Hotman Debat dengan Ahli Tim AMIN, Pertanyakan Sertifikat Forensik hingga Gunakan Istilah Asing
Hotman melontarkan pertanyaan kepada Yudi apakah memiliki sertifikat forensik digital atau tidak.
Hotman Debat dengan Ahli Tim AMIN, Pertanyakan Sertifikat Forensik hingga Gunakan Istilah Asing
Ahli dari Tim Hukum Anies-Muhaimin (AMIN) Yudi Prayudi berdebat dengan Anggota Tim Hukum Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea terkait audit forensik digital terhadap aplikasi Sirekap KPU. Hotman melontarkan pertanyaan kepada Yudi apakah memiliki sertifikat forensik digital atau tidak.
Perdebatan Hotman dan Yudi itu terjadi dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Senin (1/4).
"Saudara ahli, dalam praktik sampai MK, agar audit dari ahli digital forensik memenuhi syarat, diperlukan berbagai persyaratan. Salah satu kasus terbesar adalah kasus narkoba Jenderal Teddy Minahasa, di mana saya sebagai salah satu kuasa hukumnya pada waktu itu ada ahli digital forensik," kata Hotman.
"Pertanyaan pertama adalah apakah saudara ahli punya sertifikat, punya sertifikat international Sebagai digital forensik? karena di pengadilan umum, kalau anda tidak punya itu, anda tidak diakui," ucapnya.
Hotman melanjutkan, salah satu syarat mutlak terkait digital forensik sah adalah akun tersebut harus dikasih secara utuh kepada ahli, kemudian diaudit. Hotman berkata, istilah itu bernama Cellebrite.
"Semua isinya itu dibongkar. Itu mirip dengan audit kantor akuntan, tidak mungkin kantor akuntan mengelurkan neraca rugi laba tanpa di audit, semua dokumen dari perusahaan," sambungnya.
Hotman lalu bertanya apakah Kepala Pusat Studi Forensik Digital UII itu pernah melakukan audit digital forensik. Jika pernah, ia menanyakan kapan KPU menyerahkan aplikasi Sirekap kepada Yudi untuk diaudit forensik digital.
"Di mana KPU menyerahan kepada saudara, Sirekap untuk anda audit, pernah enggak dikasih? kemudian dibuat berita acaranya dan di-cellebrite sisinya semua, di situlah ketahuan kelemahan sistemnya dan sebagainya, dan itu banyak parameternya," ujarnya.
"Pertanyaannya apakah anda hanya membuat kesimpulan dari publikasi dari media dan tuduhan saja, sepotong sepotong tanpa pernah melakukan digital forensik utuh dari Sirekap tersebut," tambahnya.
Yudi lalu menjawab pertanyaan Hotman. Menurutnya, cellebrite yang dimaksud Hotman Paris merupakan alat, sehingga istilah di-cellebrite tidak tepat.
"Cellebrite itu nama alat Pak, untuk kepentingan mobile forensic. Jadi istilah di-cellebrite itu tidak tepat ya," kata Yudi.
Yudi menjelaskan, terkait hal ini, yang ia maksud adalah pola pikir digital forensik, bukan melakukan kegiatan digital forensik. Sebab, audit digital forensik secara resminya harus ada permintaan dan banyak prosedural.
"Kalau kita yang lakukan adalah berdasarkan data dan fakta yang ada. Kami tadi menampilkan shortcut dari yang terpublikasi. Siapa pun bisa melakukannya karena bisa didapat dari publik. Orang IT pasti paham dan sudah biasa dilakukan," ujarnya.
Yudi lalu menjawab soal sertifikat yang ditanya Hotman. Dia menyebut, sudah hampir 20 tahun berkecimpung dalam dunia digital forensik dan pernah mengikuti sertifikasi.
"Kalau yang berkaitan dengan kompetensi, alhamdulillah saya sudah berkecimpung di bidang ini sudah hampir 20 tahun di digital forensik, S2 dan S3 digital forensik. Kalau soal sertifikasi saya dulu pernah beberapa kali mengikuti sertifikasi," ujarnya.