini digelar di Rumah Kreatif Banyuwangi, Kamis (25/7/2019). Para peserta mengaku memanfaatkan pelatihan ini untuk menambah wawasan mereka.
Salah satunya adalah Ibu Suhatin, pengusaha kopi asal Kalibaru, Banyuwangi. Dia mengaku telah mendapatkan manfaat dari pelatihan dan pendampingan yang dilakukan Dinas Peridustrian dan Perdagangan (Disperindag).
-
Kenapa daya beli petani Sulut semakin baik? Ia menjelaskan, perubahan NTP dikarenakan kenaikan nilai Indeks Harga yang diterima Petani (It) lebih tinggi dari pada kenaikan niIai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib). Indeks Harga yang diterima petani naik 1,74 persen. Sementara Indeks Harga yang dibayar petani naik hanya 0,98 persen.
-
Bagaimana UMKM Bontang tingkatkan kualitas produk? Dalam meningkatkan daya saing usaha, salah satu yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha adalah dengan meningkatkan kualitas produk mereka. Kualitas sangat penting dalam menjaga pelenggan, agar pelanggan selalu mengkonsumsi produk yang ditawarkan.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan produksi di Lamongan? 'Kita lakukan pompanisasi, kita lihat tadi, ini bisa mengairi 16.000 hektar sawah, total yang dilewati sekitar 22.000 hektar, dan itu bisa meningkatkan produksi di Kabupaten Lamongan hingga 380.000 ton,' rinci Amran.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan hasil panen di Kalijaran? 'Selanjutnya meningkatkan siklus panen dari sebelumnya 2 kali menjadi 3 kali per tahun, penghematan anggaran irigasi per hektar dari Rp 1,5 juta untuk pembelian BBM menjadi Rp 1 juta, serta peningkatan produksi pertanian dari 12 ton menjadi 12 ton ditambah 4 ton cabai per hektar selama 1 tahun,' ungkap Taufik.
Suhatin menuturkan berawal dari keprihatinan yang menjual biji kopi, kini dirinya memulai usaha kopi kemasan dan cafe. Saat itu, bijih kopi hasil kebunnya hanya dibeli seharga Rp 25 ribu per kilogram (kg).
"Saya sedih, biji kopi saya hanya laku Rp 25 ribu per kg. Setelah ikut pelatihan, saya mulai belajar mengolah dan menjemur sendiri. Saya dibimbing orang Disperindag, hingga cara pengemasannya. Misalnya kalau dijual ke café harus ukuran berapa, kalau untuk oleh-oleh ukuran berapa, semua diajarkan," kata Suhatin yang memiliki brand Kopi RDK (Rumah Durian Kalibaru).
Hasilnya, kini rata-rata per bulan Suhatin mampu menjual 100 Kg lebih kopi. Satu kemasan bubuk kopi seberat 2 ons dijual seharga Rp 22 ribu. Artinya, harga bubuk kopi per Kg mencapai Rp 110 ribu per kg.
©2019 Merdeka.com"Alhamdulillah, dengan kemasan yang menarik, dan tentunya cara mengolah yang lebih baik, kini hasilnya jauh meningkat untuk dijual per kilogramnya," aku Suhatin.
Namun Suhatin belum puas. Tahun ini dia kembali mengikuti Coffee Processing Festival untuk belajar hallain yang belum dia kuasai.
"Saya mengikuti festival ini untuk belajar membuat cappuchino. Sebab, beberapa hari lalu ada rombongan turis ke café saya. Mereka ingin minum cappuchino tetapi saya tidak tahu caranya. Makanya saya belajar agar ke depan bisa membuat cappuchino sehingga tidak ada lagi pengunjung yang balik," akunya.
©2019 Merdeka.comBupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, usaha dan industri berbasis kopi tumbuh pesat di Banyuwangi sejak beberapa tahun terakhir. Pemkab pun berupaya hadir untuk mendorong para pelaku usaha berbasis kopi naik kelas agar daya saingnya meningkat.
"Kenapa kopi? Karena kopi ada di sekitar kita. Itu keuntungan kita, kita bisa bebas memilih mengolah jenis apapun. Selain itu, dari hulu sampai hilir, value kopi sangat tinggi," ujarnya saat membuka Coffee Processing Festival.
Anas menjelaskan bahwa pemkab setiap tahun menggelar festival yang berkaitan dengan kopi untuk mengungkit sektor kreatif di Banyuwangi. Hasilnya, pelaku usaha kopi di banyuwangi tumbuh pesat.
"Jumlah UMKM kopi di Banyuwangi sendiri terus tumbuh pada 2013 jumlahnya tidak sampai 10, namun sekarang sudah mencapai lebih dari 40 UMKM. Kafe yang menyajikan kopi juga mulai menjamur di penjuru kabupaten. Untuk itu kami juga mengajak puluhan pelajar di pelatihan ini, upaya untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur di kalangan mereka mengingat potensi bisnis kopi yang trennya positif," kata Anas.
Anas menambahkan, pemkab telah memiliki klinik kopi. Klinik tersebut dilengkapi sejumlah peralatan pemrosesan kopi. Ke depan, kata dia, pemkab akan membantu menyediakan alat-alat kopi berdasar cluster.
"Sehingga pelaku usaha yang tidak punya dana untuk investasi peralatan, bisa dibawa ke klinik kopi. Selain itu, anak-anak dengan mudah dan cepat bisa menjadi wirausahawan kopi," ujarnya.
Selama mengikuti pelatihan selama tiga hari ini, para peserta akan mendapatkan sejumlah materi tentang memproses hingga pengemasan kopi dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dan Setiawan Subekti, pelaku usaha kopi asal Banyuwangi.
Bahkan juga ada kelas barista yang mendatangkan barista nasional Muhammad Agha. "Saya akan mengajari barista untuk meningkatkan kualitasnya. Karena menurut saya seiring dengan perkembangan Banyuwangi, baristanya pun harus punya kapasitas yang berskala nasional. Jadi nanti saya akan sharing materi soal kompetisinya, mungkin ini bisa menjadi inspirasi bagi barista disini," kata Agha.
(mdk/paw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kalau biasanya kopi dijual dengan harga Rp27,5 ribu per kilogram, kini harganya naik hingga Rp85 ribu per kilogram
Baca SelengkapnyaAdi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi semakin berkembang hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaProduksi kopi rakyat di Banyuwangi bisa mencapai 10.600 ton per tahun.
Baca SelengkapnyaBerbagai keseruan dunia perkopian dihadirkan dalam Pesta Rakyat Kopi Gombengsari, 8-13 Agustus 2023
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar memberi perhatian pada komoditas kopi
Baca SelengkapnyaKopi lokal Indonesia sudah banyak dilirik dan digemari masyarakat negara lain, sehingga penting untuk mempersiapkan diri.
Baca SelengkapnyaKopi perdana yang diekspor ke Filipina merupakan kopi specialty asal Kabupaten Bandung yang diproduksi oleh Grav Farm.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi akan mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapat paten indikasi geografis.
Baca SelengkapnyaPengunjung bisa melihat langsung proses pengolahan kopi sembari menikmati pemandangan sejuk nan indah
Baca SelengkapnyaProvinsi Sumsel merupakan salah satu sentra produksi kopi nasional dengan area seluas 250.305 hektar pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut kopi Muncar pengemasannya sudah bagus dan menarik. Hanya perlu dikembangkan lagi untuk cara pemasarannya.
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca Selengkapnya