Belum Jadi Gubernur, Pramono Sudah Kena 'Semprot' Pedagang Kota Tua
"Saya belum jadi gubernur sudah diomelin," kata Pramono.
Lis, seorang ibu yang biasa berdagang di Kota Tua Jakarta mengangkat tangannya saat dipersilakan untuk bertanya dengan Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung di kawasan Tamansari Jakarta. Kamis (10/10).
Mengenakan baju kampanye Pramono-Rano, ia meraih mikrofon ke depan dan langsung berbicara.
"Pak tolonglah saya pedagang Kota Tua, saya mewakili seluruh pedagang Kota Tua," kata wanita yang tinggal di RW 06 itu.
"Sabar, Bu. Sabar, Bu. Nama dulu, nama dulu," Pramono menepuk bahu Lis.
"Oh iya, nama saya Lis. Saya pedagang di Kota Tua. Saya mau tanya, apa benar di Kota Tua sudah tidak boleh lagi berjualan?" tanyanya.
"Selama ini, saya dan semua pedagang di Kota Tua, hanya bisa berdagang Sabtu-Minggu saja. Hari biasa steril," lanjutnya.
Pramono yang sudah berdiskusi sebelumnya dengan tokoh masyarakat setempat juga mengaku mendapat keluhan yang sama. Kata dia, nantinya pedagang akan dikelola secara baik dan tidak boleh ada pengusiran lagi.
"Nah, saya juga tadi sudah berbicara dengan Pak Ujang. Ini memang menjadi problem, makanya saya akan mengelola PKL ini di Kota Tua. Tidak ada lagi yang boleh mengusir para pedagang," kata Pramono.
Lis, segera menyambar, "ya itu kan kalau dari Bapak, bawahan Bapak nanti gimana? Bisa enggak mereka bener enggak ngusir? Selama ini pegangannya kan pake keputusan gubernur,"
Pramono kembali menepuk bahu Lis, "Saya belum jadi gubernur sudah diomelin," kata dia.
Pria kelahiran Kediri itu kembali menjelaskan bahwa pengelolaan tidak hanya soal tempat. Tetapi juga soal produk apa saja yang bisa dijual, sehingga ada nilai dan variasi lain dalam berdagang.
"Sekali lagi, mereka ini cuma mau hidup, bukan mau foya-foya. Saya yakin mereka mau diatur dan mau dikelola oleh pemerintah supaya lebih baik kedepannya," jelas Pramono.