Kirab 7 sumber mata air, warga Klaten doakan Patmi Kartini Kendeng
Merdeka.com - Warga Klaten menggelar ritual sekaligus doa bagi Patmi, petani Kendeng yang meninggal usai melakukan aksi cor kaki menolak pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Doa disertai ritual Ngangsu Banyu Suci dipersembahkan untuk Patmi yang dianggap pahlawan lingkungan.
Ritual Ngangsu Banyu Suci, yang diadakan warga Desa Koripan, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (30/3) malam tersebut juga dimaksudkan untuk keselamatan bumi dan air. Sekaligus sebagai kampanye kepada warga untuk selalu menjaga lingkungan, bumi dan air.
"Ritual ini selain untuk mendoakan Yu Padmi juga sekaligus bentuk rasa syukur kami atas ketersediaan sumber mata air bersih yang melimpah sepanjang waktu," ujar penggagas acara, Agung Bakar.
-
Apa yang membuat warga Klaten antre air bersih? Warga rela antre untuk mendapatkan air demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka Antrean warga terlihat di Kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan membawa sejumlah jeriken, warga mendatangi sumur bor sedalam 240 meter milik pemerintah desa setempat. Warga harus antre berjam-jam dan bergantian dengan warga lain untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih.
-
Bagaimana warga Klaten mendapatkan air bersih? Warga kemudian harus antre untuk memperoleh air dari sumur bor. “Kita kan masing-masing kepala keluarga, sebagian besar 80 persen itu punya bak penampungan air sendiri-sendiri. Itu digunakan untuk menampung air hujan dan digunakan saat musim kemarau. Tapi kan sekarang rata-rata baknya kecil-kecil“
-
Dimana warga Klaten mengantri air bersih? Antrean warga terlihat di Kantor Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Dengan membawa sejumlah jeriken, warga mendatangi sumur bor sedalam 240 meter milik pemerintah desa setempat.
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
-
Apa yang dilakukan warga Patemon untuk mengatasi krisis air? Pada awalnya, tak sedikit warga yang menolak usulan pembuatan sumur resapan itu. Namun pada akhirnya mayoritas warga tetap bergerak karena merasakan begitu pahitnya krisis air bersih.
-
Bagaimana desa Patemon mengatasi krisis air bersih? Tahun 2014 adalah titik balik bagi warga Desa Patemon keluar dari krisis air bersih. Mereka ramai-ramai membuat sumur resapan di sekitar mata air. Sumur resapan itu dibuat seluas 2x2 meter dengan kedalaman 2 meter. Bagian dasarnya diberi batu koral untuk membersihkan air.
Ritual dimulai dengan pengambilan air dari 7 sumber mata air di yang ada di desa tersebut. Yakni umbul Susuhan, umbul Jolotundo, umbul Sigedang, umbul Gedaren, umbul Nilo, umbul Pelem dan umbul Manten.
Air dimasukkan ke dalam kendi. Selanjutnya kendi-kendi tersebut dikirab dengan berjalan kaki menuju Padepokan Puser Jagad di Desa Koripan yang berjarak sekitar 3 kilometer.
Selain Ngangsu Banyu Suci, kegiatan juga diisi dengan jamasan, bersih desa, dan pentas kesenian tradisional. Agung menuturkan, keberadaan air yang melimpah di Desa Koripan bukan hanya layak disyukuri tapi juga perlu usaha dari warga untuk memuliakan air dengan cara sederhana.
Antara lain dengan cara merawat kebersihan sungai, umbul, dan sumber mata air lain, menanam pohon untuk mengikat air tanah, memanfaatkan sumber air yang ada sebagai pasokan air minum bagi warga, dan juga merayakan dalam ritual penghormatan terhadap air.
"Dengan kegiatan ini, kami berharap bisa meningkatkan kesadaran warga tentang pentingnya merawat air, sikap lebih bijak dalam menggunakan air, termasuk sungai, serta kesadaran menjaga lingkungan," imbuhnya.
(mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka
Baca SelengkapnyaTak sekedar nguri-uri kebudayaan, tradisi ini juga jadi salah satu cara orang Sunda dalam menjaga mata air sebagai sumber kehidupan warga.
Baca SelengkapnyaMereka membuat kesepakatan bersama agar air di Tuk Serco terus mengucur sepanjang massa
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca SelengkapnyaTerhitung sebanyak 105 tangki dengan total 600.000 liter sudah didistribusikan ke beberapa kecamatan/kota yang berada di Provinsi Banten.
Baca SelengkapnyaPolri dalam hal ini membangun 10 titik sumur bor pada delapan kecamatan di Gunungkidul
Baca SelengkapnyaSalah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSelain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.
Baca SelengkapnyaTradisi Petik Laut di Probolinggo berlangsung meriah. Ribuan orang hadir menyaksikan.
Baca SelengkapnyaKonon pada zaman dahulu mata air tersebut digunakan untuk mandi para tentara.
Baca SelengkapnyaBPBD Jatim menyalurkan air bersih ke Situbondo akibat langganan kekeringan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca Selengkapnya