Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Massa Pendukung dan Tolak Padati KPU Saling Ejek
Mereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut terdapat dua kubu yang saling beradu orasi.
Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Massa Pendukung dan Tolak Padati KPU Saling Ejek
Ratusan masyarakat mulai memadati kawasan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3). Dalam aksi unjuk rasa tersebut terdapat dua kubu yang saling beradu orasi.
Aksi unjuk rasa dari dua kubu tersebut sehubungan dengan KPU yang akan mengumumkan hasil rekapitulasi Pemilu 2024 yang diperkirakan malam ini.
Berdasarkan pantauan merdeka.com pada sisi kiri seberang gedung KPU yang didominasi dengan anak-anak muda melakukan orasi dari mobil komando.
Mereka sempat meledek massa kontra dengan pemilu yang didominasi dengan orangtua lantaran hanya duduk saja tanpa ada melakukan orasi.
Mendengar hal tersebut, masa kontra langsung berdiri dan menyoraki massa tandingan. Tidak hanya itu, mereka juga sempat meledek dengan kalau massa tandingan dibayar sebesar Rp100 ribu.
"Nih ambil nih, bayaran kan," kata masa kontra yang geram.
Masa yang pro pemilu geram, lantas meneriakkan seraya meledeknya. "Sorry ye, sorry ye," balas massa pro pemilu.
Diantara kedua masa tersebut personel TNI-Polri telah siap siaga sejak pagi hari tadi. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan petugas bakal ditempatkan di beberapa titik berkumpulnya massa yakni KPU dan DPR.
"Dalam rangka pengamanan aksi hari ini di KPU RI dan DPR RI, kami melibatkan 1.910 Personel di KPU RI dan 1.145 personel di DPR/MPR,” kata Susatyo dalam keteranganya.
Susatyo menyampaikan penempatan personel di dua titik lokasi itu dalam rangka pengamanan dan mengawal kemungkinan adanya unjuk rasa terkait hasil Pemilu 2024.
"Kami mengimbau, siapa saja yang akan menyampaikan pendapat di muka umum sebagaimana diatur dalam undang-undang penyampaian pendapat hak setiap warga negara" tuturnya.
Rekayasa lalu lintas nantinya bersifat situasional sesuai kondisi di lapangan. Jika diperlukan, polisi akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas.
"Maka kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di depan KPU RI dan juga DPR RI agar mencari jalan alternatif lainnya dikarenakan akan ada aksi penyampaian pendapat di depan gedung KPU RI dan DPR/MPR RI,” ucapnya.
Lebih lanjut, Susatyo mengajak para peserta aksi unjuk rasa siang ini untuk memperhatikan hak-hak masyarakat lain. Petugas juga diingatkan bertindak persuasif, tidak terprovokasi, mengedepankan negosiasi, pelayanan serta humanis saat melakukan pengamanan.
"Tentunya harus memperhatikan hak-hak masyarakat lainnya, sehingga aturan dalam undang-undang penyampaian pendapat di muka umum harap dipatuhi,” imbuhnya.