Kemendes PDTT Apresiasi Sejumlah Inovasi Desa di Banyuwangi
Merdeka.com - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) mengapresiasi sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menguatkan program di desa-desa, salah satunya terkait inovasi smart kampung untuk pelayanan publik dengan mengkoneksikan jaringan antar desa dengan fiber optic.
Hal ini disampaikan Wakil Menteri PDTT, Budie Arie Setiadi saat Webinar bersama Bupati Banyuwangi, akademisi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi dan sejumlah mahasiswa.
"Ke depan sudah ada lagi tawar menawar, kita harus siap menghadapi hempasan kemajuan teknologi. Dan Banyuwangi telah memfasilitasi desanya," ujar Budie dalam Webinar yang di gelar Kampus Untag Banyuwangi, Jumat (17/7).
-
Apa tujuan Banyuwangi meluncurkan program Digitalisasi Kelurahan? Peluncuran tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sebagai upaya mewujudkan peningkatan layanan publik dan penguatan data.
-
Bagaimana Kanwil BPN Jatim meningkatkan sinergi dengan Pemda? Keterbukaan Informasi ini dinilai memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan program-program yang sedang dijalankan. Bukan hanya itu, dukungan dari seluruh pihak terkait juga memegang peranan penting, sehingga di tiap penyelenggaraan sosialisasi, Kementerian ATR/BPN selalu menekankan penguatan sinergi lintas sektor.
-
Apa program pengentasan kemiskinan Banyuwangi? 'Saat ini, Banyuwangi terus menekan angka kemiskinan yang ada. Meskipun sudah rendah, tapi berbagai intervensi masih harus dilakukan agar rakyat Banyuwangi benar-benar sejahtera,' ungkap Bupati Ipuk.
-
Bagaimana Karang Taruna Sedyo Bakti membantu para pemuda desa dalam mengembangkan potensi wisata? Misalnya kita mengadakan outbond atau pelatihan agar para pemuda ini bisa menjadi pemandu wisata. Terus ada pelatihan fotografi. Selain itu yang rutin kita lakukan setiap tahun adalah pelatihan kewirausahaan,' ujar Fauzan.
-
Bagaimana Banyuwangi melakukan penanganan kemiskinan? Menko mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyuwangi dengan program-program partisipatif.
-
Apa program utama Kampung KB Banyuwangi? 'Programnya sangat holistik mulai terkait pre-marital, kelahiran, perkembangan anak pada 1000 hari kelahiran, hingga remaja juga ada. Ini sangat mengagumkan,' ujarnya.
Budie mengatakan, menurut data di tahun 2019, transaksi e-commerce Indonesia mencapai Rp 300 triliun. Menurut prediksi Google di 2025 nilai itu akan meningkat 4 kali lipat 5 tahun ke depan.
"Sekarang pertanyaannya, siapa yang menikmati peningkatan e-commerce itu. Menurut data, e-commerce kita 90 persennya masih barang import. Sangat ironis kemajuan e-commerce ini hanya menjadikan negara kita sebagai negara konsumen bukan produsen," katanya.
Budie melanjutkan, digitalisasi ekonomi Indonesia merupakan kemampuan dan kesanggupan desa dalam menghadapi ceruk pasar yang tidak terbatas di desa maupun kota, namun juga ke luar negeri.
"Barang dari desa harus bisa dipasarkan, bukan hanya ke kota tapi juga ke luar negeri. Kami akan lakukan percepatan dan terobosan-terobosan. Jangan sampai kita cuma jadi penonton. Kita harus jadi produsen, karena Indonesia ini kaya dan akses akan semakin mudah lewat teknologi," katanya.
Budie menambahkan, potensi ekonomi Indonesia ke depan sangat besar, karena memiliki kekuatan kompetitif di 3 sektor yakni pertanian, pariwisata, dan perikanan.
"Dan Banyuwangi layak berbangga karena Banyuwangi punya 3 potensi itu," jelasnya.
Webinar ini juga mengundang Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Analis Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan pada Subdit Fasilitasi BPD dan Musdes Kementerian Dalam Negeri, Nyak Yasir Muammar dan Dosen Hukum Tata Negara Untag Banyuwangi, Demas Brian Wicaksono sebagai pembicara.
Dalam kesempatan tersebut, Anas mengungkapkan bahwa desa menjadi lokus berbagai program yang dirancang Pemkab Banyuwangi. Hal ini dilakukan sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Di Banyuwangi, kami menjadikan desa sebagai lokus bagi berbagai program yang kami rancang. Ini kami jalankan, menyusul policy Presiden Jokowi yang mewajibkan bahwa pemerintah harus memberikan ruang dan perhatian yang besar bagi desa," kata Anas.
Anas menjelaskan, peran kepala desa sangat penting, terutama untuk memajukan desanya. Desa desa harus didukung dana yang optimal agar bisa menjalankan program desanya.
"Beberapa waktu lalu, kami telah mengucurkan dana sebesar Rp 14,5 miliar untuk membantu desa-desa di Banyuwangi, sehingga teman-teman di desa bisa all out dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tanpa mengganggu anggaran desanya yang telah ada," ujarnya.
Anas kemudian menjelaskan sejumlah terobosan Pemkab Banyuwangi agar mempercepat proses pendataan dan pelayanan publik, salah satunya lewat inovasi smart kampung di desa desa lewat jaringan fiber optic yang sudah terpasang.
"Sudah 4 tahun ini kami menyiapkan infrastruktur teknologi berbasis desa. Semua desa juga sudah terhubung dengan fiber optic. Kades tidak harus berada di tempat ketika masyarakat membutuhkan tanda tangannya dalam pengurusan surat-surat. Kades cukup tanda tangan elektronik saja dari handphone-nya, dokumen sudah bisa diperoleh masyarakat. Termasuk juga kami punya program smart kampung yang memberikan layanan secara online," paparnya.
Selain itu, Anas juga menceritakan sebagian besar desa di Banyuwangi telah bersinergi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), utamanya desa-desa wisata. Menurutnya, mengintegrasikan desa wisata dengan Bumdes sangat penting menguatkan manajemen dan bisnis.
"Desa akan tumbuh kalau ada orang datang. Sehebat apa pun kreativitas yang dibangun di desa, kalau tidak ada orang yang datang, akan percuma. Ekonomi akan sulit tumbuh. Karena itu kami integrasikan desa-desa ini dengan Bumdes. Kalau desa punya homestay-homestay dan street food, maka Bumdes turut berperan serta membantu pengelolaannya," terangnya.
Selanjutnya, bila wabah virus Corona (Covid-19) telah usai, pihaknya akan mengoptimalkan peran Dasawisma. Menurutnya peran perempuan sangat dibutuhkan untuk menjalankan kebiasaan baru.
"Saya sampaikan ke Kades, kita harus bisa jadi garda yang tangguh untuk mengatasi new normal atau kebiasaan baru. Dasawisma-lah solusinya. Ke depan semuanya harus bagus, baik itu ketahanan keluarga, ketahanan gizi, ketahanan ekonomi. Kalau Dasawisma ini jalan di tiap desa, desa akan kami beri insentif," ujarnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani diundang memaparkan tentang progres program Smart Kampung, sistem digitalisasi di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaASEAN Smart City Network (ASCN), dihadiri delegasi 10 negara anggota ASEAN, di Luang Prabang, Laos.
Baca SelengkapnyaSetiap desa di Indonesia dapat menjadi kampung yang kuat jika 'punggawa; desa berkolaborasi dengan baik.
Baca SelengkapnyaMelalui kolaborasi program desa wisata di Jawa Timur dapat dikembangkan dan diperluas.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk juga menyalurkan bantuan sosial BLT Dana Desa kepada ratusan keluarga penerima manfaat (KPM).
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi berinovasi untuk memperkuat penguatan pemerintahan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaPenghargaan tersebut diserahkan langsung Dirjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Teguh Setya Budi, kepada Sekda Mujiono.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi kembali ditetapkan sebagai daerah terinovatif se-Indonesia dalam program Innovative Government Award (IGA) 2023.
Baca SelengkapnyaDesa Dompol jadi lokasi pusat peluncuran bantuan akses internet Fixed Broadband (FBB) 2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Baca SelengkapnyaMelihat Kerja Bupati Ipuk untuk mendekatkan pelayanan publik dan meninjau program kerja.
Baca SelengkapnyaReforma Agraria ini bertujuan untuk melakukan penataan aset dan akses terhadap tanah masyarakat.
Baca SelengkapnyaPindeskel merupakan ajang publikasi berbagai keberhasilan dan inovasi yang dilakukan pemerintah daerah, desa, maupun kelurahan.
Baca Selengkapnya