Hamparan lukisan mural khas warga di Pulau Santen Banyuwangi
Merdeka.com - Salah satu aliran melukis, mural, kini mulai digandrungi pemuda maupun masyarakat di Indonesia. Mural merupakan istilah yang diadopsi dari bahasa latin yang berarti dinding. Dalam istilah itu sendiri muncullah arti melukis yang medium utamanya adalah dinding, permukaan, atau langit-langit.
Cara itulah yang digunakan oleh banyak kelompok di Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai cara untuk mempercantik dinding di sekitar Pula Santen Banyuwangi, sebuah destinasi berkonsep halal tourism.
Anggota Mapala Uniba, Andri Saputro, satu di antara pelukis mural yang turut berpartisipasi, mengatakan dirinya, dibantu warga sekitar, berinisiatif memperindah sekitar pantai dengan lukisan mural.
-
Bagaimana Banyuwangi mempromosikan pariwisatanya? Termasuk meninjau bagaimana pengelolaan pariwisata yang dilakukan oleh daerah.
-
Apa tujuan halal bihalal di Banyuwangi? 'Ini adalah kegiatan yang memang sudah lama kami rencanakan. Di momen lebaran, kami ingin sekali berbagi kebahagiaan bersama teman-teman difabel,' kata Ipuk.
-
Bagaimana Banyuwangi harmoniskan budaya dan agama? 'Saya kira ini adalah bentuk moderasi beragama yang telah terejawantah dengan baik. Tentu saja, ini berkat kesadaran kolektif masyarakatnya sekaligus adanya orkestrasi yang baik dari pemerintah daerahnya,' imbuhnya.
-
Apa yang diharmoniskan di Banyuwangi? 'Nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang di banyak tempat kerap kali mengalami ketegangan yang berkepanjangan, justru di Banyuwangi mampu didialogkan dan diharmonikan dengan baik,' ungkap Penasehat Ngariksa Lukman Hakim Syaifuddin.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon sudah mencapai 99 persen.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong penguatan seni budaya lokal? “Bukan berarti tradisi dan budaya kita menjadi hilang kesakralannya karena kita festivalkan. Namun, kita kemas lebih menarik dan kreatif menjadi sebuah atraksi seni yang bisa ditonton wisatawan. Kita tata bagaimana letak panggungnya, kita ajarkan pre eventnya.
Namun, dikatakan Andri, dia bersama rekan-rekannya juga tak sembarang melukis. Untuk itu, dia menetapkan tema khusus, tentang lingkungan. Sehingga setiap lukisan yang dihasilkan memang memiliki arti tersendiri. Andri juga memberikan pendampingan yang ingin melukis mural di sana.
"Jadi saya dan teman-teman, dibantu warga sekitar, berinisiatif memperindah wajah sekitar pantai dengan lukisan mural ini."Mereka bebas berekspresi, namun gambar yang dibuat harus bersifat inovatif dan edukatif tentang lingkungan. Bisa tentang mangrove, konservasi, biota laut, kehidupan nelayan, maritim bahkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," beber mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Uniba angkatan 2012 ini.
Menariknya, Andri dan kawan-kawannya dengan sukarela patungan untuk membeli cat yang digunakan untuk melukis. Cat yang mereka gunakan adalah cat tembok.
"Kami patungan semampunya. Sebagian ada swadaya warga, sumbangan dari donatur, dan gerakan Rp 1000 dari pelajar sekitar Pulau Santen yang menyumbang setiap harinya. Pokoknya ini jadi ajang kreasi sekaligus silaturahmi bagi kami," beber Andri.
Pemural lainnya dari Komunitas Doodle Art, Achmad Rizky Fauzi (20) mengaku sangat senang terlibat dalam kegiatan ini.
"Melukis mural itu hobby kami yang sudah mendarah daging. Apalagi kalau diberi ruang seperti ini, ya tambah semangat lagi," ujar Rizky. Rizky adalah pemural dengan kondisi tangan yang disabilitas, tetapi tak berhenti berkarya. Karya-karyanya bisa dinikmati di beberapa cafe kopi dan rumah makan yang ada di Banyuwangi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menegaskan, konsep halal tourism tidak serta-merta destinasi itu hanya untuk kaum muslim.
"Hanya konsep dan koridornya yang berhaluan halal tourism, tapi pengunjungnya siapapun boleh menikmati. Semuanya kita lakukan bertahap seiring dengan penataan yang akan terus berjalan," tandas Anas.
Pulau Santen sendiri merupakan pulau kecil di Kelurahan Karangrejo, tak jauh dari pusat kota Banyuwangi. Saat ini, pulau tersebut terus ditata secara berkelanjutan oleh berbagai elemen, mulai dari masyarakat, tokoh agama dan masyarakat, TNI, hingga Pemkab Banyuwangi (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Karya mural dari para seniman lokal ini disajikan untuk memperindah dinding-dinding kosong di kawasan Cideng.
Baca SelengkapnyaSuryatmajan telah mendapatkan predikat sebagai desa/kampung wisata binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Baca SelengkapnyaKampung batik merupakan sebuah nama untuk wilayah di Desa Nyalindung yang menjadikannya destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPencetusan motif batik ini merupakan bentuk usaha pelestarian relief binatang di Candi Sojiwan yang luntur tergerus arus zaman
Baca SelengkapnyaKampung WarnaWarni Desa Janju, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser, menjadi objek wisata populer.
Baca SelengkapnyaWisata kampung di Indonesia memancarkan keindahan yang menakjubkan, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi para pengunjung.
Baca SelengkapnyaKabupaten Kutai Timur memiliki bentang alam dan peninggalan sejarah yang mendunia.
Baca SelengkapnyaTradisi Puter Kayun bukan hanya warisan budaya, tetapi juga menjadi daya tarik wisatawan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaGang yang dijadikan media mural memiliki panjang sekitar 150 meter.
Baca SelengkapnyaSebagian besar masyarakat di dusun tersebut berprofesi sebagai pengrajin wayang kulit. Keahlian mereka sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaRombongan ingin melihat secara dekat denyut kehidupan dan ekonomi Desa Bonjeruk.
Baca Selengkapnya