IDAI Sayangkan Kurangnya Pengawasan & Edukasi Nitrogen Cair di Makanan Buat Keracunan
Merdeka.com - Setidaknya sepuluh anak mengalami keracunan usai mengonsumi makanan jenis ciki yang dicampur nitrogen cair.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kondisi ini terjadi karena kurangnya pengawasan pemerintah terhadap penggunaan nitrogen cair pada pangan. Ditambah lagi, pengakuan masyarakat yang masih minim soal bahaya nitrogen cair yang ada di dalam makanan.
"Nitrogen cair itu, selama dikelola dengan baik itu relatif masih diperbolehkan, jadi sedikit jumlahnya dan dipakai dengan pengawasan," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Muzal Kadim dalam Media Brief Jajanan Anak dan Kesehatan Pencernaan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (17/1).
-
Kenapa keracunan makanan bisa terjadi? Keracunan makanan bisa dialami karena sejumlah hal seperti: Campylobacter, bakteri yang ditemukan dalam makanan dan minuman yang terkontaminasi atau diproses secara tidak baik, Escherichia coli (E. coli), biasanya ditemukan pada sayuran mentah dan daging yang kurang matang, Listeria, yang dapat hadir pada daging irisan dan keju lembut, Norovirus, yang dapat Anda dapatkan dari kerang yang kurang matang, Salmonella, biasanya ditemukan pada unggas yang kurang matang dan telur mentah, Staphylococcus aureus, yang juga dapat menyebabkan infeksi staph.
-
Apa yang menyebabkan keracunan massal? Keracunan sendiri ditengarai akibat santapan nasi kotak yang dibagikan pada acara reses anggota DPRD Kota Cimahi, pada Sabtu (22/7) lalu.
-
Di mana keracunan terjadi? Ratusan warga Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat mengalami keracunan massal usai memakan nasi kotak pada acara reses anggota DPRD setempat.
-
Kenapa anak mudah keracunan? Anak-anak memiliki sistem pencernaan dan kekebalan yang masih dalam tahap berkembang, sehingga mereka lebih rentan terhadap keracunan makanan.
-
Siapa pelaku keracunan? Seorang perempuan pekerja di Tiongkok didakwa karena mencoba menghentikan kehamilan rekan kerjanya dengan cara menambahkan racun ke dalam minuman rekan kerjanya.
-
Apa saja gejala keracunan makanan? Dilansir dari WebMD gejala tersebut dapat meliputi: Muntah, Mual, Diare, Sakit perut, Demam.
Seiring viralnya camilan chiki ngebul, Muzal menuturkan menyebut terjadinya permasalahan karena pemerintah kurang mengawasi dan memberikan edukasi terkait penggunaan nitrogen cair.
Akibatnya, banyak pedagang yang tidak memahami penggunaan nitrogen cair. Sehingga menimbulkan keracunan bagi pihak yang mengonsumsi. Apalagi, penggunaannya mulai marak ditemukan pada camilan di sekolah.
Hal miris lainnya yang dia soroti adalah sekolah juga tidak dapat mengawasi peredaran makanan bernitrogen cair, karena tidak bisa memantau setiap harinya. Jajanan-jajanan itu pun lebih banyak dijual di luar gerbang sekolah.
Padahal nitrogen cair yang tertelan oleh anak, dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh seperti perut menjadi kembung, sakit perut yang parah hingga muntah. Padahal kapasitas lambung terutama milik anak berukuran kecil.
Ia mencontohkan jika satu mililiter nitrogen cair tertelan maka cairan akan menguap menjadi 700 mililiter dengan sangat cepat.
Dampak buruk lainnya adalah mengalami kebocoran lambung, gejala peritonitis seperti kelelahan, buang air kecil, tinja, atau gas lebih sedikit, sesak napas, detak jantung yang cepat dan pusing yang dapat dimasukkan dalam kondisi darurat medis yang membutuhkan perawatan medis.
Menurut Muzal, perlu ada regulasi terkait pengelolaan yang baik terkait nitrogen cair yang beredar di tengah masyarakat. Selain menimbulkan dampak keracunan bagi orang yang menelannya, orang yang mengelola nitrogen cair sendiri bisa berisiko terkena luka dingin jika kontak terlalu lama tanpa menggunakan pelindung.
"Cara penyimpanan tidak boleh di ruang tertutup yang tidak kuat, nitrogen bisa mengembang dengan cepat bahkan meledak," kata dia.
Oleh karenanya, dia mengingatkan pada semua orang tua untuk mulai membawakan makanan bergizi ke sekolah, supaya asupan gizi anak tetap terjaga dan mencegah anak untuk jajan sembarangan.
Ia turut menekankan bahwa makanan bernutrisi tidak selalu berupa makanan mahal seperti daging. Namun dapat diganti dengan telur, ikan, sayur maupun buah-buahan.
"Sebenarnya tidak boleh digunakan sembarangan untuk menyajikan atau mengolah makanan atau mengawetkan makanan biasanya di tempat tertentu misal hotel atau restoran besar yang mengerti tentunya," ujar dia.
Sebelumnya, masyarakat menyoroti nitrogen cair pada jajanan chiki ngebul telah menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan anak.
Kementerian Kesehatan sendiri per tanggal 12 Januari 2023 juga sudah menerima total 10 kasus dengan gejala keracunan pangan akibat mengonsumsi chiki bernitrogen tersebut.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kasus camilan 'Hot Spicy Latiru' dan 'Latiao Stripes', belasan siswa keracunan.
Baca SelengkapnyaPiprim mengatakan makanan dengan pemrosesan ultra memiliki kandungan yang minim serat namun sangat tinggi kalori dan gula.
Baca SelengkapnyaYLKI pernah menemukan banyak produk impor yang tidak memenuhi standar masuk ke Indonesia pada ritel besar.
Baca SelengkapnyaPenjual yang melanggar peraturan akan dicabut izin berjualan di sekolah atau denda.
Baca SelengkapnyaKebiasaan jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari keracunan makanan hingga obesitas.
Baca SelengkapnyaSakarin, aspartam, siklamat, sukralosa, acesulfame potassium, sorbitol, dan neotam adalah beberapa contoh pemanis buatan yang sering hadir dalam produk makanan.
Baca SelengkapnyaUntuk memastikan kandungan di dalam minuman, Disdik membentuk tim khusus dan menggandeng BPOM.
Baca SelengkapnyaBeberapa siswa yang mengalami gejala keracunan ini masih ada yang harus dirawat di beberapa fasilitas kesehatan berbeda.
Baca Selengkapnyanatrium dehidrosetat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenyakit disebabkan dari konsumsi air yang tidak jernih di antaranya diare.
Baca SelengkapnyaPelabelan kandungan nutrisi di makanan atau Nutri-Grade bisa membantu konsumen memilih makanan lebih sehat.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis makanan yang mungkin tampak tidak berbahaya bagi anak-anak, sebenarnya dapat memiliki efek merugikan pada perkembangan otak mereka.
Baca Selengkapnya