Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hari Pemilu yang susah dilayani kemauannya

Hari Pemilu yang susah dilayani kemauannya Ilustrasi Pemilu. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Jatuhnya Hari Pemilu Legislatif (Pileg) itu tanggal 9/4/2014, Rabu Pon, berwuku Tolu, suka berperkara, angkuh dan susah dilayani kemauannya.

Pilek dan sehatnya berpileg sesuai alam gaib, salah satunya perlu kecocokan hari kelahiran partai politik (parpol) peserta pileg dengan hari penyelenggaraan pileg itu.

Berdasarkan terawangan, Partai NasDem (Nasional Demokrat) misalnya, mbrojol 26/7/ 2011, Kemis Pahing, berwuku Mandasiya. Kamis kawin sama Rabu, produknya ayem tentrem dan bahagia.

Orang lain juga bertanya?

Ayem tentrem dan bahagia bakal umpamanya dialami juga oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang ber-Kamis sama dengan Partai NasDem, sebab maujud 23/7/1998, Kamis Wage, berwuku Bala.

Menguntungkan, contohnya adalah nasib Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kalau 20/4/2002 sebagai hari kelahirannya, maka hari itu adalah Sabtu Legi, berwukukan Sungsang, sehingga hasil perjodohannya dengan Rabu itu afdol dan baik adanya.

Ciamik banget itu Golkar, maujud 20/10/1964, Selasa Kliwon, berwukukan Kurantil. Selasa bersejolian sama Rabu, produknya kaya raya. Gak keliru, karena sebagai pewaris harta karun karungan Orde Barusan, Golkar adalah Golongan Kaya Raya, sumbernya angpow. Meski Golkar jadi Partai Golkar 7/3/1999, Minggu Legi, berwukukan Kulawu, tapi Minggu berpasangan sama Rabu membuahkan tentrem. Mungkin gara-gara gak gentar menghadapi pileg 2014, boznyapun nggaya aksi-aksian gak perlu maujud, cukup ng-Ical (ngilang).

Yang peyot itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pasalnya, PDI-P itu sesumbarnya penerus PDI yang kelahiran 10/1/1973, Rabu Wage, berwuku Langkir. Kalau hari itu disebut hari maujudnya PDI-P, maka nasib PDI-P bakal jeblok. Maklum, Rabu kakawinan dengan Rabu hasilnya buruk dan susah. Kalau 4 Juli harinya declaration of independence diakui sebagai kelahiran Amerika Sarekat, maka 14/2/1999 yang hari deklarasinya PDI-P itu Minggu Kliwon, bewuku Bala. Minggu ketemu Rebo hasilnya tentrem.

Umumnya, hari kelahiran segenap parpol peserta pileg itu klop sama hari penyelenggaraan pileg, terkecuali Gerindra, kelahiran 6/2/2008, Rabu Wage, berwukukan Langkir. Rabu ketemu Rabu, buruk dan susahlah nasibnya. Maka, Gerindra layak slametan bersesajen nasi pulen, berlaukkan daging kambing atau ikan dan 9 macam sayuran.

Contoh terawangan lokal berdasarkan kecocokan hari di atas mungkin hanya berlaku di daerah-daerah pemilihan (dapil) Jawa atau Bali belaka. Lantarannya ya santet globalisasi. Misalnya pasar modal Indonesia dipenuhi oleh investor asing. Komposisinya di atas 90 persen. Seperti disampaikan Ketua Otoriotas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida, investor domestik di pasar modal hanya 0,2 persen atau sekitar 404.000 investor domestik.

Maka, sebaiknya ramalan pershioan disertakan. Hari Penyelenggaraan Pemilu 9/4/2014 itu bershio Kuda berbintang Aries. Pasangan idealnya adalah Anjing dan Macan. Non-Pasangan itu Tikus dan monyet. Sisanya, gak diseteruin.

Macan (PKB, PAN dan PBB) dan kuda (PKS dan PKPI) bolehlah bersuka cita. Seperti halnya klenikan lokal, bernasib malang adalah si Tikus Gerindra. Bagusnya, slametan bersesajen Bakso, Pangsit, Ayam Cauw atau Fu Yong Hay.

Lihat Pemilu di Liputan6.com

Hewan-hewan di luar itu diramal jadi selingkuhan seperti Kelinci (Nasdem, PDIP) , Naga (Golkar), Ular (Demokrat), Kerbau (PPP) dan Anjing (Hanura). Bisa sial itu PPP. Sebab, meski dapat berselingkuhan, tapi karena shionya kerbau, maka kerbau adalah sesajennya PKB dan Golkar jika keduanya ngebet sukses berpileg.

Kalau mengacu pada terawangan berdasarkan hari penyelenggaraan pileg dan hari maujudnya parpol-parpol peserta pileg, maka parpol-parpol tersebut diatas itu (tanpa parpol lokal Aceh) umumnya akan bernasib ayem tentrem dan bahagia. Artinya, DPR akan berpenghuni banyak parpol. Jika hal itu terjadi, maka memang hari penyelenggaraan pemilu itu susah dilayani kemauannya. Apalagi watak bintang Aries itu keras kepala. Maka, bakal gagal niatan Penjelasan UU No. 8/2012 tentang pileg, yaitu menciptakan sistem multikepartaian sederhana (tentu berdasarkan Effective Number of Parliamentary Parties) demi efektifnya presidensialisme. (mdk/tts)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Reaksi Puan Maharani Berkaca-kaca Saat Bacakan Hasil Rekomendasi Rakernas V PDIP
FOTO: Reaksi Puan Maharani Berkaca-kaca Saat Bacakan Hasil Rekomendasi Rakernas V PDIP

Puan Maharani sempat tidak sanggup meneteskan mata saat baca hasil rekomendasi Rakernas V PDIP.

Baca Selengkapnya
Puan 'Bakar' Semangat Kader di Jateng & Bicara Tantang Berat Pemilu: Bukan Banteng Kalau Nyalinya Ciut
Puan 'Bakar' Semangat Kader di Jateng & Bicara Tantang Berat Pemilu: Bukan Banteng Kalau Nyalinya Ciut

Puan ingin semua kader bersiap menghadapi Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Megawati Merasa PDIP Ditinggalin di Pilkada, Ribka Tjiptaning: Calon Bagus Tiba-Tiba Dianginpuyuhkan
Megawati Merasa PDIP Ditinggalin di Pilkada, Ribka Tjiptaning: Calon Bagus Tiba-Tiba Dianginpuyuhkan

Menurut Ribka, banyak calon Kepala daerah PDI Perjuangan ditinggalkan partai politik.

Baca Selengkapnya
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menilai, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi yang terburuk pascareformasi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Unek-Unek Bro Kaesang Tahu PSI Gagal Lolos ke DPR di 2024
VIDEO: Unek-Unek Bro Kaesang Tahu PSI Gagal Lolos ke DPR di 2024

Bagi sang Ketua Umum Kaesang Pangarep hasil ini menjadi bahan evaluasi untuk Pemilu 2029.

Baca Selengkapnya
Penutupan Rakernas V PDIP, Puan Maharani: Pemilu 2024 Paling Buruk Dalam Sejarah Demokrasi Indonesia
Penutupan Rakernas V PDIP, Puan Maharani: Pemilu 2024 Paling Buruk Dalam Sejarah Demokrasi Indonesia

Kesimpulan itu diberikan karena banyaknya penyalahgunaan kekuasaan, intervensi penegak hukum, pelanggaran etika

Baca Selengkapnya
Deretan Jagoan PDIP yang Gagal Terpilih di Pemilu 2024
Deretan Jagoan PDIP yang Gagal Terpilih di Pemilu 2024

Sejumlah politikus PDIP berpotensi gagal menjadi anggota DPR pada Pemilu 2024

Baca Selengkapnya
VIDEO: Suara Lantang Puan Maharani PDIP Sebut Pemilu 2024 Paling Buruk Sepanjang Sejarah!
VIDEO: Suara Lantang Puan Maharani PDIP Sebut Pemilu 2024 Paling Buruk Sepanjang Sejarah!

Puan mengatakan Pemilu tahun ini penuh kecurangan yang sistematis, terstruktur dan massif.

Baca Selengkapnya
Megawati: Beri Hak Rakyat Cari Pemimpinnya yang Sejati, Bukan Dipaksakan
Megawati: Beri Hak Rakyat Cari Pemimpinnya yang Sejati, Bukan Dipaksakan

Megawati menilai, pada pelaksanaan Pemilu saat ini masyarakat tidak dapat menyalurkan hak konstitusionalnya dengan baik.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Hasto Blak-blakan Jokowi Tak Diundang di Rakernas V PDIP, Ini Alasannya
FOTO: Momen Hasto Blak-blakan Jokowi Tak Diundang di Rakernas V PDIP, Ini Alasannya

Hasto menegaskan, yang diundang adalah mereka yang menjaga demokrasi hukum dan mau menegakkan hukum.

Baca Selengkapnya
Tak Dapat Kursi dari Sumbar pada Pemilu 2019, Ini Alasan PDIP
Tak Dapat Kursi dari Sumbar pada Pemilu 2019, Ini Alasan PDIP

PDIP tidak dapat kursi DPR RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat. Pasangan Capres-Cawapres yang mereka usung ketika itu pun hanya mendulang belasan persen sua

Baca Selengkapnya
VIDEO: PPP Keras Tahun Ini Tak Lolos Pileg: Penyelenggara Pemilu Penuh Kecurangan!
VIDEO: PPP Keras Tahun Ini Tak Lolos Pileg: Penyelenggara Pemilu Penuh Kecurangan!

Anggota Komisi II DPR fraksi PPP Syamsurizal menegaskan pemilu tahun ini penuh kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif.

Baca Selengkapnya