'Gestapu pemberontakan setengah hati'
Merdeka.com - Gerakan 30 September (Gestapu) Partai Komunis Indonesia (PKI) disebut-sebut merupakan sebuah pemberontakan yang gagal. Hal ini juga diperkuat oleh mantan wartawan Harian Rakyat Amarzan Hamid yang meneliti gerakan tersebut.
Dia menilai kegagalan Gestapu merupakan sebuah hal yang wajar. Pasalnya, kata dia, siapa yang memimpin gerakan tersebut saja tidak ada yang mengetahui secara pasti.
"Pemberontakan ini amburadul sejak awal. Siapa yang nyulik, siapa yang perintah tidak jelas," kata Amarzan dalam diskusi bertajuk Kegagalan Gestapu di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (21/10).
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Mengapa pasukan G30S/PKI kalah? Semua kemacetan G30S disebabkan di antaranya oleh ketiadaan makanan. Mereka tidak makan pagi, siang dan malam,' tulis Soepardjo.
-
Bagaimana G30S/PKI kalah? Dalam waktu singkat semuanya berantakan. Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Siapa pemimpin utama G30S/PKI? Para perwira militer utama G30S adalah Komandan Batalyon I Tjakrabirawa, Letkol Untung Syamsuri.Komandan Brigade I Djaja Sakti yang bertugas sebagai Pengamanan Ibukota, Kolonel Latief, dan Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan, Mayor Udara Sujono.Ada juga Panglima Komando Tempur dari Kalimantan Brigjen Soepardjo.
-
Bagaimana pasukan G30S/PKI dikalahkan di Jawa Tengah? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
Lebih jauh, kata dia, pemimpin pemberontakan tersebut saja tidak diketahui itu saja tidak diketahui siapa yang menjadi dalangnya. Sehingga, saat melakukan operasinya pun menjadi tak jelas. Sehingga, Gestapu pada akhirnya malah lebih berfokus pada pembunuhan 7 Jenderal.
"Mereka hanya fokus pada 7 jenderal itu. Karena Jenderal itu anti-PKI," paparnya.
Lagipula, dia meyakini tak ada satupun orang yang mengetahui secara detail di balik peristiwa itu. Sebab, kata dia, orang yang mengetahui kebenaran peristiwa ini lebih memilih membawa mati kebenaran itu. Sehingga, hal yang wajar bermunculan berbagai versi Gestapu.
"Peristiwa ini tidak akan terjawab sampai akhir zaman. Kita tidak pernah diberikan peluang meneliti. Saya menganggap tidak ada satu orang pun yang tahu. Tidak ada orang yang diberikan menyempurnakan kepingan-kepingan mozaik karena dibawa mati," tukasnya.
Di tempat yang sama, eks komandan laskar ampera Arief Rahman Hakim, Fahmi Idris menyebut Gestapu merupakan Pemberontakan yang setengah hati. Sebab, dia menilai pihak-pihak yang tergabung dalam PKI memiliki tujuan yang tak sama.
"Saya setuju Gestapu disebut pemberontakan setengah hati. Ada yang maunya membantai 7 Jenderal saja, ada yang mau mengubah dasar negara, makanya pemberontakan ini gagal," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlawanan yang dilakukan kaum PKI terhadap pemerintah Hindia Belanda ini pecah di Minangkabau atau tepatnya di daerah Silungkang dekat tambang Sawahlunto.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca SelengkapnyaIbnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI yang berujung menjadi pemberontak pemerintah dalam pasukan DI/TII.
Baca Selengkapnya