Kesenian Sakral Topeng dan Wayang Majapahit Sukses di Ulundanu Art Festival
Merdeka.com - Penampilan kesenian Sakral Topeng dan Wayang Majapahit sukses membuka acara Ulundanu Art Festival V Tahun 2019. Karya seni legendaris yang terbilang sangat sakral ini ditampilkan dengan sangat apik, apalagi diselenggarakan di salah satu cakra Dunia, yakni di DTW Ulundanu Beratan, Baturiti, Tabanan, Kamis (24/10), sekaligus penampilan ini merupakan penampilan perdana di Bali, bahkan di Dunia.
©2019 Merdeka.comHadir pada kesempatan tersebut Tenaga Ahli Menpar bidang Pemasaran dan Kerjasama I Gede Pitana, Gubernur Bali yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Provinsi Bali, Ketua DPRD Provinsi Bali, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Forkompinda Tabanan, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan serta undangan terkait lainnya.
Dengan mengusung tema ‘Tri Semaya’ yang berarti apa yang kita lakukan selama ini berorientasi kepada masa lampau dan merumuskan harapan masa depan, dengan kata lain membangun keseimbangan alam, manusia dan lingkungan, Pementasan Topeng dan Wayang Majapahit ini diharapkan Tabanan akan semakin dikenal bukan saj sebagai lumbung berasnya Bali namun juga dikenal sebagai lumbung kesejahteraan melalui kegiatan kepariwisataan dan mampu membangkitkan semangat masyarakat menuju masa depan yang maju, adi dan makmur.
-
Apa yang ditampilkan di Festival Wayang Kulit Banyuwangi? Festival Wayang Kulit 2023 ini menghadirkan lakon Ampak-Ampak Manahilan yang dimainkan oleh Dalang trio, yaitu Ki Sanggit Abhillawa, Ki Galih Kidung Wibowo, dan Ki Edo Sabdo Carito. 'Lakon ini mengisahkan penyesalan raksasa yang melakukan peperangan balas dendam di hutan Manahilan.'
-
Dimana Festival Wayang Kulit Banyuwangi diselenggarakan? Memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh setiap 7 November, Banyuwangi Festival menggelar Festival Wayang Kulit 2023. Selama 3 hari (6 – 8 November), setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Apa yang ditampilkan dalam Muhibah Budaya di Banyuwangi? Muhibah Budaya yang digelar Jumat malam (7/7/2023) tersebut menampilkan berbagai atraksi tari dari sejumlah daerah.
-
Kenapa Banyuwangi mengadakan Festival Wayang Kulit? 'Ini juga menjadi bentuk apresiasi dan pelestarian wayang kulit sebagai warisan budaya tak benda yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 November lalu. Wayang itu salah satu identitas budaya Indonesia yang harus terus kita hidupkan dan uri-uri,' imbuhnya.
-
Bagaimana Topeng Jawa digunakan dalam pertunjukan? Topeng Jawa digunakan dalam berbagai pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit, wayang wong, tari tradisional, dan pertunjukan lainnya. Topeng ini membantu aktor atau penari untuk menggambarkan karakter atau emosi yang mereka perankan.
-
Bagaimana Festival Wayang Kulit Banyuwangi dilestarikan? 'Wayang kulit itu sendiri sangat lengkap dan luas. Wayang kulit sarat kreativitas, ada seni rupa, ada seni peran dalam teaternya, ada seni suara, juga ada seni musik. Festival Wayang Kulit akan terus lanjutkan dan kita dukung pengembangannya,' kata Bupati Ipuk.
"Sebelumnya tentunya saya ucapkan rasa syukur karena atas restu beliau kita dapat hadir disini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Jadi hari ini adalah festival yang kelima. Kali ini event ini sangat bermakna dan memiliki arti yang luar biasa, dimana dengan keadaan jaman yang semakin tua, artinya banyak perubahan terhadap alam terhadap pola pikir manusia sehingga terjadi sesuatu yang tidak pada tempatnya atau anomali," ungkap Bupati Eka saat mengawali sambutannya saat itu.
Oleh karena hal itu, dikatakan Bupati Eka bentuk rasa kepedulian dan rasa cinta tanah air dan cinta akan warisan leluhur dihadirkan pada festival ini sesuatu yang sakral sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur, khususnya leluhur Majapahit yang dulu pernah mensejahterakan Indonesia, sehingga Indonesia dulu pernah menjadi Negara yang luar biasa, welas asih, penuh dengan hasil bumi, rakyatnya makmur dan sejahtera.
"Mudah-mudahan dengan penampilan Topeng dan Wayang Majapahit ini bisa memberikan makna yang luar biasa, khususnya Tabanan, Bali dan Indonesia, Nusantara yang kita cintai secara umum. Dengan tema Tri Semaya bagaimana kita tetap berkiblat kepada leluhur kita terdahulu dan kita perankan sekarang untuk menuju masa depan yang maju, adil dan makmur ke depannya," pungkas Bupati Eka.
Pada kesempatan yang sama, pihak Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang diwakili tersebut Tenaga Ahli Menpar bidang Pemasaran dan Kerjasama I Gede Pitana menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi tingginya dan setulus-tulusnya kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah secara konsisten 5 tahun berturut-turut melaksanakan festival ulundanu Beratan ini.
"Kegiatan ini bagi kami merupakan dedikasi dari wujud komitmen masyarakat untuk melestarikan seni, melestarikan budaya, melestarikan alam dan pada saat yang sama menghidupkan pariwisata untuk kehidupan dan kesejahteraan kita semua. Memang dalam pariwisata kami selalu berpegang bahwa semakin dilestarikan bahwa semakin mensejahterakan," imbuh Pitana.
Bagi pihaknya, event ini merupakan salah satu program Bali recovery disamping berbagai program lainnya di Tabanan yang didukung oleh pihaknya yang memang sudah masuk dalam calendar of event internasional dan ini merupakan ajang mempromosikan destinasi wisata. Sebuah festival akan bisa menjadi branding apabila dilakukan secara konsisten dengan tanggal dan waktu yang pasti.
"Oleh karena itu festival seperti ini harus dipromosikan bukan saja untuk eventnya, juga untuk destinasi dan kunjungan wisatawan ke depannya. Untuk itu saat ini kami mengajak 19 tour operator dari luar negeri untuk mengadakan funn trip. Kami berharap travel agen dari luar negeri itu akan memperkenalkan lebih luas lagi festival ini dan bukan saja festivalnya, melainkan Danau Beratan, wilayah Bedugul, Tabanan sebagai destinasi yang wajib dikunjungi," jelas Pitana. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Festival Kuwung yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2024 ini disambut antusias oleh ribuan warga.
Baca SelengkapnyaGandrung Sewu Payung Agung adalah cerminan keelokan dari keragaman budaya yang ada di Banyuwangi, tempat dimana tradisi dan nilai hidup saling berinteraksi.
Baca SelengkapnyaFestival Gandrung Sewu menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.
Baca SelengkapnyaPertunjukkan Gandrung Sewu juga bakal diramaikan atraksi Air Show jajaran TNI AU.
Baca SelengkapnyaPuncak acara penurunan Padaw Tujuh Dulung dalam Festival Iraw Tengkayu Ke-XIII di Kota Tarakan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Baca SelengkapnyaKabupaten Banyuwangi dikenal memiliki seni budaya yang kaya dan beragam.
Baca SelengkapnyaSetiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaTopeng Jawa memiliki berbagai makna dan fungsi tergantung pada jenisnya.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Wali Kota Tarakan, Bustan mengapresiasi antusias masyarakat dan kerja keras seluruh pihak yang membantu dalam pelaksanaan tersebut.
Baca SelengkapnyaTamansuruh merupakan desa yang berada di kaki Gunung Ijen. Budaya dan tradisi agraris sangat lekat.
Baca SelengkapnyaFestival Semarapura berhasil mendatangkan total hingga 250 ribu pengunjung, artinya ada kurang lebih sekitar 62 ribu pengunjung per hari.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca Selengkapnya