Kasus Cebongan, saat Pangdam Diponegoro termakan ucapannya
Merdeka.com - Aksi koboi terjadi di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3). Empat tahanan meregang nyawa akibat diberondong dengan senjata api yang diketahui berjenis AK 47. Sempat membantah terlibat, TNI akhirnya mengumumkan 11 anggota Kopassus berada di balik aksi itu.
Tidak lama setelah kejadian, muncul dugaan bahwa para pelaku sadis tersebut merupakan anggota Kopassus. Dugaan tersebut bukan tanpa alasan, usut punya usut empat tahanan yang tewas tersebut merupakan pelaku penganiayaan terhadap seorang anggota Kopassus, Serka Heru Santoso (31) yang tewas di Hugo's Cafe, Yogyakarta.
Disebut-sebut institusinya terlibat penyerangan Lapas Cebongan, Panglima Kodam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Hardiono Saroso langsung membantah mati-matian bahwa anggotanya tidak ada yang terlibat dalam penyerangan sadis tersebut. Pangdam pun membantah sekaligus memastikan bahwa senjata yang digunakan para pelaku bukanlah senjata standar TNI AD.
-
Siapa yang terbunuh dalam pembantaian di Hargorejo? Tercatat dalam peristiwa itu, sebanyak kurang lebih 65 orang terbunuh.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan Hadi Tjahjanto terhadap prajurit marinir? 'Marinir? Coba saya cek marinir beneran apa enggak,' kata Hadi Tjahjanto.
-
Siapa yang mengeroyok Sersan Heru Santosa? Dalam keributan itu, Sersan Heru Santosa dikeroyok Dicky dan teman-temannya dan ditusuk menggunakan sebilah belati.
-
Siapa yang tewas dalam kontak senjata? 'Adapun identitas KKB yang tewas yakni, Oni Kobagau, Jaringan Belau, Agustia, dan Ones,' tutur Faizal kepada wartawan, Rabu (24/1/2024).
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
"Senjata laras panjang dan pendek banyak beredar di masyarakat sehingga, tidak hanya tentara atau aparat saja yang memiliki," tegas Pangdam kala itu.
"Sebagai panglima saya bertanggung jawab penuh dengan semua yang ada di wilayah Kodam IV Diponegoro. Tidak ada prajurit yang terlibat tidak mungkin. Karena hasil jaminan dari komandan satuan mereka bisa mengendalikan semua," tegas pria berkumis itu 23 Maret lalu.
Namun, tiga belas hari pasca bantahan Pangdam, tim investigasi yang dibentuk Mabes TNI AD menyampaikan hasil penyelidikan yang dilakukan terhadap kasus penembakan 4 tahanan titipan di Lapas Cebongan Sleman, Yogyakarta. Dipastikan, pelaku penembakan adalah anggota Kopassus.
"Dalam penyelidikan yang dilakukan sejak 29 Maret lalu, hasilnya para pelaku adalah rekan-rekan Serka Heru Santoso yang tewas dalam perkelahian di Hugo's Cafe," ujar Ketua Tim Investigasi Brigjen Unggul K Yudhoyono, saat jumpa pers di Dinas Penerangan TNI AD, Kamis (4/4).
Unggul menjelaskan, sebelas pelaku yang berasal dari Grup 2 Kopassus Kartosuro melakukan penyerangan dengan spontanitas. Selain karena kasus tewasnya Serka Heru Santoso pada 19 Maret 2013, penyerangan tersebut juga dilatarbelakangi peristiwa pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 23 maret oleh para korban.
"Penyerangan ini akibat pembunuhan bermotif tindakan reaktif karena kuatnya jiwa korsa dan membela satuan," kata Unggul.
Unggul menambahkan, sebelum peristiwa, dua dari 11 pelaku yang terlibat penyerangan sempat berupaya untuk mencegah. Tapi karena kalah jumlah, mereka kemudian hanya memantau dari luar.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan tim TNI, ada 9 orang yang menyerbu masuk ke dalam Lapas Cebongan pada 23 Maret pukul 00.15 WIB. Satu orang menjadi eksekutor, 8 berjaga di kompleks lapas.
"Terdapat 2 orang di mobil Feroza yang berusaha untuk mencegah tindakan rekan-rekannya namun tidak berhasil," ungkap Unggul.
Selanjutnya, diketahui saat mengeksekusi korban, para pelaku menggunakan 6 pucuk senjata, yakni 3 pucuk AK 47 yang dibawa dari latihan, 2 pucuk AK 47 replika, dan satu pucuk pistol jenis Sig Sauer replika.
Hasil penyelidikan tim investigasi Mabes AD membuat Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso termakan ucapannya sendiri. Para pelaku penyerangan akan menjalani proses hukum di Puspom AD.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan tidak ada impunitas bagi anggota TNI yang melakukan tindak pidana.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono menegaskan proses peradilan dugaan korupsi penerimaan suap melibatkan KaBasarnas Marsdya Henri Alfiandi, dilaksanakan terbuka.
Baca SelengkapnyaPolisi mengabulkan penangguhan penahanan terhadap seseorang berinisial ARH.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan selama inni belum pernah bertemu dengan sosok tersebut.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaTim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud buka suara soal pengeroyokan dilakukan anggota TNI terhadap relawan.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaDalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaPanglima menegaskan, tindakan prajurit TNI di Polrestabes Medan itu tidak mewakili institusi.
Baca SelengkapnyaPangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca Selengkapnya