Jaga Kesehatan Jelang Wukuf, Jemaah Haji Lansia Diajak Senam di Hotel
Merdeka.com - Puncak pelaksanaan ibadah haji akan berlangsung kurang dari dua pekan lagi. Jemaah haji Indonesia, terutama yang berusia lanjut diminta menjaga kesehatan. Caranya, kurangi aktivitas di luar hotel dan berolahraga agar tidak jenuh.
Wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni 2023. Hingga Kamis 15 Juni, jemaah gelombang kedua terus berdatangan melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Makkah.
Sementara di Madinah, sebanyak 24 kloter jemaah kuota tambahan akan mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz mulai hari ini. Setelah beristirahat semalam, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk melakukan umrah wajib.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan jamaah haji? Karmijono meminta jemaah menjaga kondisi kesehatannya dengan selalu membawa obat di saku baju atau tas pinggang. Tak lupa sering minum air mineral, dan tidak melewatkan makan.
-
Kenapa jemaah haji harus menjaga kesehatan? Namun pihaknya ingin jemaah haji benar-benar sehat karena perjalanan menuju puncak haji masih cukup panjang.'Cuma kita mau dia memang benar-benar stabil, sehingga kalau kita kembalikan ke kloter itu dalam kondisi yang sehat dengan catatan,' kata Karmijono.
-
Kapan orang berhaji? Melansir dari berbagai sumber, Senin (6/2/23), berikut ulasan selengkapnya untuk Anda mengenai 25 kata-kata naik haji dengan sarat doa dan harapan mulia.
-
Bagaimana cara menghindari risiko saat berhaji? 'Tolong perhatikan benar, jangan asal pakai visa, cek dulu. Kalau visa haji silakan berangkat. Kalau di luar bisa haji sangat beresiko,' kata Alex.
-
Kapan waktu pelaksanaan haji? Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia. Setiap tahun, Haji dilaksanakan dalam periode lima hari, mulai dari tanggal 8 dan berakhir di 12 Zulhijjah.
-
Apa yang dimaksud dengan haji? Haji secara istilah adalah menyengaja berkunjung ke Baitullah, di Makkah untuk melakukan ibadah pada waktu dan cara tertentu serta dilakukan dengan tertib.
Suasana di Kota Makkah semakin padat. Setelah pemerintah Arab Saudi memberlakukan kuota normal, diperkirakan ada 2,5 juta lebih jemaah haji dari seluruh dunia yang akan berkumpul saat puncak pelaksanaan haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat, mengimbau kepada jemaah haji Indonesia untuk menjaga kondisi kesehatannya agar bisa melaksanakan rangkaian rukun dan wajib haji.
"Kita kurangi aktivitas supaya punya tenaga yang cukup untuk melaksanakan puncak ibadah haji. Jangan sampai nanti pada saat pelaksanaan wukuf kita drop, karena kita salah pasang strategi," ujar Arsad di Bandara KAAIA Jeddah, Rabu (14/6).
Arsad menyarankan, bila jemaah haji merasa kurang fit, lebih baik melaksanakan aktivitas ibadah di hotel atau di masjid-masjid terdekat. Tidak perlu memaksakan salat ke Masjidil Haram, atau melakukan umrah sunah berulang-ulang.
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga hari ke-23 operasional misi haji Indonesia, sudah 62 jemaah yang wafat baik di Makkah dan Madinah.
Arsad mengatakan, untuk menekan angka kematian jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan mencoba mendekatkan pelayanan kesehatan kepada jemaah melalui layanan satelit yang ada di hotel.
"Jadi bukan lagi di sektor ya, sektor kan terdiri dari beberapa hotel. Nah sekarang kita buka di setiap hotel. Mereka (jemaah) turun dari kamar ke lantai paling bawah ada di situ layanan satelit. Mereka bisa sekadar memeriksa tensi setelah pulang dari masjid," papar Arsad.
Menurut Arsad, tenaga kesehatan sudah melakukan upaya antisipasi agar tidak terjadi kegawatdaruratan. Untuk jemaah haji yang meninggal sebelum puncak haji, akan dibadalkan oleh pemerintah. Adapun jemaah yang berhak mendapatkan badal haji, yakni mereka yang meninggal dunia setelah masuk asrama haji sampai menjelang pelaksanaan wukuf.
"Kita dari pemerintah menyiapkan nanti siapa yang berhak untuk mendapatkan badal haji," ujarnya.
Jemaah lainnya yang berhak mendapatkan badal haji yakni mereka yang sakit. Dia mencontohkan orang-orang yang dirawat di rumah sakit, yang kalau di copot alatnya (infusnya) bisa terjadi kondisi fatal. Sedangkan untuk jemaah yang demensia, akan dilihat kondisinya.
"Kondisinya mungkin lumayan cukup parah, sehingga dia tidak bisa dimobilisasi. Nah itu bisa juga masuk kategori (dapat badal haji)," jelas Arsad.
Senam Lansia
Selain mengurangi aktivitas, cara jemaah haji menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan melakukan olahraga. Seperti yang diinisiasi oleh petugas haji daerah kloter 13 SOC, Budi Abadi.
Budi yang sehari-hari menjabat sebagai Kapolsek Semarang Utara itu mendampingi 360 jemaah asal Kendal dan Semarang, Jawa Tengah. Sebagian besar lansia berumur di atas 60 tahun. Setiap pagi, Budi mengajak mereka untuk melakukan senam lansia, di aula Hotel Risq Palace, Misfalah, Makkah,.
"Karena ibadah haji adalah ibadah fisik, kami berinisiatif menyelenggarakan senam lansia. Kami berharap setidaknya membantu memberikan tubuh yang bugar kepada para lansia, agar nanti di puncak haji benar-benar siap fisiknya," kata Budi Abadi Rabu (12/6).
Kegiatan itu mendapat tanggapan positif para jemaah. Mereka antusias mengikuti senam.
"Senang sekali karena jadi enteng badannya setelah kita melakukan aktivitas fisik di Masjidil Haram. Senam ini juga bisa mengusir kebosanan," kata Ummi Fatiyah (48), jemaah asal Kota Semarang.
Budi Abadi menambahkan, dalam mendampingi dan melayani jemaah lansia, dia berkoordinasi dengan dokter Kloter 13.
"Karena banyak yang sepuh, makanya saya berikan sedikit senam kebugaran agar reaksi otak dan tenaga harus laras, sekaligus memberikan motivasi kepada jemaah," katanya.
Senam juga membuat para lansia yang sudah berada di Tanah Suci sejak 28 Mei lalu itu tidak bosan. Aktivitas rutin salat ke Masjidil Haram atau di hotel, dan menunggu puncak haji yang masih lama, membuat sebagian jemaah merasa jenuh dan stres.
Tak lupa, Budi berpesan agar jemaah jangan memaksakan diri ketika kondisi tubuh tidak kuat.
"Dengan sehat kita bisa melaksanakan ibadah serta selalu menjaga barang-barang saat ibadah. Jangan keluar hotel jika tidak terlalu terpaksa. Jika pergi ibadah, usahakan jangan sendiri, bersama rombongan, minimal berdua," ujarnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk menghindari kepadatan di terminal bus, jemaah diminta agar mengatur waktu kembali ke hotel 30 menit hingga satu jam setelah salat.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga kebugaran, Kementerian Agam merancang khusus senam untuk jemaah haji untuk semua umur dan ramah lansia.
Baca SelengkapnyaJemaah diminta tidak banyak melakukan aktivitas yang tidak perlu selama pelaksanaan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaMengimbau jemaah menunda pelaksanaan tawaf ifadah dan sai sampai jemaah pulih dan bugar kembali
Baca Selengkapnya"Agar diberikan diskresi untuk diperpendek masa tinggalnya di Tanah Suci menjadi 10 - 15 hari saja," kata Zainut
Baca SelengkapnyaJemaah lansia juga perlu mempertimbangkan tips Imam Al Nawawi.
Baca Selengkapnya"Akan dipantau kesehatannya selama 21 hari oleh dinas kesehatan setempat," kata Widi
Baca SelengkapnyaPengawasan diperketat karena 407 jemaah atau 90,6 persen masuk kategori risiko tinggi
Baca SelengkapnyaMenjelang pelaksanaan ibadah haji, kawasan Masjidil Haram kian padat
Baca SelengkapnyaInti dari pelaksanaan ibadah haji yaitu di Arafah, Muzdalifah dan Mina mulai tanggal 15 Juni mendatang.
Baca SelengkapnyaKemenag tahun ini kembali mengusung tagline "Haji Ramah Lansia" seperti tahun sebelumnya, karena masih banyak jemaah haji berusia 65 tahun ke atas.
Baca SelengkapnyaJemaah Indonesia Diminta Tidak Keluar Kota Mekkah Jelang Puncak Haji, Ini Alasannya
Baca Selengkapnya