Kerap ambil penumpang di Undip, ojek online diprotes sopir angkot
Merdeka.com - Belasan sopir angkutan kota (angkot) jurusan Ngesrep-Undip-Tembalang Kota Semarang, Jateng, memprotes tindakan para pengemudi ojek online yang kerap mangkal di wilayahnya. Mereka tak terima trayeknya diserobot pengojek online sehingga membuat pendapatannya menurun drastis.
Para sopir angkot tersebut bahkan turun ke jalanan serta menggelar aksi unjuk rasa alias demo di Gerbang Kampus Undip Tembalang, tepatnya di Kawasan Patung Kuda, Tembalang, Kota Semarang, Kamis (24/8).
Secara bersama-sama sopir angkutan manual itu memarkirkan mobilnya di tepi jalan masuk Undip kemudian membawa spanduk bernada protes terhadap operasional pengemudi online GO-JEK dan Grab.
-
Siapa saja yang naik angkot? Seringkali, para ibu-ibu naik angkot saat pergi atau pulang dari berbelanja di pasar.
-
Apa yang dilakukan sopir angkot saat ditegur? Sopir yang mengemudikan angkot berwarna biru itu tak terima laju kendaraanya tiba-tiba dihentikan oleh pemotor tersebut.'Mau kemana bos?,' ucap pemotor'Kenapa hah? Kenapa? Yang lain lewat lewat aja kenapa lu?' timpa sopir angkot.
-
Siapa yang ditegur sopir angkot? Peristiwa itu diketahui terjadi di Jalan Baru Puspanegara Citeureup, Kabupaten Bogor belum lama ini. Pemotor itu awalnya hendak menegur dengan sedikit sindiran, namun mendapat reaksi tak terduga dari sopir angkot tersebut.
-
Bagaimana sopir angkot menunjukkan kemarahannya? Merasa tak terima ditegur, sopir angkot pun lantas melayangkan pukulan kepada pemotor tersebut. Terlebih ia sadar bahwa aksinya itu telah direkam kamera.
-
Apa dampak demo buruh pada lalu lintas? Banyaknya massa berimbas arus lalu lintas di Bekasi dan sekitarnya pada Kamis (30/11).
-
Bagaimana reaksi pengendara mobil saat diprotes? Pengemudi mobil itu justru membuka kaca sambil mengeluarkan pistolnya.
"Kami tidak terima kalau mereka (ojek online) terus-menerus menyerobot penumpang di dalam Kampus Undip ini. Akibat ulah mereka, pendapatan kami jadi berkurang banyak sekali," tegas Bintoro, seorang sopir angkot jurusan Ngesrep-Undip-Tembalang PP saat mengerahkan rekan-rekannya.
Bintoro mengaku sudah berulang kali telah melayangkan peringatan keras kepada para pengojek online. Namun, para pengojek online kerap melanggar kesepakatan antara kedua belah pihak.
Saat beroperasi tiap hari, pengojek online kerap ngetem sembarangan di sejumlah fakultas yang ada di Kawasan Kampus Undip Kota Semarang. Selain mengurangi pendapatannya, aksi pengojek online itu juga membuat banyak mahasiswa beralih naik ojek online.
"Banyak sekali driver GO-JEK, Grab yang sembarangan menaikan penumpang. Kan kita sepakat agar jangan masuk kampus. Tetapi mereka seenaknya nyelonong masuk fakultas, ngetem di sana, jelas itu membuat kita kehilangan penumpang," tandasnya.
Bintoro mengaku saat ini mengalami penurunan pendapatan sampai 70 persen. Tiap hari ia yang bermodalkan uang bensin Rp 50 ribu, hanya mendapat penghasilan dibawah Rp 100 ribu.
Menanggapi kisruh tersebut, Kepada Humas Undip Kota Semarang, Nuswantoro menyatakan sampai saat ini belum adanya aturan baku soal operasional angkutan umum memang menimbulkan polemik tersendiri.
Meski begitu, Nuswantoro menegaskan bakal menyiapkan kajian lengkap untuk mengatur operasional angkutan umum di wilayahnya. Aturan tersebut disiapkan untuk menindak pengemudi GO-JEK dan Grab yang sembarangan mangkal di tiap fakultas Undip Kota Semarang.
"Akan kita kaji soal dampak kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan dengan adanya GO-JEK yang ngetem di sini. Yang jelas, kita sudah pernah mengeluarkan surat edaran untuk mengimbau GO-JEK supaya tidak ngetem di dalam kampus," bebernya.
Nuswantoro meminta kepada semua pengemudi GO-JEK agar mentaati imbauan tersebut. Ia tak ingin keberadaan GO-JEK justru menimbulkan kemacetan sehingga mengganggu ketertiban lingkungan di Kawasan Kampus Undip Kota Semarang.
"Sebaiknya tidak sembarangan parkir di Undip. Karena kan jumlah kendaraan mahasiswa dan dosen sangat banyak. Pasti juga menimbulkan dampak lalu lintas," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaDari hasil sweeping beberapa pengemudi melintas di Medan Merdeka Barat langsung diarahkan untuk ikut bergabung.
Baca SelengkapnyaAda momen mengejutkan saat bule naik mobil komando lalu berteriak "Ojol sukses"
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini menuntut persoalan mengenai tarif di mana potongan yang dibebankan kepada mitra driver mencapai 20 persen hingga 30 persen.
Baca SelengkapnyaMassa menyuarakan sejumlah tuntutan, salah satunya meminta tarif dan insentif yang layak.
Baca SelengkapnyaUsai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaRuas jalan Medan Merdeka Barat mengarah ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat ditutup.
Baca SelengkapnyaPara pengemudi ojol memprotes ketidakadilan bisnis antara aplikator dengan mitra pengemudi.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia tidak pernah memotong pendapatan Mitra Pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen
Baca SelengkapnyaDemontrasi berpotensi menghambat pengguna layanan aplikasi karena pengemudi ojol menolak bekerja.
Baca SelengkapnyaDalam tuntutannya ojol meminta pihak pemerintah untuk membuat undang-undang perihal hubungan kerja antara pihak ojol dengan perusahaan aplikasi.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga, khususnya pengguna sepeda motor, terpaksa selap-selip di antara truk-truk besar untuk menembus kemacetan.
Baca Selengkapnya