Kenapa keluarga besar selalu bertanya 'kapan nikah?'
Merdeka.com - Tidak ada yang mengganggu perasaan Nurul (29) pada acara perkawinan sepupunya, Fitry (25). Dia datang dengan dandanan yang tidak kalah bagus dengan tamu-tamu lainnya.
Dia menikmati acara pernikahan itu. Tapi ketika bertemu dengan sahabat-sahabat dan keluarganya, Nurul menjadi diam. Lagi-lagi pertanyaan itu muncul, kapan dia akan menikah.
Seperti Nurul, tak sedikit wanita dan pria lajang merasakan perihnya dihadapkan dengan pertanyaan kapan nikah. Pertanyaan kapan menikah terdengar tidak mengenakan bagi mereka yang sudah melewati usia ideal perkawinan.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Siapa yang menikah setelah 6 bulan pacaran? Donna Agnesia dan Darius Sinathrya menjalin hubungan pacaran selama 6 bulan sebelum akhirnya melangsungkan pernikahan pada 30 Desember 2006.
-
Apa itu pernikahan sesama jenis? Pernikahan sesama jenis telah menjadi topik yang kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang berdebat tentang pernikahan sesama jenis dari berbagai sudut pandang.
-
Apa itu Pariban dalam pernikahan Batak? Arti Pariban Melansir dari beberapa sumber, istilah Pariban berarti saudara sepupu. Contohnya, anak laki-laki akan memanggil Pariban kepada anak perempuan dari Tulang atau pamannya. Begitu juga sebaliknya, anak perempuan akan menyebut Pariban kepada anak laki-laki dari Namboru atau saudara perempuan ayah.
-
Bagaimana tradisi lamaran berkembang? Sekitar tahun 1930-an, prosesi laki-laki melamar kekasihnya banyak dilakukan oleh masyarakat Eropa yang kemudian berkembang ke daerah lain.
-
Siapa yang menikah di tahun 2016? Menikah pada 2016 Dikaruniai Dua Anak Harmonis Jarang tersorot usai menikah, rumah tangga Putri Titian dan Junior Liem dikenal jauh dari kabar miring.
Apakah pertanyaan kapan nikah adalah suatu tradisi atau sekedar doa dan harapan agar yang bersangkutan segera mendapat jodoh?
Sosiolog Musni Umar mengatakan pertanyaan seperti itu memang muncul dalam masyarakat, entah sebagai tradisi ataupun doa. Sebab, perkawinan dianggap sebagai hal yang istimewa dan terjadi sekali seumur hidup.
Menurut dia, perkembangan dunia dan pola pendidikan juga turut mempengaruhi suatu pola perkawinan. Dulu perkawinan adalah urusan orangtua dalam menentukan siapa yang menjadi istri atau suami bagi anak-anaknya. Saat ini perkawinan sudah menjadi keputusan pribadi setiap orang dan munculnya istilah pacaran.
Namun demikian, kata Musni, adanya pergeseran ini justru menimbulkan hal baru. Dalam masyarakat kini, kata dia, banyak pria dan wanita kesulitan mendapat jodoh entah karena kesibukan atau kurangnya waktu bersosialisasi. Sehingga pertanyaan kapan seorang menikah akan menjadi beban tersendiri bagi mereka yang belum juga menikah.
"Oleh adanya perkembangan, para lajang diberikan kesempatan cari pasangan. Tapi juga saat ini sangat sulit, tidak mudah bagi mereka yang sudah kerja. Maka muncul biro jodoh. Itu sebagai tanda bahwa cari jodoh tidak mudah. Akibatnya ada di masyarakat, laki-laki dan prempuan yang tidak menikah," kata Musni ketika berbincang dengan merdeka.com di Jakarta, Senin (4/7).
Meski sudah menjadi keputusan setiap orang untuk menentukan siapa yang menjadi pasangannya nanti, orangtua di satu sisi tetap ingin agar anak-anaknya bahagia dalam perkawinan. Terlebih adanya kenyataan banyak perkawinan kandas di tengah jalan. Maka segala bentuk perhatian semisal menjodohkan dengan orang tertentu, melarang pacaran dini, hingga membatasi pergaulan membuat sesorang akhirnya terlambat menikah atau kesulitan mendapat jodoh.
"Maka mereka melakukan intervensi. Bahkan ada yang mencari-cari siapa calon yang tepat untuk anak-anak mereka. Karena tidak menutup kemungkinan pacaran hanya demi harta nantinya. Dan itu dicegah orang tua," kata Musni.
Di tengah tuntutan dan keinginan mendapat jodoh yang tepat, intervensi keluarga, kurang sosialisasi dan kesibukan yang tinggi membuat seseorang kesulitan mendapat jodoh. Bagi Musni, pertanyaan kapan nikah sangat menyakitkan bagi mereka yang belum menikah dengan latar belakang ini. Sebaiknya, saran dia, dilakukan dengan cara yang lebih sopan atau tidak menanyakan sama sekali
"Bagi saya, perempuan atau pria lajang lama agak menyakitkan seolah tidak laku atau tidak ada yang suka. Sebaiknya gak usah tanya kaya gitu, karena ini sebenarnya ini sikap dan pandangan masa lalu bahwa seseorang harus segera nikah," ucap dia.
Akan tetapi pertanyaan kapan nikah harus juga disikapi bijak oleh pria dan wanita lajang. Orang tua, kata dia mengharapkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Selain itu, ketika diberikan kesempatan untuk berpacaran, tak sedikit pula disalahgunakan oleh anak-anak mereka dengan melakukan seks bebas.
"Tidak sepenuhnya salah orangtua karena ingin anaknya dapat calon yang baik. Tidak juga kita nilai negatif karena tidak ada orangtua yang ingin anaknya celaka, salah jalan, baru kawin langsung cerai, dan sudah ada anak lalu cerai," tegas dia.
Untuk mengatasi hal ini, Musni mengusulkan adanya peran pemerintah untuk memfasilitasi kaum muda untuk menemukan jodohnya. Usulan ini semacam adanya sebuah lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah perjodohan. Selain memfasilitasi pertemuan, termasuk di dalamnya adalah pendidikan perkawinan, konsultasi pernikahan dan menangani konflik pernikahan.
"Saran saya, di Indonesia didirikan lembaga konsultasi perkawinan, bukan biro jodoh ya. Mereke memandu, mendidik atau fasilitator. Karena zaman sekarang tidak mudah dan sangat sibuk kerja. Kedua, untuk memastikan anak muda dapat jodoh yang baik dari segi iman, sikap, dan pekerjaan," ungkap Musni.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi masyarakat Batak pernikahan pariban ini ideal dan baik. Bahkan, pariban sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Batak Toba.
Baca SelengkapnyaSekian alasan kehidupan pernikahan tak lagi seindah masa pacaran. Apa saja? Berikut ulasan selengkapnya.
Baca SelengkapnyaBenarkan pernikahan itu menakutkan hingga muncul tren "Marriage is Scary"? Ini penjelasan lebih lengkapnya.
Baca SelengkapnyaNiat awalnya hanya lamaran, pasangan ini kaget tiba-tiba diminta langsung gelar akad nikah. Video yang diunggah @mawchiato ini pun viral di tiktok.
Baca SelengkapnyaKeluarga Asri kemudian langsung mempertanyakan kapan kekasih Asri akan mengajaknya menikah.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial kisah dua sejoli yang menggelar pernikahan secara mendadak.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.
Baca SelengkapnyaFenomena waithood memiliki dampak positif dan negatif tersendiri.
Baca SelengkapnyaBerbagai hal ini akan membantu kehidupan pernikahanmu dan pasangan agar lebih tentram dan meminimalisir adanya konflik.
Baca SelengkapnyaMenikah sering kali dianggap sebagai solusi ampuh untuk mengatasi kesepian.
Baca Selengkapnya