Jumlah Korban Banjir di Sulawesi Selatan Bertambah Jadi 57 Orang
Merdeka.com - Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir mencapai 57 orang. Bertambah dari sebelumnya sebanyak 30 orang. Data ini merupakan pembaharuan sampai Kamis (24/1) pukul 18.00 WITA. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sesuai perkembangan pencarian warga yang sebelumnya dinyatakan hilang.
"Jumlah warga yang meninggal dunia ini di Kabupaten Gowa, Jeneponto, Maros dan Selayar. Tapi yang paling banyak korban meninggal dunia itu di Kabupaten Gowa, mencapai 42 orang," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Devo Kadafi kepada wartawan.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo memantau lokasi bencana. Sekitar pukul 16.14 WITA, Doni Munardo didampingi Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, ketua BPBD Sulsel, Syamsibar menggunakan perahu karet memantau lokasi permukiman yang masih tergenang air di perumnas Antang Blok 8, Kecamatan Antang.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana banjir terjadi? Sejumlah kereta api jarak jauh dari Jakarta tujuan Surabaya mengalami keterlambatan hingga dua sampai tiga jam dari jadwal yang seharusnya, akibat banjir di wilayah Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang.
Kepada wartawan usai memantau, Doni Munardo mengatakan masih ada genangan air di permukiman. Dia meminta kepada warga untuk tidak lagi menambang pasir di hulu Sungai Jeneberang.
"Yang jelas, pertama adalah soal tambang termasuk hutan. Jadi harus ada komitmen dari pemerintah dan juga masyarakat untuk peduli. Masyarakat jangan lagi mengambil pasir di wilayah hulunya Sungai Jeneberang. Enggak boleh lagi itu," tandas Doni Munardo.
Mantan Danjen Kopassus yang juga pernah bertugas sebagai Komandan Brigif Linud 3/Tri Budi Sakti di Kabupaten Maros, Sulsel ini meminta Pemda untuk membuat aturan soal larangan menambang di hulu sungai.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaKorban tewas akibat terjangan banjir bandang di Sumbar ini tercatat sebanyak 50 orang. Sementara, 27 orang lainnya dilaporkan hilang.
Baca SelengkapnyaBanjir dan Longsor Terjang Pesisir Selatan, 23 Korban Meninggal Dunia & 4 Orang Hilang
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) bertambah pada hari ke 9 pencarian.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar hujan Gunung Marapi yang melanda lima kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca SelengkapnyaBanjir tersebut akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah itu pada Sabtu (11/5) malam, sehingga membawa material bebatuan besar serta ranting kayu.
Baca SelengkapnyaTim gabungan masih berjibaku di lapangan untuk mencari korban yang masih belum ditemukan hingga sore ini.
Baca SelengkapnyaUpdate Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaPerpanjangan masa tanggap darurat bencana bertujuan untuk mengupayakan semua pengungsi bisa kembali beraktivitas.
Baca Selengkapnya