Hentikan Kekerasan, Intoleransi Hingga Perundungan di Dunia Pendidikan!
Selain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Pendidikan salah satu faktor penting untuk membangun peradaban bangsa.
Hentikan Kekerasan, Intoleransi Hingga Perundungan di Dunia Pendidikan!
Kasus-kasus kekerasan di dunia pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak. Pendidikan salah satu faktor penting untuk membangun peradaban bangsa. Mantan Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz mengatakan maju tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan. Apakah proses pendidikan itu menghasilkan manusia beradab atau sebaliknya.
"Semua stakeholder pendidikan, baik itu pemegang kebijakan, praktisi pendidikan, maupun masyarakat luas harus memberi perhatian pada kasus di dunia pendidikan seperti intoleransi, kekerasan, dan perundungan," kata Darraz, Jumat (3/5).
Darraz mengungkapkan bahwa kasus kekerasan yang selama ini terjadi tidak hanya pada sekolah-sekolah umum semata, namun juga terjadi pada institusi pendidikan berbasis keagamaan seperti pondok pesantren.
"Ini harus menjadi perhatian bersama karena kasus-kasus kekerasan di pesantren telah mencoreng nama baik pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam di Indonesia."
tutur Dosen Universitas Muhammadiyah ini.
Lebih lanjut, Dia menyampaikan selain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan juga banyak disebabkan ulah oknum terlibat di dalamnya. Menurutnya hal ini karena kurangnya penguatan nilai-nilai toleransi.Selain itu, Darraz juga menerangkan bahwa pada prinsipnya tidak terjadi disparitas antara sekolah negeri maupun swasta dalam menekankan prinsip toleransi dan moderasi beragama.
Meskipun di beberapa kasus, pemerintah kecolongan karena sekolah-sekolah tersebut dijadikan sasaran radikalisasi oleh kelompok radikal.
Perhatian Orangtua Terhadap Anak
Oleh karena itu Darraz berharap wali murid bisa terlibat aktif dalam pengawasan terhadap kehidupan dan interaksi warga sekolah (terutama siswa) di sekolah. Jangan sampai wali murid menyerahkan begitu saja kualitas dan proses pendidikan putra-putrinya kepada pihak sekolah tanpa memberikan perhatian memadai.
"Pengawasan terhadap penggunaan gawai juga harus dilakukan oleh Wali Murid, sehingga anasir negatif yang seringkali diakses oleh peserta didik dapat diminimalisir."
tutup Darraz.