Kali Bekasi Tercemar Limbah, Produksi Air Bersih Terganggu
Dampaknya, produksi air bersih sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu.
Setiap tahun pada musim kemarau, air Kali Bekasi selalu tercemar limbah dan debit airnya berkurang.
Kali Bekasi Tercemar Limbah, Produksi Air Bersih Terganggu
Kualitas air Kali Bekasi semakin buruk dan tidak memenuhi standar baku mutu air baku. Dampaknya, produksi air bersih oleh Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi sempat dihentikan sehingga pelayanan kepada pelanggan terganggu. Direktur Utama Perumda Tirta Bhagasasi Bekasi, Usep Rahman Salim mengatakan, air Kali Bekasi selama ini dijadikan sebagai bahan air baku untuk diolah menjadi air bersih.
Setelah diolah melalui proses Instalasi Pengolahan Air (IPA), air bersih tersebut didistribusikan ke masyarakat pelanggan.
"Semestinya yang dijadikan air baku adalah air dari Sungai Tarum Barat atau Kalimalang, tapi karena air Kalimalang debitnya tidak mencukupi, pihak Perum Jasa Tirta (PJT) II yang mengelola Sungai Tarum Barat mencampur air Kali Bekasi dengan air Kalimalang di Saluran Irigasi Kota Bekasi,"
kata Usep Rahman.
merdeka.com
Air hasil olahan itu didistribusikan ke sekitar 80 ribu pelanggan yang berada di tiga wilayah, yakni Cabang Babelan, Pondokungu dan Tarumajaya. Namun karena produksi air bersih terganggu, maka berdampak pada pelayanan pelanggan.
Untuk mendistribusikan air bersih, Perumda Tirta Bhagasasi bekerjasama dengan BPBD Pemkab Bekasi, dan sampai saat ini sekitar 3 juta liter sudah dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
"Sampai saat ini distribusi air melalui mobil tangki masih terus kita lakukan hingga malam hari. Tapi, namanya melalui mobil tangki, sangat terbatas dan semua pelanggan tidak terlayani, tapi kita terus berusaha," ucapnya.
Setiap tahun pada musim kemarau, air Kali Bekasi selalu tercemar limbah dan debit airnya berkurang. Kondisi itu berdampak pada pelayanan air bersih kepada pelanggan. Kuat dugaan pencemaran tersebut sudah terjadi sejak di hulu wilayah Kabupaten Bogor.
"Pencemaran Kali Bekasi yang mengganggu produksi sebenarnya sudah mulai pertengahan Agustus 2023 sampai saat ini, terparah pencemaran mulai September 2023," katanya.
Kondisi di tiga IPA Cabang Babelan, Pondokungu dan Tarumajaya saat ini sudah mulai memproduksi 30 sampai 35 persen. Jika pasokan air curah sudah normal, maka produksi akan kembali seperti biasa.