Keluarga korban pinisi karam di Sangeang ikut dalam pencarian
Merdeka.com - Keluarga dari salah satu wisatawan asal Spanyol yang hingga saat ini masih dinyatakan hilang di perairan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, ikut melakukan pencarian bersama regu penyelamat.
"Keluarga wisatawan itu datang tadi pagi ke Sangeang, dan langsung naik ke kapal RB 220 untuk bersama-sama melakukan pencarian," kata Kepala Seksi Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram Lalu Wahyu Efendi, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), seperti dikutip Antara, Kamis (21/8).
Dua orang wisatawan asal Spanyol, masing-masing Victor (42) dan George (45), merupakan penumpang perahu pinisi yang tenggelam di Pulau Sangeang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Minggu (17/8) sekitar pukul 01.15 WITA, diduga akibat menabrak batu karang.
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
Perahu pinisi tersebut berlayar bersama 20 wisatawan asing dan lima anak buah kapal dari Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, NTB, menuju Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 10 orang penumpang berhasil diselamatkan pada hari kejadian, Minggu (17/8), sedangkan 13 lainnya diselamatkan oleh nelayan pada Senin (18/8) sekitar pukul 01.00 WITA.
Para penumpang yang diselamatkan pada hari kedua itu terdiri atas lima anak buah kapal dan delapan wisatawan asing. Dengan demikian, total penumpang yang selamat 23 orang, sementara dua wisatawan asal Spanyol hingga saat ini masih belum ditemukan.
"Pencarian hingga hari kelima belum membuahkan hasil. Sampai sore ini masih nihil," ujar Wahyu.
Rencananya, akan ada lagi satu anggota keluarga wisatawan asing yang belum ditemukan itu datang ke Kabupaten Bima, untuk ikut melakukan pencarian bersama regu penyelamat.
Para anggota keluarga korban perahu pinisi yang tenggelam itu diperbolehkan bergabung melakukan pencarian bersama tim penyelamat demi memastikan apakah anggota keluarganya masih hidup atau sudah meninggal.
"Kalau kemungkinan hidup itu tergantung takdir karena sudah memasuki hari kelima. Kami tetap berharap semoga dua wisatawan yang belum ditemukan itu tetap hidup," kata Wahyu.
Upaya pencarian korban tidak hanya melibatkan tim dari Basarnas Mataram dan Kabupaten Bima, tapi juga TNI Angkatan Laut, aparat kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima dan para nelayan.
Basarnas Mataram memberangkatkan 25 anggotanya ke perairan Pulau Sangeang, menggunakan kapal penyelamat RB 220 dari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, pada Minggu (17/8), untuk membantu upaya pencarian korban.
Pencarian kedua korban dilakukan dengan menyisir perairan wilayah barat dan timur Kabupaten Bima, sedangkan di wilayah tengah menyisir perairan laut Kolo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Sementara di bagian timur, regu penyelamat menyisir perairan laut Bajo Pulo di Gilibata. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim SAR menghentikan pencarian KM Sanjaya 86 yang karam di perairan Bali sepuluh hari lalu. Sebanyak 16 nelayan yang ada di kapal itu masih hilang.
Baca SelengkapnyaRekannya hanya melihat perahu milik kakek tersebut terombang ambing di tengah laut
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaAN berusaha menyelamatkan istrinya, RZ (30) dan anaknya, FH, yang masih berusia lima tahun, agar tidak hanyut.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaLima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab ketujuh mayat itu ditemukan tewas mengambang di kali.
Baca SelengkapnyaSeorang ABG laki-laki, RZ (15), hilang saat ikut orang tuanya ke kebun dekat hutan.
Baca Selengkapnya