Heboh Video Sebut Lima Janda Sekap Pria Brondong di Sumbar, Begini Fakta Sebenarnya
Satpol PP yang mendatangi lokasi memastikan tidak ada penyekapan.
Video diunggah akun media sosial @paitakjauik beberapa hari lalu.
Heboh Video Sebut Lima Janda Sekap Pria Brondong di Sumbar, Begini Fakta Sebenarnya
Viral sebuah video dengan narasi lima janda menyekap pemuda alias berondong di sebuah rumah di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Kabar itu ramai dibagikan di media sosial.
Pada video yang diunggah akun media sosial @paitakjauik beberapa hari lalu, terlihat beberapa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan juga masyarakat. Peristiwa itu terjadi pada siang hari.
"Agiah jalan, agiah jalan, baok kantua lu, siko rami bana, masukkan ka ateh oto dulu. Astaghfirullah (kasih jalan, di sini terlalu ramai, bawa dulu ke mobil, Astaghfirullah)," terdengar suara dalam video itu.
Terkait video tersebut, Kabid Tibum Tranmas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Agam, Yul Amar memberikan klarifikasi. Dia pastikan narasi seperti yang termuat dalam video itu tidak benar.
"Setelah kita amankan kemudian didata hanya satu orang yang statusnya janda, yang lainya masih lajang," kata Kabid Tibum kepada merdeka.com Selasa, (21/5).
Saat mendapatkan informasi tersebut, petugas memang langsung mendatangi lokasi yang disebut-sebut pada Jumat (10/5) lalu. Dipastikan tidak ada seseorang yang disekap.
Sesampainya di lokasi, keadaan sudah tidak kondusif. Akhirnya keenam orang tersebut dibawa ke kantor Satpol PP agar tidak terjadi tindakan kekerasan atau main hakim sendiri.
"Pada saat petugas datang masyarakat sudah di lokasi sudah ramai, dan kita juga tidak mendapati orang ada yang disekap," katanya.
Pada saat itu juga, pihaknya hanya menindaklanjuti laporan dari Polsek Lubuk Basung agar mengamankan masyarakat yang berkumpul di indekos untuk menghindari hal-hal yang tidak diiginkan.
Hingga kini, Satpol PP Kabupaten Agam, Sumbar, belum mendapatkan informasi kelanjutan atau bagaimana penyelesaian kasus tersebut.
Usai mengamankan, pihak nagari meminta agar kejadian tersebut diselesaikan berdasarkan aturan yang berlaku di nagari mereka.
"Kami hanya menertibkan dan mengamakan saja, dan kami tidak melakukan introgasi apa yang sebenarnya terjadi. Kejadian itu diselesaikan berdasarkan aturan nagari di sana," ujarnya.