Istana belum bahas tawaran barter Australia atas terpidana mati
Merdeka.com - Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengaku belum tahu adanya penawaran dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop membarter dua terpidana kasus narkoba asal Australia yang akan dieksekusi mati Indonesia. Julie menawarkan barter tiga warga negara Indonesia terpidana kasus narkoba dengan 2 gembong narkoba 'Bali Nine' yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Belum dibahas, saya belum bisa komentar. Tentang itu. Belum tahu," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3).
Andi mengaku akan berkoordinasi terlebih dulu apakah Indonesia pernah barter terpidana dengan negara lain. "Nggak tahu saya, harus dicek dulu ditanya. Regulasinya dan perjanjian antar dua negara. Nanti dicek dulu ke Menlu," ujarnya.
-
Dimana kasus narkoba jaringan internasional ini dibongkar? Ditresnarkoba Polda Metro Jaya berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jaringan internasional yang beroperasi di Malaysia-Riau-Jakarta.
-
Siapa yang ditangkap karena kasus narkoba? Penangkapan Ammar Zoni ini ternyata tak membuat Irish Bella ambil pusing, ia bahkan tetap sibuk syuting.
-
Siapa yang ditangkap terkait narkoba? Sosok suami Irish Bella kembali tertangkap dalam kasus narkoba, menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan.
-
Siapa yang ditangkap dalam kasus narkoba ini? Sejumlah orang yang diduga terlibat sebagai kurir narkoba telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
-
Siapa pelaku pembunuhan wanita di Bali? Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan ini. Tersangka bernama Anjas Purnama (23), warga Desa Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, Dia merupakan seorang anak buah kapal (ABK).
Menurut Andi, Presiden Joko Widodo, juga belum diinformasikan soal itu. "Saya harus bertanya ke Kemenlu soal itu, karena itu wewenang Kemenlu," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga mengaku belum tahu pemerintah Australia menawarkan hal itu. Namun demikian, Ryamizard mencibir tawaran pemerintah Australia itu.
"Masa tuker-tukeran kayak perang aja. Jadi begini, itu kayak orang Indonesia kan, orang Indonesia di sini kalau pengedar dihukum mati juga. Kan sama-sama. Biar aja hukum mati semua. Hukum mati semua kan indonesia? Jadi kalau ditukar, kita tahan di sini. Dihukum mati nanti dia ke sana belum tentu dihukum mati itu. Karena pengedar luar biasa, kemarin kan *saya* sudah kasih tau setahun 18.000 yang mati," tegasnya.
Dengan adanya tawaran itu, katanya, pemerintah Indonesia harusnya tidak berubah sikapnya untuk tegas mengeksekusi terpidana mati narkoba.
"Iya. Coba yang direhab 4 juta lebih. Yang direhab tapi tidak bisa lagi, 1, 2 calon mati. Yang buat siapa? Orang-orang ini. Kan pantes dihukum mati. Kalau dia tidak dihukum mati lagi di dalam penjara aja dia bisa kendalikan bisnis dari dalam penjara, dilepas, waduh, itu bayangin, luar biasa itu tambah-tambah lagi, bahaya," ujarnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polri menjelaskan banter Alice Guo dengan Gregor Haas masih dalam proses dan tidak ada batas waktu lantaran merupakan bentuk kerja sama Indonesia dan Filipina
Baca SelengkapnyaRatusan kilogram narkoba jenis sabu hendak diselundupkan melalui perairan Kepulauan Riau
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku mengedarkan narkoba berasal dari jaringan peredaran sabu-sabu dari Malaysia.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri mengungkap kasus dugaan TPPO yang melibatkan 50 orang warga WNI. Puluhan korban itu diberangkatkan ke Australia untuk dipekerjakan sebagai PSK.
Baca SelengkapnyaKrishna mengatakan Gregor tak bisa langsung dideportasi ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaBebas dari Penjara, Bule Australia Terlibat Penipuan Bisnis Rokok Dideportasi dari Bali.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri membongkar kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan warga negara Indonesia di Sydney, Australia.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkapkan kejadian nahas yang dialami 50 WNI korban TPPO di Sydney Australia
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaSaat diperiksa, petugas menemukan ada grup obrolan pada platform telegram dengan nama grup “Jual Ginjal” di handphone WNI tersebut.
Baca SelengkapnyaModus itu terungkap setelah Murtala mencoba mengirimkan paket sabu seberat 110 kilogram satu hari menjelang pemungutan suara atau 13 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama merupakan warga negara Indonesia yang bermukim dan mengendalikan peredaran narkoba dari Thailand.
Baca Selengkapnya