HUT RI ke 75 di Tanah Kelahiran Bunda Fatmawati
Merdeka.com - Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir Soekarno 75 tahun lalu tidak terlepas dari beberapa peristiwa penting. Di antaranya adalah perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua mengenai kapan proklamasi kemerdekaan akan digaungkan.
Golongan muda ingin kemerdekaan segera diproklamasikan. Sebaliknya, golongan tua tidak sepakat karena tidak ingin ada pertumpahan darah, mengingat anggota pasukan Jepang di Indonesia masih banyak.
Perbedaan pendapat golongan muda dan golongan tua ini dilatarbelakangi menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Jepang lumpuh karena hantaman bom atom pada 9 Agustus 1945 di Kota Nagasaki dan Hiroshima hingga berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.
-
Kapan Bung Karno diasingkan ke Bengkulu? Provinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
-
Kapan Soekarno diasingkan di Bengkulu? Masa pengasingan Soekarno mulai tahun 1938 sampai 1942 ini telah muncul jalinan asmara dengan Fatmawati setelah sang presiden aktif dalam kegiatan kepemudaan Bengkulu.
-
Kenapa rumah Bung Karno di Bengkulu direnovasi? Rumah itu harus direnovasi terlebih dahulu karena bekas disewa Belanda.
-
Dimana letak Bengkulu? Bengkulu adalah provinsi yang terletak pantai barat Pulau Sumatra.
-
Siapa ibu dari Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai.
-
Kapan Kartika dan Dewi Soekarno ke Indonesia? Pada 1970, Kartika Soekarno dan Ratna Sari Dewi mendapat kabar bahwa kondisi kesehatan Bung Karno semakin memburuk dan mendapat perawatan di rumah sakit.
Mulanya kemerdekaan Indonesia akan dihadiahkan oleh Jepang dengan dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Namun, Ir Soekarno memiliki pandangan tersendiri dalam memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Perselisihan tersebut berlanjut dengan terjadinya 'penculikan' Soekarno dan Muhammad Hatta oleh sekelompok pemuda ke Rengasdengklok. Selalu didesak segera oleh golongan muda, Soekarno tetap berpegang teguh untuk melaksanakan proklamasi pada 17 Agustus 1945. Sebab bagi Soekarno angka 17 merupakan angka yang suci.
Sejarah pelik inilah yang menjadi bagian dari pondasi terbentuknya Republik Indonesia. Sehingga tepat pada 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dengan lantang membacakan teks proklamasi sebagai tanda bahwa kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.
Tepat pada hari ini, 17 Agustus 2020 seluruh masyarakat Indonesia kembali mengenang momen pembacaan proklamasi kemerdekaan pada 75 tahun lalu.
Dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo dari Istana Negara, seluruh instansi pemerintahan dan instansi vertikal seluruh Indonesia menyaksikan video conference detik-detik proklamasi Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia ke 75.
Di Kota Bengkulu, Senin (17/8) pagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu yang diwakili Dedy Wahyudi selaku Wakil Wali kota beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bengkulu turut serta menyaksikan video detik-detik proklamasi HUT RI ke 75 yang dipimpin oleh Presiden RI Ir Joko Widodo.
©2020 Merdeka.comPada kesempatan ini, Dedy memaknai sebuah kemerdekaan sebagai tanda bahwa perjuangan harus tetap ada di dalam jiwa rakyat Indonesia.
"Memaknai kemerdekaan itu bagi saya adalah kita sebagai rakyat Indonesia tidak boleh berhenti untuk berjuang. Sebab dengan sifat pantang menyerah kita akan merasakan kemerdekaan melalui hasil kerja keras yang telah diraih," jelas Dedy usai upacara peringatan HUT RI ke-75.
Teruntuk masyarakat Kota Bengkulu, Lanjut Dedy, marilah kita ketatkan lagi kegiatan membaca. Karena dengan membaca kita akan menambah wawasan termasuk sejarah perjuangan bangsa Indonesia didalamnya.
"Mengenal sejarah sangat penting bagi kita semua, terutama generasi muda yang sedang bergelut dengan bangku pendidikan. Melalui membaca saya yakin pemuda Bengkulu akan banyak mengerti tentang sejarah. Ditambah lagi kita berada dan lahir di daerah yang berperan penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia," lanjut Dedy.
Dedy menambahkan, Kota Bengkulu merupakan bagian dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Hal ini setelah diasingkannya Bung Karno ke Bengkulu sampai dipinangnya Ibu Fatmawati sebagai istrinya.
"Tanah kelahiran kita sempat menjadi bagian dari sejarah Indonesia dengan diasingkannya Bung Karno pada 1938-1942 ke Kota Bengkulu. Tidak hanya itu, selama pengasingannya Bung Karno kepincut dengan wanita kelahiran Bengkulu bernama Fatmawati dan menikahinya. Fatmawati adalah Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan penjahit bendera pusaka," tutup Dedy. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Baca SelengkapnyaDi Medsos dinarasikan jika warna merah bendera berasal dari tenda tukang soto. Sedangkan kain putihnya diambil dari seprai rumah Bung Karno. Benarkah demikian?
Baca SelengkapnyaFoto seorang wanita mengenakan kerudung saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 mencuri perhatian. Siapa sosok tersebut?
Baca SelengkapnyaMegawati tiba di Bandara H Hasan Aroeboesman sekira pukul 13.50 WITA
Baca SelengkapnyaAkrab, intip potret lawas Megawati Soekarno Putri dan Dewi Soekarno.
Baca SelengkapnyaGanjar terlihat didampingi istrinya, Siti Atikoh dan putranya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar. Begitu pula dengan Mahfud MD ditemani istri, Zaizatun Nihayati.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ratna Sari Dewi istri Bung Karno kembali mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaKenapa tidak memilih tanggal lain? Ini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaPotret putri pertama Soekarno dan Ratna Sari ikut rayakan HUT RI ke-78.
Baca SelengkapnyaSebuah potret lawas yang merekam aktivitas sang Proklamator beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaSepanjang hidup Bung Karno hanya untuk didedikasikan bagi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Baca SelengkapnyaProvinsi Bengkulu pernah menjadi tempat pengasingan Presiden Soekarno selama era sebelum kemerdekaan dalam rentang tahun 1938-1942.
Baca Selengkapnya