Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah masa kecil Gus Dur, nakal tapi pintar

Kisah masa kecil Gus Dur, nakal tapi pintar Gus Dur-Hugo Chavez. ©Reuters

Merdeka.com - Meski terlahir sebagai anak Wahid Hasyim, Gus Dur tumbuh seperti anak-anak seusianya. Dia juga nakal, bahkan bisa dibilang berperilaku nyeleneh karena sikap nakalnya tidak bisa ditekan oleh ayahnya. Gus Dur kerap diikat dengan tambang di tiang bendera di depan rumah sebagai hukuman untuk sikap nakalnya.

Ketika belum genap berumur 12 tahun, Gus Dur sudah dua kali patah lengan akibat kegemarannya memanjat pohon. Pertama kali lengannya patah karena terjatuh dari pohon akibat dahan yang dia injak patah.

Kemudian, dia juga hampir kehilangan tangannya. Kisahnya, waktu itu dia mengambil makanan dari dapur lalu memakannya di atas pohon besar. Karena keenakan di atas pohon dia sampai tertidur lalu menggelinding dan terjatuh ke bawah.

Dalam ingatan Gus Dur , seperti diceritakan Greg Barton, penulis buku Biografi Gus Dur , waktu itu dia mengalami patah tulang serius sehingga tulang lengannya menonjol keluar. Dokter pertama yang merawatnya khawatir kemungkinan dia akan kehilangan tangannya. Beruntung, karena kecekatan dokter, tangannya bisa disambung kembali.

"Akan tetapi pengalaman ini hampir tak berpengaruh terhadap dirinya karena Gus Dur muda tetap kurang berhati-hati dan selalu bertindak impulsif."

Namun demikian, di balik tingkah nakalnya itu, Gus Dur kecil juga dikenal sebagai pecandu buku bacaan. M Hamid, dalam bukunya berjudul: Gus Gerr: bapak pluralisme & guru bangsa, mengisahkan soal hobi membaca Gus Dur . Hamid mengutip buku Beyond the Symbols: Jejak Antropologis Pemikiran dan Gerakan Gus Dur .

Dalam buku itu dikisahkan, beberapa kali Gus Dur ditegur oleh ibunya soal kebiasaannya membaca. "Jangan terlalu banyak membaca, nanti matamu rusak," begitu kata sang bunda sambil membolak-balik halaman novel sastra putranya yang baru berusia 10 tahun.

Gus Dur memang maniak membaca. Dia benar-benar memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Dia juga kerap berkunjung ke perpustakaan umum di Jakarta. Pada usia itu, dia sudah akrab dengan buku-buku serius, dari filsafat, cerita silat, sejarah, hingga sastra.

Sejak duduk di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Gus Dur sudah menguasai bahasa Inggris. Dalam waktu dua tahun, saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dia sudah melahap beberapa buku bahasa Inggris, di antaranya; Das Kapital karya Karl Marx, buku filsafat Plato, Thalles, Novel karya William Bochner.

Adapun karya sastra yang dia baca di antaranya karya Ernest Hemingway, John Steinbeck, dan William Faulkner. Dia juga tuntas membaca beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti; Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky, dan Mikhail Sholokov.

Namun saat di SMEP itu, Gus Dur pernah tidak naik kelas. Konon, dia mengaku kehilangan gairah sekolah karena tidak mendapat teman yang mengerti pikirannya. Akibatnya, Gus Dur sering membolos dan memilih pergi ke perpustakaan serta menonton film di bioskop. Bahkan sering kali dia lebih memilih sepak bola ketimbang sekolah. Walhasil, Gus Dur tidak naik kelas.

Ibunya lalu mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikannya dengan mengaji kepada Kiai Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Lagi-lagi, Gus Dur memberontak. Dia merasa aturan di pondok pesantren terlalu ketat, sehingga dia meminta izin ke ibunya untuk kos di luar pondok.

Pada akhirnya, dia kos di daerah Kauman, di lingkungan sekitar Keraton Yogyakarta. Dia tinggal di rumah Haji Djunaid, seorang tokoh organisasi Islam Muhammadiyah. Haji Djunaid merupakan sahabat dekat Wahid Hasyim, ayah Gus Dur . Selain nyantri di pondok pesantren, dia juga melanjutkan pendidikan di SMP. Benar saja, sejak kos itu Gus Dur semakin giat belajar.

Di sekolah, kemampuan Dur meningkat, terutama pengetahuan bahasa Inggrisnya. Akhirnya pada 1957 dia lulus SMP, lalu pindah ke Magelang untuk memulai pendidikan muslim di Pesantren Tegalrejo. Di Magelang Gus Dur mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun).

(mdk/mtf)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bercita-Cita Tidak Jadi Apa-apa, Ini Kisah Teladan dari Gus Dur yang Tetap Menggema Meski Sosoknya Sudah Tiada
Bercita-Cita Tidak Jadi Apa-apa, Ini Kisah Teladan dari Gus Dur yang Tetap Menggema Meski Sosoknya Sudah Tiada

Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur masih terus menjadi perbincangan hingga kini. Banyak kisah teladan dari sosoknya.

Baca Selengkapnya
Pernah Tidak Naik Kelas hingga Tak Lulus Kuliah, Sinta Nuriyah Ungkap Sisi Lain Gus Dur yang Jarang Diketahui Orang
Pernah Tidak Naik Kelas hingga Tak Lulus Kuliah, Sinta Nuriyah Ungkap Sisi Lain Gus Dur yang Jarang Diketahui Orang

Sosok Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah humoris semasa hidupnya.

Baca Selengkapnya
Seumur Hidup Presiden Ini hanya Tiga Kali Menasihati Anaknya, Kata-katanya Selalu Diingat Sang Anak
Seumur Hidup Presiden Ini hanya Tiga Kali Menasihati Anaknya, Kata-katanya Selalu Diingat Sang Anak

Presiden ini dikenal sebagai orang tua sekaligus teman yang asyik bagi anak-anaknya. Ia bahkan tak segan meminta maaf kepada sang anak karena merasa bersalah.

Baca Selengkapnya
Presiden Ini Dulu Uangnya Pas-pasan, Sang Istri Jualan Kacang Goreng dan Es Lilin agar Empat Putrinya Bisa Sekolah
Presiden Ini Dulu Uangnya Pas-pasan, Sang Istri Jualan Kacang Goreng dan Es Lilin agar Empat Putrinya Bisa Sekolah

Presiden ini dikenal sebagai sosok yang jenius. Hasil pemikirannya sering dikagumi banyak orang. Namun, ia tak punya banyak uang.

Baca Selengkapnya
Mengenang Momen Lebaran di Rumah Gus Dur, Tamu dari Berbagai Kalangan Diperlakukan Sama, Ditemui sambil Rebahan di Kursi
Mengenang Momen Lebaran di Rumah Gus Dur, Tamu dari Berbagai Kalangan Diperlakukan Sama, Ditemui sambil Rebahan di Kursi

Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tak bisa dilepaskan dari kisah-kisah jenaka

Baca Selengkapnya
Siapa Sangka Anak Kiai Sahabat Soekarno Ini Gemar Manjat Pohon, saat Dewasa Terpilih Jadi Presiden
Siapa Sangka Anak Kiai Sahabat Soekarno Ini Gemar Manjat Pohon, saat Dewasa Terpilih Jadi Presiden

Gus Dur adalah pemimpin yang begitu dicintai rakyat Indonesia karena sosoknya gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Gus Dur Mendidik Saya Hingga Jadi Cawapres
Cak Imin: Gus Dur Mendidik Saya Hingga Jadi Cawapres

Isu pengkhianatan kepada Gus Dur muncul setiap lima tahun, saat pemilu.

Baca Selengkapnya
Tak Menghamba Istana, H Agus Salim Sering Pindah Kontrakan Bahkan Kebocoran saat Hujan
Tak Menghamba Istana, H Agus Salim Sering Pindah Kontrakan Bahkan Kebocoran saat Hujan

Hebatnya, tak pernah terucap kata menyakitkan dari Zainatun Nahar, istri Agus Salim atas prinsip hidup yang dipegang suaminya.

Baca Selengkapnya
PODCAST JUNCTO: Gus Ipin, dari Anak Band Sukses Pimpin Trenggalek 8 Tahun
PODCAST JUNCTO: Gus Ipin, dari Anak Band Sukses Pimpin Trenggalek 8 Tahun

Usia muda tak membuat Mochammad Nur Arifin atau Gus Ipin takut memimpin Trenggalek.

Baca Selengkapnya
7 September 1940: Lahirnya Gus Dur, Bapak Pluralisme Indonesia
7 September 1940: Lahirnya Gus Dur, Bapak Pluralisme Indonesia

K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik.

Baca Selengkapnya
Prabowo Cerita Kedekatannya dengan Gus Dur: Saya Ini Jenderal yang Tukang Pijitnya
Prabowo Cerita Kedekatannya dengan Gus Dur: Saya Ini Jenderal yang Tukang Pijitnya

Prabowo mengatakan, nilai yang diajarkan oleh Gus Dur terus dijaga dan menjadi bagian perjuangannya.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Aksi Heroik Megawati Lilitkan Bendera Pusaka untuk Bung Karno di Wisma Yaso
Cerita di Balik Aksi Heroik Megawati Lilitkan Bendera Pusaka untuk Bung Karno di Wisma Yaso

Cerita itu disampaikan Guntur Soekarnoputra dalam buku berjudul 'Sang Saka Melilit Perut Megawati, Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme'.

Baca Selengkapnya