Kapal Dharma Ferry kandas di perairan Ketapang, 668 penumpang dievakuasi
Merdeka.com - Tim SAR gabungan TNI AL Lantamal XII, Basarnas, Polairud dan unsur kemaritiman lainnya di Ketapang, Kalimantan Barat, mengevakuasi secara bertahap 668 penumpang KMP Dharma Ferry 2, yang kandas Jumat (6/7) siang lalu. Dua di antaranya yang dievakuasi adalah wanita hamil, dan satu korban mengalami keguguran.
Proses evakuasi berlangsung Sabtu (7/7) kemarin. Tim gabungan bahu membahu mengevakuasi 668 penumpang, yang berangkat dari pelabuhan Tanjung Emas di Semarang Jawa Tengah, tujuan pelabuhan Sukabangun, di Ketapang, Kalimantan Barat.
"Selama proses evakuasi, juga dilakukan pengamanan dan pengawasan agar penumpang tidak panik saat dilakukan evakuasi bertahap menggunakan ponton GT (Gross Tonnage) 265 yang ditarik tugboat," kata Komandan Pos AL Ketapang Letda Laut (P) Asep Supiana, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/7).
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
Evakuasi penumpang KMP Dharma Ferry 2 ©2018 foto Lantamal XII
Asep menerangkan, KMP Dharma Ferry 2 melintas pada titik kandas dengan posisi Lintang Bujur 01 44 49 8 S - 109 52 21 0 E dengan jarak 3 Mil dari Pelabuhan Sukabangun Ketapang. "Kapal kandas diakibatkan air konda (air surut stabil), sekitar pukul 14.00 WIB," ujar Asep.
Dalam pelaksanaan proses evakuasi, aparat TNI AL Ketapang dan instansi terkait menggunakan peralatan 1 ponton GT 265, 2 speedboat KSOP, 3 perahu karet Pos TNI AL, 4 speedboat Basarnas.
Mengacu pada manifest, jumlah 668 penumpang itu terdiri dari 615 orang penumpang dewasa, 45 orang anak-anak dan 8 bayi dan balita. "Sedangkan kendaraan yang ada di dalam kapal ferry ada 3 unit truk besar, 11 unit truk sedang, 28 unit motor dan mobil pribadi 13 unit," ungkap Asep.
"Selama proses evakuasi, para penumpang kapal Dharma Ferry 2 yang dilakukan aparat, dengan menggunakan kapal Ponton GT 265 yang ditarik tugboat, hingga para penumpang terevakuasi semua ke darat dalam keadaan selamat," terang Asep.
Lantas, berkaitan dengan barang dan atau kendaraan di dalam kapal, dilakukan evakuasi susulan dan pasang perairan malam tadi. "Rencana kapal sandar di dermaga pelabuhan Sukabangun Ketapang. Ada penumpng yang dievakuasi, dibawa ke rumah sakit terdekat adalah 2 wanita dengan kondisi hamil keguguran 1 orang dan 1 anak muntah-muntah, dirujuk ke RSU Agoes Djam Ketapang," jelas Asep.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi tak mudah. Prajurit TNI butuh waktu enam jam.
Baca SelengkapnyaSejumlah petugas mengevakuasi wanita hamil besar dengan menerobos banjir Sungai Batu Merah di Desa Oelatimo, Kupang Timur, NTT, Rabu (13/3).
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKapal Wisata bernama KM Duta Samota dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang membawa 33 wisawatan asing ke Labuan Bajo kandas di perairan Pulau Kelor.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaNakhoda dan ABK langsung dibawa ke Polres Tapanuli Tengah untuk diminta keterangannya.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSelain itu terdapat belasan korban mengalami luka-luka ringan dan berat dalam musibah tersebut.
Baca SelengkapnyaSebanyak 73 penumpang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan.
Baca Selengkapnya