Kena ISPA, warga Riau minta duit ke Jokowi dan gubernur buat berobat
Merdeka.com - Lebih dari 54 ribu warga Riau terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kebakaran hutan dalan lahan. Akibat tak kunjung hilangnya kabut asap, warga minta Presiden dan Gubernur setempat untuk mengirimkan uang untuk membiayai pengobatan.
"Kalau pak Gubernur dan Presiden tidak bisa padamkan api, kirimkan kami duit untuk berobat, anak-anak kami kena ISPA, saya sendiri juga kena," ujar Chairul Hadi, salah seorang warga kecamatan Rumbai, kota Pekanbaru saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (6/10).
Hadi menceritakan, baik dia maupun anaknya sempat menjalani perawatan dikarenakan menderita penyakit ISPA akibat kabut asap. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta ini hanya mengendarai sepeda motor bermodalkan helm dan masker.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan akibat kebakaran hutan? Penyelidikan mengenai satu di antara faktor kebakaran hutan adalah membakar lahan secara langsung oleh pemilik perusahaan sawit dengan tujuan pembukaan lahan baru.
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang alami ISPA akibat polusi? Menurut informasi yang diterima, sebagian besar pasien rumah sakit banyak yang menderita ISPA, salah satu faktornya akibat kualitas udara yang kian memburuk.
-
Siapa yang rentan terjangkit ISPA akibat polusi udara? Polusi udara juga sangat rentan terjadi pada ibu hamil, balita, dewasa dengan penyakit penyerta, dan lansia.
"Kemarin pas hari Jumat (2/10), saya pingsan saat pulang kerja sekitar pukul 19.00 wib, istri saya langsung membawa saya ke RS Santa Maria," ujar Hadi.
Sesampainya di RS yang berada di jalan Jenderal Ahmad Yani itu, Hadi langsung dipasang tabung oksigen, dokter menyatakan dia kekurangan oksigen karena tebalnya kabut asap.
"Beruntung istri saya cepat membawa saya ke RS, kalau tidak, bisa hilang nyawa saya karena kekurangan oksigen. Beberapa jam hidung saya diberi selang oksigen, kondisi saya membaik lalu saya minta pulang, kasian anak di rumah," ketus Hadi.
Hadi juga mengeluhkan, lambannya pemerintahan daerah Riau, Sumatera Selatan dan Jambi dalam menangani kebakaran hutan dan Lahan. Anaknya bernama Cesya Ayujiwa berusia 8 bulan sempat dirawat di RS anak Eria Bunda Pekanbaru.
"3 hari anak saya dirawat karena ISPA, batuk berdahak, demam tinggi, menangis terus tiap malam, padahal anak saya tak pernah dibawa keluar kamar, kalau begini terus siapa yang tanggung jawab, bagaimana nasib bayi yang lain?," ketus Hadi.
Tak hanya Hadi, Dody warga kecamatan Rumbai juga mengalami hal yang sama. Namun karena tidak ada yang mengantar ke Rumah Sakit, dia hanya beristirahat di rumah sambil minum obat seadanya untuk menghilangkan demam dan batuk-batuk yang dialaminya.
"Saya 3 hari terbaring di rumah dalam kondisi demam, pusing, batuk berdahak. Saya rasa penyakit ini sama dengan warga lain yaitu ISPA. Saya lebih memilih istirahat saja di rumah," tandas Dodi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak dan lanjut usia merupakan kelompok terbanyak sebagai penderita ISPA akibat kabut asap.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus ISPA itu melonjak akibat polisi udara yang kian memburuk di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaBanjir masih menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Inhu
Baca SelengkapnyaKarhutla di Kalsel kini menjadi prioritas penanganan semua pihak
Baca SelengkapnyaAda korban yang terkena dahan pohon yang tumbang hingga sesak napas.
Baca SelengkapnyaPihak pabrik hingga kini belum memberikan bantuan kepada warga akibat kebakaran tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, biaya untuk menangani dampak polusi udara sangat besar. Menurutnya, untuk menangani ISPA di Jabodetabek mengabiskan anggaran hampir Rp10 T
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta telah menampung sekitar 450 warga korban kebakaran Manggarai di Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput.
Baca SelengkapnyaAsap tebal karhutla ini membuat warga keculitan bernapas dan menyebabkan mata perih.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca SelengkapnyaLuas lahan terbakar di Provinsi Riau sepanjang 2023 ini sudah mencapai 1.906 hektare (ha) yang terbakar.
Baca SelengkapnyaSetiap ada kebakaran lahan di lokasi perusahaan, masyarakat yang jadi korban, mulai masalah kesehatan hingga proses pembelajaran dan pendidikan.
Baca Selengkapnya