Kapolda NTT Dicurhati Pedagang Pasar, Resah Marak Penculikan Anak di Kupang
Merdeka.com - Jumat Curhat Polda NTT kali ini dilakukan di dalam pasar Inpres Naikoten I Kupang. Kapolda Irjen Johni Asadoma dan Wakapolda Brigjen Heri Sulistianto turun langsung mendengar keluhan para pedagang, Jumat (3/1).
Salah satu pedagang pasar Inpres Naikoten I, Albert Koanak mengeluhkan isu penculikan yang saat ini ramai dibicarakan, baik melalui media sosial maupun saat bertatap muka dengan sesama.
Menurut Albert Koanak, saat berjualan di pasar dia selalu kuatir tentang keamanan anak maupun cucu-cucunya, sehingga meminta Kapolda dan jajarannya untuk meningkatkan pengamanan di Kota Kupang.
-
Kapan anak merasa tidak aman? Anak-anak yang sering menyaksikan pertengkaran mungkin khawatir tentang perceraian atau bertanya-tanya kapan 'silent treatment' dari salah satu orangtua akan berakhir.
-
Kenapa anak sulung sering merasa perlu melindungi keluarga? Mereka sering kali merasa perlu melindungi dan membantu keluarga mereka.
-
Apa yang disampaikan Kapolda Jateng kepada warga Sukolilo? 'Mulai sekarang di wilayah Sukolilo jangan takut Polisi, silahkan berbondong bondong ke kantor Polisi untuk menyelesaikan masalah apapun ' 'Saya tidak ingin lagi kalau di sini (wilayah Sukolilo, Pati) dicap tidak baik, karena di Sukolilo masih banyak masyarakat yang taat hukum. Masih banyak masyarakat yang baik namun proses hukum tetap ditegakkan kepada oknum masyarakat yang melanggar hukum,' tambahnya.
-
Apa yang orangtua lakukan untuk anak agar merasa aman? Berbicara dengan gembira, memberikan kontak mata, dan melakukan interaksi fisik seperti pelukan tidak hanya memberikan rasa aman pada bayi, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan otak mereka.
-
Siapa yang sering merasa terancam dengan kehadiran orang lain? Bagi mereka, kehadiran individu yang lebih pintar atau lebih sukses dianggap sebagai ancaman terhadap posisi yang mereka miliki.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
"Saya mohon pengamanan diperketat karena anak-anak kami masih kecil, kalo mereka diculik saya bisa mati," katanya.
Selain isu penculikan, masyarakat juga mengeluhkan keamanan di dalam area pasar. Saat malam, banyak pedagang yang dipalak oleh preman saat mabok.
"Bapak Kapolda mohon agar anggota rajin cek keamanan pasar, karena sudah tengah malam banyak orang mabok datang gertak kami penjual," ungkap Albert Koanak.
Menanggapi keluhan tersebut, Johni Asadoma menyatakan bahwa di NTT belum ada laporan tentang penculikan anak. Semuanya hanya isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Penculikan itu belum pernah ada, jadi ini hanya isu, cuma desas-desus tapi kita akan tingkatkan patroli dan hadirkan polisi ditengah-tengah masyarakat," ujarnya.
Menurut Johni Asadoma, Kamis (3/2) kemarin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang mengeluarkan surat imbauan tentang maraknya aksi penculikan, namun surat itu langsung meralat surat tersebut karena dianggap salah penulisan kalimat.
"Walaupun belum terjadi tapi kita polisi tetap awas, waspada untuk selalu mengawasi semua masyarakat terutama anak-anak, jangan sampai menjadi korban penculikan. Selain itu kami juga akan rutin patroli malam dalam pasar," jelasnya.
Johni Asadoma menjelaskan, Polri saat ini memiliki program yang diberi nama Jumat Curhat. Jumat Curhat digelar untuk menyerap aspirasi scara langsung dari masyarakat.
Masih menurutya, Pasar Inpres Naikoten I sengaja dipilih sebagai lokasi Jumat Curhat karena pasar merupakan titik kumpul masyarakat seluruh lapisan, yang memiliki banyak persoalan dan membutuhkan keterlibatan polisi.
"Kita ingin mengetahui secara langsung kondisi dan perputaran ekonomi. Selain itu mengecek harga barang untuk menjadi bahan analisa dan ditindak lebih lanjut jika ada harga barang yang tidak wajar," tambah Johni Asadoma.
Memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, perjudian dan pencurian di pasar juga akan menjadi atensinya. "Perjudian dan pencurian di pasar akan menjadi atensi saya kedepan," tutup Johni Asadoma.
Usai mendengar keluhan masyarakat, Johni Asadoma bersama jajarannya menyambangi para pedagang. Ia memborong habis sayur milik sejumlah pedagang.
Johni Asadoma juga menyempatkan diri berbincang dengan beberapa pedagang mulai dari menanyakan nama, alamat, serta harga bahan makanan yang mulai merangkak naik.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pastikan Situasi Rumah yang Ditinggal Mudik Aman, Kapolres Rokan Hulu Patroli Permukiman Warga
Baca SelengkapnyaAnggota Provos di Pelabuhan Nusantara viral dan banjir kecaman usai menendang pedagang asongan.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaPolisi berjanji menindak tegas pelaku yang menyerang para pedagang hingga merusak kios pada Minggu (24/9) sore tersebut.
Baca SelengkapnyaPara pedagang mengeluhkan dampak kebakaran dan keamanan kepada polisi.
Baca SelengkapnyaKasus asusila ini tak hanya merusak masa depan anak, namun juga membuat mereka harus berurusan dengan hukum.
Baca Selengkapnya"Saya belum jadi gubernur sudah diomelin," kata Pramono.
Baca SelengkapnyaAncaman itu didapatkan agar mereka mau direlokasi.
Baca SelengkapnyaBerdagang jadi salah satu cara bertahan hidup masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenariknya lagi, dia menikmati hidangan malam bersama masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaTidak lupa Karyoto juga meminta kepada warga untuk saling mengawasi keluarganya.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi sejumlah pedagang di pasar tersebut.
Baca Selengkapnya