Habib Ja'far: Jangan Biarkan Nilai Intoleransi Digaungkan Pihak Tak Bertanggung Jawab
Musuh kita bukan peradaban yang berbeda tapi orang-orang yang tidak siap menerima perbedaan.
Jangan jadikan kekerasan sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah.
Habib Ja'far: Jangan Biarkan Nilai Intoleransi Digaungkan Pihak Tak Bertanggung Jawab
Indonesia bangsa besar penuh dengan keberagaman agama, suku, ras serta bahasa. Perbedaan seharusnya menjadi perekat persatuan sehingga tidak boleh ada celah kelompok intoleransi hidup di Tanah Air.
Pendakwah Habib Husein Ja'far Al Hadar mengajak anak muda untuk melekatkan nilai dan mengisi ruang-ruang dakwah dengan nilai-nilai Islam penuh dengan toleransi.
"Jangan biarkan justru klaim-klaim Islam sebagai agama yang sarat dengan nilai-nilai intoleransi digaungkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Ja'far dalam keterangannya, Jumat (17/5).
Untuk para santri, Ja'far berpesan, jika sudah purna dari pesantren wajib menjaga agama dan ilmu agama serta amal dan akhlak yang salah satu pondasinya adalah toleransi.
"Ketika mereka (santri) menjadi apapun nanti, para santri harus mendakwahkan Islam Rahmatan Lil Alamin pada sekitarnya, bukan malah menyebarkan kebencian dan intoleransi kepada umat beragama lain," tegasnya.
Ja'far menjadi pembicara dalam kegiatan Sekolah Damai dengan tema "Pelajar Cerdas Cinta Damai" di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (16/5/2024) malam.
Lebih lanjut, Ja'far menguraikan terkait intoleransi, kekerasan, dan bullying.
Menurutnya, orang yang punya intoleransi dia akan menyebabkan kekacauan sehingga tidak ada kedamaian.
"Intinya bahwa toleransi adalah ajaran Islam terhadap perbedaan. Perpecahan adalah musuh yang harus dilawan. Jadi musuh kita itu bukan peradaban yang berbeda tapi orang-orang yang tidak siap menerima perbedaan."
tutur Habib Husein Ja'far Al Hadar.
Kekerasan Bukan Jalan Selesaikan Masalah
Ja'far juga menuturkan empat unsur Islam toleran. Pertama Islam yang tidak takfiri tidak mudah mengkafirkan orang lain.
Kedua dia tidak menjadikan kekerasan sebagai jalan untuk menyelesaikan masalah.
"Kalau ada masalah dia cari solusi damai bukan dengan kekerasan. Ketiga tidak anti-nilai-nilai kebangsaan. Kempat tidak anti-nilai budaya," tandasnya.