Kisah Bripka Joko 23 Tahun Gali Kubur di Samarinda, Dulu Cari Uang Sekarang Buat Amal
Merdeka.com - Keseharian Bripka Joko Hadi Afrianto, personel Polsek Samarinda Ulu di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, bisa menginspirasi banyak orang. Selain aktif di Kepolisian, dia juga melakoni tugas sebagai penggali kubur selama 23 tahun.
Joko yang lahir di Berau 6 April 1987 itu merupakan Ketua Perkuburan Muslimin di Jalan Ulin, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Merdeka.com menemuinya di lokasi itu untuk melihat lebih dekat aktivitasnya dia menggali kubur.
"Saya sudah gali kubur sejak kelas 2 SMP. Jadi sampai sekarang hampir 23 tahun gali kubur. Sedangkan saya jadi polisi hampir 17 tahun. Jadi, duluan saya sebagai tukang gali kubur, kemudian jadi polisi," kata Joko dalam perbincangan bersama merdeka.com, Rabu (22/3).
-
Bagaimana karier Jenderal Polri? Tak hanya itu saja, rekam jejak karier Carlo selama menjabat sebagai anggota Polri juga bukan kaleng-kaleng. Ia beberapa kali turut serta berhasil memecahkan kasus.
-
Siapa Polwan inspiratif dari Sumatra Utara? Natalia Bangun adalah seorang anggota polisi yang sudah mengabdi selama 31 tahun.
-
Siapa Bapak Brimob Polri? Atas perjuangannya, Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Dr. H. Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri.
-
Dimana Jenderal Polri bertugas? Carlo Brix Tewu merupakan seorang Purnawirawan Polri yang sekarang menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.
-
Kenapa anggota Polri ini mendapatkan penghargaan? 'Sebagai penghargaan kepada anggota Polri yang berjasa besar dengan keberanian, kebijaksanaan, dan ketabahan luar biasa melampaui panggilan kewajiban yang disumbangkan untuk kemajuan dan pengembangan kepolisian, atau tidak pernah cacat selama bertugas di kepolisian,'
-
Apa tugas utama Brimob Polri? Korps Brimob Polri bertugas menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
Ikuti Jejak Ayah
Ayah Joko juga seorang anggota Polri. Kehidupan pas-pasan semasa dulu membuat orang tuanya menambah penghasilan dengan menggali kubur. Joko muda pun semangat membantu ayahnya.
"Kalau dulu gali kubur karena tidak punya uang. Ayah saya, Alhamdulillah juga polisi. Cuma waktu itu beliau cuma pangkat tamtama. Jadi jauh sebelum saya menjadi polisi, saya sudah bekerja (menggali kubur) ini," ujar Joko.
Bertugas sebagai penggali kubur bukan tanpa suka duka. Sukanya, pekerjaan itu untuk mencari amal selama hidup di dunia. Sedangkan dukanya, terkadang dia bersama warga yang juga bekerja sebagai gali kubur mendapat keluhan dari masyarakat.
"Karena yang gali kubur ini bukan kami saja, ada yang lainnya. Cuma kadang pihak lain itu menggali dan tidak mengembalikan (tanah) ke tempatnya. Jadi ahli waris (kuburan lain) komplain ke kami," cerita Joko.
Sisihkan Penghasilan untuk Kelola Perkuburan
Sebagai personel Polri, aktivitas Joko sebagai penggali kubur untuk membantu masyarakat justru mendapat dukungan dari pimpinannya di Samarinda.
"Kalau soal membagi waktu, pimpinan saya Alhamdulillah memberi kelonggaran sebagai kegiatan di luar kantor. Itu juga sebagai bagian dari amanat Undang-Undang No 02 Tahun 2022 tentang tugas Polri melindungi dan mengayomi masyarakat," terang Joko.
Untuk merawat Pekuburan Muslimin di Jalan Ulin, kata Joko, pengeluaran rutin mencapai hingga Rp6 juta setiap bulan. Rinciannya untuk listrik Rp100 ribu, air bersih Rp 200 ribu, obat rumput Rp1,7 juta, upah semprot rumput Rp130 ribu per orang untuk 3 orang, dan juga upah membersihkan botol di sekitar makam dengan memberdayakan ibu rumah tangga di sekitar pemakaman Rp700.000. Tidak jarang dia menutupi pengeluaran dengan menyisihkan gajinya sebagai personel Polri.
"Untuk jaga pos Rp300 ribu. Sekira Rp6 juta per bulan. Kalau pendapatan Rp 2,5 juta-Rp 3 juta. Karena kebutuhan di pemakaman ini tiap bulan banyak, sedangkan pendapatan minim, jadi tiap bulan saya membantu menutupi pengeluaran. insyaallah ada berkahnya," jelas Joko.
"Alhamdulillah juga ada sumbangan dari kotak amal, ada dari sumbangan sukarela RT di empat kelurahan. Saya juga nyambi jual air, jual kembang, jual pasir dan bata buat nutupin pengeluaran," imbuh Joko.
Berharap Ada Lahan Baru
Karena pemakaman semakin padat, Joko berharap ada wakaf lahan untuk perluasan area pemakaman. "Harapan saya kalau bisa karena sekarang mulai padat dan ada lahan Inhutani, tanah kosong, siapa tahu pemerintah bisa menjadikannya sebagai wakaf buat warga. Ya, pelebaran pemakaman itu intinya," sebutnya.
Joko pun punya alasan dia masih menjadi tukang gali kubur di samping tugas utamanya sebagai personel Polri yang sudah berpenghasilan tetap.
"Bagaimana ya? Saya tidak mau meninggalkan (sebagai penggali kubur). Kalau bilang orang-orang jangan buang masa lalu. Kan saya dari dulu besarnya, hidup dari penghasilan gali kubur. Jadi tetap saya kerjakan," ungkap Joko.
"Kalau dulu jadi mata pencaharian, kalau sekarang saya kerjakan karena saya mencari amal. Sampai sekarang, mungkin ada hampir 1.000 makam yang saya gali. Karena sempat sehari 14-15 galian. Tapi sekarang 4-5 galian sudah tidak tahan pinggang saya," tutup Joko sambil tersenyum mengakhiri perbincangan.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi mulia personel Polsek Samarinda Ulu, Bripka Joko Hadi Aprianto menarik perhatian pimpinan Polri.
Baca SelengkapnyaDia diketahui secara sukarela menjadi penggali kubur. Ternyata, hal itu telah dilakukannya selama lebih dari 20 tahun.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menerima, Joko justru meminta hal lain. Apa yang diminta ke Kapolri?
Baca SelengkapnyaJenderal Listyo sempat menawarkan sekolah perwira kepada Bripka Joko.
Baca SelengkapnyaAlasannya pun membuat hati begitu tersentuh hingga sang jenderal menitikkan air mata haru.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menabung seribu rupiah hingga Rp15 ribu.
Baca SelengkapnyaBerbekal tekad begitu besar, nyatanya usaha yang dijalaninya ini berbuah kesuksesan.
Baca SelengkapnyaPutra bungsu dari enam bersaudara itu harus menjalani kehidupan pahit manakala sang ayah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDemi menghidupi keluarganya, Sopiah rela menyamar menjadi pria agar diterima bekerja sebagai kuli.
Baca SelengkapnyaDemi menyambung hidup, sosoknya diketahui tak hanya bertugas sebagai abdi negara.
Baca SelengkapnyaJuru parkir ini membuktikan berangkat haji bisa tak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya
Baca SelengkapnyaBerikut potret Jenderal Polisi turun gunung untuk mengatur lalu lintas mudik.
Baca Selengkapnya